Senin, 19 Desember 2016

Cara Asik Jalan-Jalan ala Bookish di IRF 2016


Sebuah tas gunung duduk di sudut kamar sejak malam kemarin. Beberapa buku yang bisa ditebak adalah novel bertumpuk didekatnya menunggu untuk masuk kedalam tas. Novel itu bukan tanpa alasan dibiarkan disana, seorang cewek penggila buku yang menjuluki dirinya sendiri dengan book dragon sedang bersiap untuk mengisi bawaan ke festival buku yang akan diikutinya besok. Inilah kisah gadis itu dan bagaimana ia pulang dengan hati kecewa. 

^^^

Langit cerah di pagi hari di awal bulan Desember bukanlah pertanda baik, seperti itulah dalam pikiranku. Karena langit bisa berubah bercucuran air mata saat siang atau sore harinya. Aku mengecek kembali isi tasku yang makin gemuk karena ku isi buku-buku bacaan. Aku tidak berani untuk menghitung jumlahnya. Hanya aku pilah, buku ini layak untuk dibawa langsung asal kumasukkan saja. Toh dalam khayalku di meja swap nanti akan ada banyak buku menarik yang bisa kutukar dengan buku-buku ini.


Aku ke IRF lagi tahun ini. Sambil tersenyum dalam hati ini akan jadi kedatanganku yang ketiga kalinya. Aku lagi-lagi sama seperti sebelumnya berangkat dari rumah naik motor lalu menyambung busway. Agak menyebalkan sebenarnya kali ini. Saat aku dibonceng dari rumah ke terminal Blok M aku melalui jalan yang banyak sekali polisi tidur besar-besar sampai bikin bokong nyut-nyutan karena sakit. Ditambah lagi bahu dan punggungku dibikin pegal karena beban isi tasku yang tidak lazim. Setelah masa sulit dengan motor tadi aku singgah di trotoar pelataran mall Blok M Square. Masih pukul 9 pagi keadaan sekitar masih lengang dan aku bisa santai duduk di depan sebuah hotel yang katanya menyediakan Wifi gratis. Ah, tidak tersambung sama sekali. Aku tertawa dalam hati, mana ada wifi gratis yang tidak digembok.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama aku langsung menuju terminal untuk segera menuju lokasi acara menggunakan busway. Jalanan lengang kala itu, langitnya begitu biru dan terik. Waktu itu aku memeriksa kondisi tasku pasca perjalanan dengan motor. Sobekan jahitan dibagian dekat lengan tasku semakin menganga. Pasti karena isi bukuku yang kelewat batas hingga membuatnya jadi separah itu. Harus kukatakan apa pada adikku nanti kalau ia melihat tasnya jadi begini? Aku belum sempat menemukan jawabannya karena bus yang kutumpangi sudah tiba di depan halte Monas. Halte itu berada tepat di depan gedung Museum Nasional.  

Setelah sampai di pintu depan museum, pengunjung harus membayar tiket masuk museum sebesar IDR 5000. Tidak berubah dari tahun sebelumnya. Saat tiba di museum tidak hanya didatangi oleh pengunjung IRF tapi juga masyarakat umum, anak-anak, dan tourist manca negara. Aku masuk berbarengan dengan gerombolan siswa sebuah sekolah dasar yang sedang study tour yang sempat bikin pintu masuk tersendat. Di museum ini memiliki aula yang sangat luas dan kerap disewakan untuk acara pagelaran atau festival. Tahun lalu IRF diadakan di lantai satu, tapi untuk tahun ini diadakan di basement. 

Rangkaian acara IRF kali ini dibagi dalam beberapa ruangan. Di aula utama untuk kegiatan talkshow dan booth para komunitas berkumpul. Berbelok sedikit di kiri aula khusus untuk Bioskop Baca. Sementara itu workshop ada di sebelah kiri pintu masuk museum. Aku sebenarnya sudah mendaftarkan diri untuk ikut beberapa worshop di hari Sabtu tapi malah aku batalkan semua. Moodku tiba-tba hilang dan alhasil aku menghabiskan sepanjang waktuku di aula saja sambil menonton talkshow Seno Gumira. 


Boleh dikatakan di hari pertama acara tahun ini terbilang sepi. Tampilan beberapa booth tidak banyak memakai riasan yang mencolok. Peserta booth tahun lalu kali ini ada yang tidak datang , namun ada beberapa komunitas baru yang hadir ditahun ini seperti Inner Child, Imaginarium, Buku Itu Candu, Rabbit Hole, Higo dan Kaurama Buana Antara. 

Okay, dengan spekulasi kalian sudah tidak sabar dengan bagaimana acara di IRF lalu ikuti terus ceritaku ini yaa :D

Begitu masuk ke aula utama aku langsung disambut dengan resepsionis di pintu depan. Disana pengunjung diminta mengisi data diri sekaligus untuk pengundian hadiah. Kamu juga bisa foto selfie di banner raksasa dan kalau beruntung akan dipilih pemenang dengan foto terheboh dan kece di Instagram @bacaituseru.

Di dekat pintu utama aku langsung disambut dengan pemandangan empat buah booth milik Penggemar Novel Fantasi Indonesia, Buku Berkaki, Little Woman dan BBI. Saat itu mereka sudah pada siap menyambut pengunjung, karena masih baru buka pengunjung pun belum ramai. Saat aku menepi ke meja swap tak sengaja aku ketemu dengan kak Truly, setiap tahun ia pasti datang membawa koleksi buku Little Women miliknya yang ia kumpulkan dari seluruh dunia. WOW! Lalu aku mengenalkan diri lalu kenalan dengan kak Nana yang sedang duduk di dekat booth BBI. Lalu aku juga berkenalan degan Kak Hesti @hzboy yang dikenal sebagai sahabat Raafi. Astaga kak Hesti itu cantik sekali, aku mah apa atuh hanya remah gorengan :D

Buku Berkaki

Tidak lama setelah bertemu Hesti, aku bertemu Raafi di depan booth CDS. Ia yang mengenakan jaket warna hitam agak kelabu masih sama dengan gayanya yang biasa, ramah dan humble dengan siapapun. Namun sayangnya aku malu untuk menyapanya, padahal kami bertemu saat blogtionship kemarin. Ahh, lagi-lagi kisah tentang blogtionship terngiang di kepalaku ._.V #uhuk

Daripada membahas tentang itu aku ingin kalian tahu bahwa ada dua booth yang cukup menarik di IRF kali ini, milik Inner Child dan Buku Itu Candu. Inner Child ini adalah penerbit pertama di Indonesia yang berbasis crowdfunding. Di booth ini turut hadir penulis Gina Gabrielle. Aku sempat mampir dan menguji apakah ia mengenaliku atau tidak. Alhasil ia sempat ragu-ragu menebak saat melihatku mampir, hehehe. Di booth ini kalian bisa foto selfie dengan background berbentuk bulan dan mendapatkan bookmark kalau kalian share foto selfie kalian di Instagram. Inner Child pada akhirnya dinobatkan jadi Booth ter-KECE ^^

ICC Publisher
Buku Itu Candu, saat pertama kali menginjakkan kaki di depan muka boothnya kalian akan dibuat takjub dengan koleksi yang mereka bawa. Buku Itu Candu membawa koleksi buku-buku lawas, potongan koran lama, peta yang boleh jadi sudah ada saat kalian belum dalam kandungan. Semuanya adalah barang lama yang sudah sulit ditemukan. Koran yang dipajang bisa kalian baca dengan leluasa karena sudah dilapisi plastik mika. Walau sudah pada menguning dan terkoar aroma usangnya, booth ini adalah yang kufavorikan. UNIQUE! 

Penggemar Novel Fantasi Indonesia
PNFI
Saat awal buka acara IRF memang agak sepi tapi makin siang makin panas. Hawa panas itu disebabkan booth milik PNFI menrik pengunjung untuk menaklukan buku-buku fantasi keluaran terbaru dengan cara menjawab soal yang mereka berikan. Pertanyaannya seputar hal-hal di novel The Mortal Instruments, The Lunar Chronicles, Hunger Games, Game of Thrones, Star Wars dan Percy Jackson. Kalau kamu ngakunya pembaca fantasi-distopia-science fiction disini tempatnya kamu mengasah daya ingat. Tapi kalau kalah nggak berhasil nebak satu pun masih bisa dapat bookmark dari buku An Ember in the Ashes atau logo PNFI. Booth PNFI bertabur hadiah menarik dan unik, nggak salah pada akhirnya juri menobatkan mereka jadi booth ter-HEBOH! ^^


Hadiah Bagi Pemenang di Booth PNFI

Booth selanjutnya yang wajib dikunjungi untuk kalian Hogwartian adalah Indo Harry Potter. Indo Harry Potter sudah beberapa kali menghadiri IRF dan boothnya pasti diisi dengan hal-hal berbau Wizarding World karya J.K Rowling. Saat aku datang ada sebuah koper besar yang kuduga adalah milik Newt. Isinya ada buku ilustrasi Harry Potter edisi bahasa Inggris, wand miliki Newt, dan novel Harry Potter and the Curse Child. Disini kalian bisa foto-foto juga bareng Prefect dan sesama Hogwartian. Disini aku baru tahu lho kalau aku tergolong Revenclaw, padahal di site Pottermore aku termasuk Gryfindor :D Dan stiker penanda identitasku lenyap entah kemana saat di busway. Sayang sekali saat aku datang tidak ada games yang diadakan >,< Huft.

Indo Harry Potter

Indo Harry Potter

Selain kopdar dengan komunitas, disini kamu juga bisa ketemu dengan teman lama atau teman jauh yang selama ini boleh jadi hanya kenal dan dekat di sosial media. Kenalkan ini Ratna @nashari3 dan Putri @poetstorie. Kami bertemu setelah nonton talkshow Mitycal Creatures. Dan berujung pada saling pinjam meminjam buku :D wahaha



Book Blind Date
Khusus di IRF kali ini aku melewatkan Book War dan tidak mendapatkan buku yang aku mau di meja book swap. Book Swap adalah ajang tukar buku dengan buku yang disediakan panitia di sebuah meja di dekat pintu masuk. Sedangkan Book War adalah istilah berebut buku dimeja yang sama dengan diadakan book swap. Aturannya sederhana, satu buku hanya boleh ditukarkan dengan satu buah buku. Jika lebih dari itu tidak masalah. Untuk kali ini aku kecewa-sangat kecewa dengan keputusan panitia memasukkan judul buku yang menurutku tidak ada menariknya sama sekali. Stok buku di meja book swap juga sangat sedikit, seolah-olah mereka menyembunyikan buku bagus untuk keesokan harinya. Menurutku hal ini sangat tidak adil untuk pembaca, apalagi aku yang sudah bawa buku banyak.

Meja Swap
Well, tapi aku tetap mengapresiasi pada panita yang sudah menyiapkan stok buku untuk meja swap walaupun tidak sebanyak yang aku harapkan. Alangkah baik jika di IRF mendatang lebih di perbanyak sponsor buku-buku di meja swap dan book war. Penunjuk arah untuk ruangan workshop dan lokasi ruangan diperjelas, sebisa mungkin undang penulis yang sedang hits di tahun tersebut atau mengusung tema yang memungkinkan beberapa penulis bisa dihadirkan bersamaan. Semoga IRF berikutnya semakin sukses, komunitas buku makin banyak yang ikutan dan meningkatkan minat baca orang Indonesia ^^

Sampai ketemu di event berikutnya!











2 komentar:

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...