THE BOND
Penulis: Eve Shi
Editor: Prisca Primasari
Proofread: Tharien Indri
Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Layout: Gita Mariana
ISBN 978-602-74924-0-0
Genre : HOROR/MISTERI
Blurb
ku akan memberitahumu sebuah cerita yang membuatku sangat tidak nyaman. Semuanya dimulai ketika aku menemukan sejumlah kaset peninggalan mendiang Mama. Mendengar kembali suara orang yang seumur hidup kau cintai menghangatkan hati dan jiwamu. Tapi yang aku temukan tak hanya itu. Mama bilang, ada sesuatu yang mencurigakan tentang rumah yang sedang aku tempati ini. Sesuatu yang belakangan membuatku terlibat dalam urusan masa lalu yang belum tuntas.Sepanjang cerita, aku akan menyebutkan sejumlah karakter; ada yang penting, dan ada juga yang hanya selewat lalu. Ada yang membuatku berdesir hangat, ada juga yang berniat menikamku dan mewarnai akhir cerita ini dengan lumuran darah.Di situ jugalah letak masalahnya: aku benar-benar tak bisa membedakan mereka....
"Bangunan zaman Belanda gini, penghuninya bukan cuma manusia. Lu enggak ... uh ... belum pernah ngerasa?" - Daven, hlm 59
Nina, selepas kematian ayahnya ia tinggal bersama ibunya- Shava. Mereka tinggal di salah satu rumah di kawasan Bintaro. Sebelum tinggal disana ibunya tinggal di salah satu rumah gaya Belanda di daerah Bogor yang sudah sangat tua. Rumah itu memiliki arsitektur gaya Belanda yang kental dan telah diturunkan ke beberapa generasi. Generasi terakhir yang mendapatkannya adalah keluarga Shava alias ibunya. Tapi setelah ibunya meninggal rumah itu tidak berpenghuni dan hanya dijaga oleh orang yang dipekerjakan ibunya. Rumah itu ada niat untuk dijual, saran ini diberikan oleh Oma Detta yang juga sangat akrab dengan ibu Nina di masa mudanya.Ditambah lagi Nina juga sedang mengalami kesulitan keuangan. Rumah itu bisa jadi aset yang sangat berharga untuk Nina saat ini.
Rumah itu menyimpan banyak cerita. Rumah Belanda yang mereka tinggali tidak sepenuhnya ditinggali oleh keluarga Shava dan orangtuanya yang kini menjadi kakek-nenek Nina. Semenjak tiinggal di Bintaro rumah itu telah ditinggalkan dan disewakan pada keluarga lain. Saat akhirnya Shava meninggal, Nina memilih kembali ke rumah itu untuk menenangkan hatinya. Tapi niat awal untuk berkunjung itu malah membawa Nina pada fakta baru yang mengerikan tentang rumah Belanda yang telah lama tidak ditinggali itu.
Daven, adalah adik lelaki Shava yang mengalami kekecewaan karena tidak berhasil lolos seleksi masuk perguruan tinggi. Ambisinya yang tinggi harus pupus karena ujian itu dan membuatnya harus mendekam di rumah. Kondisi perekonomian keluarga membuat ia berhenti kursus dan menjaga jarak dengan teman-temannya yang telah lanjut kuliah. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Awalnya tidak ada yang salah dengan rumah itu. Tapi suatu malam sebuah sentuhan seperti belaian tangan mengusik tidurnya. Makhluk itu menyentuhnya seperti hendak menghibur Daven yang patah aral. Membisikkan namanya seolah ingin menyampaikan suatu pesan.Dan akhirnya diketahui makhluk itu bernama Eira. Dan ia telah mati.
"Satu cara jitu mengambil hati seseorang adalah dengan merestui pertemanannya dengan orang lain. Baik temannya itu manusia atau pun bukan" - hlm 153
Shava sudah mulai curiga dengan siapa penghuni lain yang sering diajak bicara oleh Daven. Ada dugaan bahwa seluruh penghuni rumah telah mengetahui keberadaan makhluk asing di rumah mereka. Tapi justru ia baru mengetahui setelah sesosok wajah marah menampakkan wajahnya di cermin tua miliknya. Shava semakin penasaran untuk mencari tahu ada apa sebenarnya di rumah itu dan mulai menelusuri rekam jejak penyewa rumah ini terdahulu. Sebenarnya apa yang selama ini telah terjadi di rumah itu? Mengapa mereka yang tidak nampak semakin dekat dengan Daven tapi justru memusuhi Shava?
Buku ini jadi buku karya Eve Shi pertama yang saya baca. Eve Shi sudah mulai menulis horor beberapa waktu lalu. Tapi baru kali ini bukunya diterbitkan Twigora suatu hal yang baru menurutku. Di buku ini penulis menjadikan drama keluarga sebagai garis besar ceritanya. Konfliknya tidak berat tapi cukup mampu bikin aku penasaran dan menyelesaikanya dalam sehari saja.
Kisah di buku ini diceritan menggunakan alur mundur. Di mulai dari penemuan recording diary milik Shava yang berhasil ditemukan Nina. Kala itu Nina sedang mengemas barang milik ibunya yang bisa disumbangkan. Diantara barang yang ditemukan recording diary itu yang paling misterius. Ibunya menceritakan kondisi keluarganya saat itu, keanehan yang ia alami dan kisah lainnya seperti di dalam diary. Kuakui disini penulis tidak menerangkan setting waktu dengan jelas jadi terasa ada yang miss disini.
Walaupun pengemasan ceritanya sudah biasa, tentang sebuah rumah yang ternyata punya rahasia yang dibawa penghuninya tapi aura seramnya tetap terasa. Aku yang sangat jarang membaca buku horor berhasil dibikin deg-degan di beberapa part selama membaca buku ini. Penulis lebih banyak menguatkan unsur drama ketimbang aura horor yang biasanya ditemukan di buku ini. Kuakui ini agak nanggung, tidak terlalu seram dan porsi dramanya lebih dominan.
Di luar kekurangan yang kusebutkan tadi buku ini juga punya kelebihan. Penulisnya punya kejutan di plot ceritanya. Tidak terasa membosankan tapi juga tidak bikin pembacanya tertekan. Aku suka interaksi keluarga yang coba dibangun tokoh Shava dengan adiknya. Sosok ibu Shava dan Daven juga patut diacungi jempol karena perannya sebagai ibu rumah tangga yang berusaha melindungi dan merawat anak-anaknya. Untuk kamu yang suka dengan drama keluarga, aksi kriminal dan genre misteri bisa jadikan buku ini bacaan yang rekomen untuk dibaca.
Photo Challenge
Tantangan menirukan foto kali ini spesial. Selain hawa buku yang aku bahas bergenre horor, ini bagian dari meramaikan acara Halloween yang jatuh tiap 31 Oktober. Jujur cukup lama mengambil foto ini, terutama di bagian merias wajah dan bagian atasan. Maklumlah wanita, kalau nggak lama kalau berdandan bukan wanita. hehehe. Let's see how I do ... Moga nggak mengecewakan :p
Setelah postingan ini, akan ada giveaway buku The Bond. So stay tuned ^,^
Nama Eve Shi erat dikaitkan dengan karyanya yang berbau mistis. Dan saya pensaran dengan buku ini juga. Hanya saja, saya tidak dapat gambaran, porsi cerita lebih banyak Nina atau Shava. Habis, saya memahaminya, plot dibagi jadi 2. Ketika kengerian yang dialami Shava dan ketika Nina mencari jawaban untuk masa lalu rumah itu. Novel ini pasti menyeramkan, hihi
BalasHapusWahhhh ... Kyaaaa ... Aku histeris. Akhirnya ada giveaway lagi tentang novel horror/ misteri. Aku pasti ikutan! Oia, ada satu yang bikin aku penasaran dari review di atas. Nina tampaknya perannya terlalu sedikit ya? Shava dan Daven lah yang memiliki peran penting dalam cerita The Bond. Cover sihh udah pas bangetss aura-aura mistisnya. Review kakak pas, simpel dan udah mencakup sebagian poin penting dari alur ceritanya. Aku tambah penasaran tentang rumah gaya Belanda di novel ini karena rumahku juga hampir mirip sih. Hehhe
BalasHapusPhoto challengeeenya kurang horror kakk, harusnya ditambahin eyeliner lagi di sekitar mata sama ditambahin eyeshadow hitamm dikitt.
Makasihh atas kesempatannya.
Awal baca resensinya aku sedikit tercengang. Meski sudah pernah membaca tulisan Kak Ece Shi dalam bentuk cerpen, aku tahu kak Eve ini editor. Yah editor wajar sih kalau bisa menulis. Dan yang kedua, saat baca kalo editornya itu Kak Prisca Primasari, aku malah jadi makin penasaran sama bukunya. Kak Prisca adalah salah satu penulis favoritkuuuu....
BalasHapusSetelah baca alur dari cerita ini, aku penasaran ingin menguak misteri bersama Nina. Tentang apa sejarah yang melatarbelakangi penampakkan mistis di rumah Belanda Itu, dan kenapa Nina dimusuhi sementara Daven bisa berkawan dengan mereka?
Jujur aku hobi membaca novel-novel horror dan belakangan ini mulai mengkoleksi novel-novel itu. Aku penasaran banget dengan novel the Bond karya Eve Shi setelah baca review di atas. Misteri masa lalu seperti apa yg terjadi di rumah gaya Belanda tsb. Mungkin masih erat hubungannya dengan generasi awal keluarga Shava. Bisa juga dari nenek moyangnya. Pokoknya penasaran banget! Hubungan pertemanan seperti apa yang terjadi antara Daven dan Eira? Bisa saja ada kisah-kisah unik dibaliknya. Aku nggak bisa menebak-nebak ceritanya, wajib baca sendiri ini😁
BalasHapusReviewnya bikin penasaran ya.. Walaupun sebenarnya agak cemas, takut, campur-campur saat pertama baca reviewnya karena melihat cover novelnya yang serem maksimal. Tapi, karna ceritanya bikin penasaran akhirnya berani juga membaca review di atas sampai selesai dan lihat foto dari kak Athaya sampai akhirnya sekarang pengen baca novel aslinya The bond. Nah, kan!! :D
BalasHapusKenapa namanya harus nina? Dan cerita horor lagi. Kan langsung keinget waktu malam puncak seni ospek dimana ada kelompok yang bawain kisah lagu nina bobo dan muterin lagu nina bobo versi asli dan para 👻👻👻 berdatangan. Aku sekedar ngerasa ada yang aneh, tapi aku pikir cuman perasaanku yang kebawa sama drama musikalnya. Eh taunya emang banyak yang berkumpul, serasa dipanggil waktu lagunya diputer.
BalasHapusPenasaran pake banget.
BalasHapusAku sebenernya bukan penggemar novel horor, tpi akan ku coba lewat buku ini. itu pun kalau menang..
BalasHapusSalah fokus sama bunga di kerudung-nya yang membuatku lupa kalau itu foto challenge-nya tema horor :D
BalasHapusHorror yang seperti di novel ini masih bisa saya tolerir. Masih 'kalem' gitu istilahnya. Tidak sampai yang gimana-gimana banget. Soal plot, sepertinya itu merupakan hal wajib untuk genre horror dan thriller. Tanpa itu, nampaknya akan hambar saja. Bukan cuma di novel, di film pun wajib ada. Salah satu hal yang selalu saya tunggu saat mengikuti cerita di genre-genre tersebut :)
BalasHapusKali melihat covernya sudah penasaran sama novel ini. Soalnya sudah bisa menebak ini genre horor. Dan itu salah satu genre favorit. Dari reviewnya juga semakin menambah rasa penasaran buat baca :)
BalasHapusSaya belum pernah baca karya Eve Shi sebelumnya,sekarang baru tahu ya mungkin karena karya yg biasa dibuatnya genre horor. Jadi terjawab sudah kenapa saya belum tau,saya ini tipe orang penakut. Review kak Aya disini saya lihat ngga sehoror yg biasa digambarkan dalam film tapi lebih banyak unsur dramanya. Fix,saya ingin baca buku ini.
BalasHapusKak Aya photo challenge-nya nanggung,itu sih ngga ada serem2nya😊 kalo dipajang buat nakut-nakutin orang ngga balalan ada yg takut.
The Bond cocok banget buat bacaan Halloween. Btw, photo challege-nya serem yah...hahaha
BalasHapusDari covernya aja udah horror gitu. Kalau dibaca malem-malem sebelum tidur bakal seru kayaknya hihihi. Oke, ini ada dramanya juga ya. Bagus nih biar nggak terlalu merinding. Dan alurnya mundur. Yes. Cocok sama aku. Semoga berjodoh sama The Bond :)
BalasHapusselalu suka dengan alur mundur dan cerita tentang horor karena rasanyanya beda saja membaca yang sesama kita dengan adanya percampuran dengan makhluk tak kasat mata
BalasHapusAku suka banget sama genre misteri seperti novel ini. Aku bisa ikut berpetualang untuk memecahkan misterinya. Dan pastinya sambil deg-deg an juga. Aku penasaran banget sebenarnya apa ya yang terjadi.
BalasHapusPose gaya dalam foto kok beda sih sama chalenge nya... hihihi
BalasHapusLagi gesrek modelnya, lain kesempatan akan berusaha lebih mirip deh :D wakakakak
Hapus