Sabtu, 31 Desember 2016

Resensi – MY NAME IS KIM SAM SOON

Judul Buku : My Name is Kim Sam Soon
Penulis : Ji Su-Hyun
Penerbit : Penerbit Haru
Tebal : 384 Halaman
Tahun Terbit: 2012
4/5 stars
"Kenapa orang-orang selalu ingin tahu perihal orang lain sudah menikah atau belum, atau sudah punya pacar atau tidak?  Apa urusan mereka?" - Kim Sam Soon


Kim Sam Soon, nama itu terdengar kampungan dan mengerikan di telinga orang Korea khususnya. Bahkan saking membenci namanya itu ia sempat mengganti namanya dengan Kim Hye Jin saat kencan. Iya, Sam Soon pernah mengikuti kencan karena di usiannya yang sudah menginjak 29 Sam Soon belum juga memiliki pasangan. Ia malah menvalahkan namanya sendiri yang menjadi kegagalannya soal asmara.

Sam Soon bekerja sebagai penilai rasa makanan. Tubuhnya gemuk dan sangat cemas untuk segera menemukan pasangan. Ia pernah berpacaran dengan seorang pria sebelumnya Hyun Woo, namun tidak lama ia diputuskan dengan alasan ingin keluar negeri. Suatu ketika mantan kekasihnya itu hendak melamar calon isterinya. Sam Soon yang masih menyimpan dendam pada mantannya itu melakukan hal yang cukup gila. Ia menaburkan bubuk cabai di kue yang Hyun Woo pesan. Alhasil Sam Soon ketahuan dan langsung dipecat.

Akibat insiden tabrakan antara mobil yang dikendarai Sam Soon dengan Jang Do young, Sam Soon terpaksa bekerja untuk Jang Do young menggantikan partisier andalanya. Pertemuan mereka bukanlah yang pertama kali. Sam Soon dan Do young ikut di kegiatan pencarian jodoh yang sama. Hubungan mereka tidak terlalu baik pada awalnya. Do young kerap menggagalkan usaha perjodohannya. Ia ingin sekali tidak berurusan dengan pria itu-walaupun ia kaya dan pemilik sebuah sebuah restaurant ternama.
Karena suatu hal Sam Soon meminta bantuan pada petingginya Jang Do young untuk memberikan uang sebesar lima puluh juta won. Jang Do young menyanggupi hal itu tapi dengan syarat Sam Soon mau berpura-pura untuk tampil di depan ibunya sebagai kekasih Do young. Apakah Do young benar-benar akan menjadi kekasih dan pendamping hidupnya? Lalu jika tidak apakah hati yang sudah mulai mencintai pria itu sudah siap untuk kembali tersakiti?

“Kau akan bertemu dengan orang yang ditakdirkan untukmu, kau akan mendengar suara lonceng berdentang dalam hatimu. Ini dia orangnya, ini dia orangnya, ini dia orangnya, suara lonceng yang berdentum seperti itu.” – Hyun Woo

Kim Sam Soon, buku ini dari segi tema sudah sangat umum dalam drama Korea. Gadis miskin, biasa saja namun bertemu dengan tokoh pria dari kalangan atas lalu boom! Hidup gadis itu berubah seketika.
Alurnya cukup menyenangkan, ada saja konflik dan hal-hal yang terjadi pada dua karakter utamanya. Aku suka dengan cara si penulis menggambarkan dua karakternya. Sungguh tidak mudah menjadi Sam Soon yang terus-terusan putus asa dan kalut karena kecemasan tidak menemukan pasangan. Begitu juga dengan Do young yang terus dituntut ibunya mendapatkan pasangan, padahal karirnya sudah sukses.

Kisah mereka berdua sangat menghibur, well walaupun mainstream tapi ada saja hal yang bisa dicandai dari Sam Soon dan Do young. Sam Soon yang begitu berambisi untuk segera mendapatkan pasangan merefleksikan problematika wanita Korea khususnya yang sulit mendapatkan pasangan. Apalagi dengan fisik yang tidak ideal akibat tubuhnya yang gemuk menambah nilai minus kemungkinan Sam Soon akan laku. Jika dipikirkan dengan rasionalitaa, Sam Soon tidak hanya harus memikirkan pencarian, tapi menumbuhkan cinta pada dirinya sendiri dan berinteraksi dengan lawan jenisnya. Jika seseorang menutup diri dan menyibukkan dirinya sendiri bagaimana dunia akan tahu seseorang sedang mengaharpkan cinta?

Pada awal-awal penulis menuturkan latar belakang para karakternya. Aku suka sekali dengan ini, aku makin mengenal seperti apa masa lalu kisah cinta Sam Soon yang membuatnya masih dikukung emosi atas pengkhianatan mantan kekasihnya. Begitu juga dengan sosok rapuh Do Young setelah ditinggal pergi wanita yang dicintainya. Alurnya yang santai memang agak terasa datar, tapi kita akan diisi dengan interaksi mereka berdua yang sering kali meributkan sesuatu dan bagaimana mereka bisa saling peduli dengan kekurangan satu sama lain.

Sungguh untuk sebuah buku terjemahan Haru, buku inilah yang paling berantakan. Aku membaca cetakan pertama yang kala itu terbit tahun 2012. Ada banyak kesalahan ketik, kurangnya tanda spasi dan huruf yang hilang. Terjemahannya yang seringkali berbelit-belit makin menuntut saya yang membacanya untuk berhenti dan memikirkan sejenak. Tapi karena terlalu banyak saya jadi malas untuk mencatatnya.

Kenikmatan membaca adalah saat pesan yang diutarakan sampai ke pembaca. kekurangan bukan sesuatu yang bisa menghadang seseorang untuk mendapatkan impiannya. Awalnya memang akan menyakitkan dihina, dianggap sebelah mata, dan siapakah si dunia ini yang ingin ditolak? Tidak ada. Jadikan buku ini bacaanmu saat lelah dan putus asa terhadap kehidupan yang
selalu menuntut lebih darimu.



2 komentar:

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...