Sabtu, 24 Desember 2016

Review Best Time by Tong Hua



Judul: Best Time
Penulis: Tong Hua
Terjemahan: Jeanni Hidayat
Editor: Selsa Chyntia
Proofreader: Seplia
Designer cover: Alvinxki
Ilustrasi isi: Krendy Putra
Terbit: cetakan pertama, November 2016
Tebal: 464 hlm
Rating: 5/5


Dulu Su Man pernah menyukai seseorang, cowok di masa SMA yang gemar olahraga dan membaca bernama Song Yi.  Su Man mengjarnya mati-matian. Perjuangan cintanya berlanjut ke universitas. Walaupun berbeda jurusan tapi tidak masalah untuknya selama ia masih bersama dengan Song Yi.

Tapi Su Man mulai sadar perjuangan cintanya itu tidak membuahkan hasil. Sebelum ia bisa mengatakan perasaannya ia harus melalui cobaan lainnya dengan kondisi ayahnya yang sakit kala itu. Selama 2 tahun terpuruk datanglah si Cabe Rawit yang mengembalikan keceriaannya. Seiring berjalannya waktu Su Man berhasil bangkit dan sosok Song Yi pun lenyap.

Kini Su Man bekerja di sebuah perbankan, hidupnya cukup baik sekarang tapi ia belum memiliki pasangan. Sementara ibunya tetap ngotot untuk menjodohkan Su Man dengan calon pilihannya. Disanalah Su Man setelah 7 tahun tidak bertemu, ia dipertemukan kembali dengan Song Yi.

Selama 7 tahun terakhir Song Yi melalui masa penitian karir yang tidak mulus. Ia melanjutkan S1 ke Amerika dan di Tiongkok setelahnya. Tapi Song Yi tetap tidak berubah di mata Su Man. Tampan, tinggi aduhai dan bersahabat. Su Man makin mengenal karakter Song Yi setelah Su Man memilih pindah ke perusahaan MG dan bekerja di departemen yang sama dengan pria itu.

^^^

Buku ini bercerita tentang kisah karir seorang wanita bernama Su Man yang rela memalsukan data dirinya agar bisa bekerja di perusahaan yang sama dengan pria yang sudah sejak lama ia sukai. Bayangkan bagaimana 7 tahun telah berlalu rasa suka itu tetap bertahan di hati Su Man? Ia wanita yang kuat, terkadang keras kepala dan gigih dengan apa yang inginkan.

Best Time tidak hanya menyuguhkan kisah cinta yang apik antara karyawan dengan atasan, tapi juga masalah internal sesama karyawan yang terjadi di perusahaan. Menurutku tema ini tidak terasa berat-karena sedikit banyak aku mempelajari keuangan saat sekolah. Gaya penulisannya kuakui agak lambat dan berat, tapi aku senang bisa menamatkan buku ini. Terjemahannya pun bersih, aku tidak melihat ada kesalahan disini.

Buku ini menggunakan POV 1 yaitu Su Man. Ia bukan wanita yang ekspresif, seperti wanita kebanyakan saat ini ia memilih untuk tidak banyak ambil peran di kantor. Ia juga berpura-pura sebagai orang asing saat bersama Li Lu Cheng. Walaupun berada di satu naungan departemen yang sama Su Man dan Song Yi menjaga profesionalitas mereka saat di lingkungan kerja. Patut dicontoh nih, walaupun kita punya perasaan dengan atasan tidak membikin kita terbawa perasaan.

Aku sangat suka dengan obrolan Su Man dan Song Yi via MSN. Di sosmed ini mereka berdua membicarakan banyak hal, mulai dari hobi, buku, dan hal-hal di luar pekerjaan. Mereka itu bagaikan teh manis hangat yang menghangatkan.

Silakan dibaca sendiri bagaimana kelanjutan kisah mereka. Buku yang lumayan tebal ini punya kejutan yang tidak terduga. Tentang hubungan Si Cabe Rawit dengan hilangnya Song Yi, tentang karyawan perusahaan yang diam-diam menghancurkan atasannya dan terungkap atau tidaknya identitas asli Su Man di MG.




3 komentar:

  1. Sepertinya konflik yang dominan tentang asmara ya. Hemm, jika benar, untuk buku yang terbilang tebal, suguhan cinta-cintaan yang kelewat banyak akan memudahkan pembaca bosan. Semoga tidak demikian. Dan semoga saya bisa berkesempatan membaca buku ini. Amin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Adin, baca dulu deh. Namanya juga novel pasti nggak lepas dari roman. Tapi untukku buku ini ciamik banget deh. Nggak seperti metropopn lokal :D hahaha

      Hapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...