Benarkah menjadi
penulis baru akan sulit menjangkau pasar pembaca yang sudah ada? Bagaimana pembaca
menyikapi keberadaan yang disebut penulis debut?
***
Beberapa waktu
lalu di sebuah grup penggemar novel fantasi bermarkas di Facebook muncul pertanyaan
dari salah seorang anggotanya. Rupanya ia selain sebagai pembaca juga tengah
membangun karir sebagai penulis novel fantasi. Sebelum ke inti masalah ia menceritakan
lebih dulu sepak terjangnya dalam menulis buku yang genrenya sendiri tidak
begitu dipandang di Indonesia yaitu fantasi. Ia sempat bentrok argumen dengan
editornya. Kesalahan terdapat pada kedua pihak yang tidak bisa klop satu sama
lain. Keduanya punya idealisme kuat untuk menunjukkan keputusan mereka yang paling tepat. Walaupun dari segi kedudukan
seorang editor lebih mengerti kondisi pasar pembaca dan kekurangan dari sebuah
tulisan.
Saya yang membaca kisah itu menjadi terenyuh
dan simpatik. Sungguh sebagai pembaca fantasi kami di grup itu sangat mengerti
idealisme sudah jadi bagian paling melekat. Buku-buku hebat lahir dari idealisme
kuat penulisnya, macam The Lord of The ring, Harry Potter dan The Secret of The
Immortal Nicholas Flamel. Tapi keabsurdan selera pembaca diikuti pangsa pasar
kerap tidak memungkinkan sebuah karya fantasi di negeri ini diterima semudah
menciptakan tulisan. Tentu agensi atau penerbit yang menaunginya mempertimbangkan
dengan serius buku yang mereka jebolkan ke pasaran bisa memberi keuntungan atau
sebaliknya.
Tidak hanya saya yang
bersimpatik pada penulis sekaligus kawan kami itu. Status yang ia tuangkan ke grup
itu mengundang respon yang besar. Petinggi dan pejabat grup itu separuhnya turun
tangan untuk membela dan memberi saran. Ada juga yang sekadar komentar yang
membuat suasana tidak jadi serius-serius amat.
Setelah menjadi trending
teratas selama beberapa hari di puncak postingan grup, masalah itu hilang surut
ditelan postingan lainnya. Dari masalah itu bisa dipahami, tidak hanya untuk
penulis mengusung genre fantasi saja tapi juga lainnya bahwasanya menjadi
penulis debut pun sangat banyak kendala. Apalagi yang berurusan dengan
idealisme, konsep dan kurangnya dukungan penerbitan. Bagaimana sebuah tulisan mengusung
hal baru bisa berjalan jika selera pembacanya masih dimonopoli oleh satu genre
utama?
Berikut ini saya
hadirkan beberapa penulis bersamaan dengan karya barunya yang membawa tema
tidak baru tapi cukup mewarnai khasanah bacaan di negeri ini.
Adara Kirana
Nama yang sangat
baru terutama untuk pembaca buku romance lokal. Adara Kirana, gadis yang masih
duduk di bangku sekolah menengah atas ini memulai debut menulisnya dengan buku
berjudul The Number You Are Trying To Reach
Is Not Reachable. Mengusung tema coming
age, Adara membuat karakternya sebagai seorang gadis yang keluar dari zona nyamannya
dengan harapan bisa membumi dan diterima sebagai remaja normal ditengah kepintarannya
yang diatas rata-rata.
Agaknya negeri
ini sudah melahirkan novel dengan tokoh utama anak-anak remaja, seperti Gramedia
dengan lini Teenlit dan beberapa buku jebolan Wattpad lainnya terbitan Romanlicious
[imprint Loveable]. Adara dan bukunya ini juga pertama kali muncul di wattpad. Tapi
bisa diterima dengan cukup baik oleh pembaca sejauh dilihat dari rating Goodreads
yang cukup baik untuk novel debut.
Becky Albertalli
Becky adalah perempuan,
hampir saja saya terkecoh dengan namanya. Becky memulai debutnya bersama sebuah
buku bertemakan LGBT Simon vs Homo
Sapiens. Tokoh utamanya Simon merupakan seorang remaja laki-laki yang diketahui mengalami kelainan orientasi
seksual. Uniknya ia mencoba merahasiakan hal itu dari siapa pun dan tetap saja
ketahuan pada akhirnya. Teman terdekat si tokoh utamalah yang pertama kali
mengetahui itu dari percakapan di email milik Simon.
Agak sulit
melihat orang-orang di negeri ini melihat LGBT sebagai sesuatu yang tabu. Karena
hal seperti itu disini tidak lazim dan diidetikan sebagai hal yang melenceng.
Sementara hal seperti transgender, penyuka sesama jenis di Amerika terutama
sudah lebih awal berkembang. Pemberitaan mengenai kasus serupa LGBT di
Indonesia agaknya telah mendoktrin dan menciptakan stigma buruk tentang mereka yang
memiliki ‘perbedaan’ menyukai yang tidak
semestinya disukai.Well, buku Simon vs Homo Sapiens ini memberi bacaan baru yang
tidak mesti dipikirkan secara serius. Bukankah seperti itu hakikat sebuah buku
fiksi? Untuk lari dari kenyataan di dunia nyata?
Sabaa Tahir
Sebuah buku bagus
lahir dalam kandungan yang sangat lama dalam hitungan tahun bahkan. Tapi siapa yang
menyangka ketika ia muncul kelahiran buku tersebut menggebrak pasar dan
menjadikannya penjualan terbaik. Sabaa Tahir, wanita berperawakan Timur Tengah
ini dulunya adalah editor dan jurnalis di sebuah media cetak di Amerika Serikat.
Di tengah hiruk pikuk kota ia mengimpikan sebuah dunia dimana ia bisa menjadi
seseorang yang lain, seseorang dengan sikap tangguh melebihi dirinya yang sekarang.
Saat buku pertamanya lahir dengan judul An Ember In The Ashes, ia tidak menyangka
bukunya akan diterima pembaca dengan respon luar biasa. Buku itu baru lahir
setelah 6 tahun yang panjang.
An Ember In The
Ashes kehidupan dua orang karakter berbeda kasta. Antara miskin dan kaya dipisahkan
oleh sejarah masa lalu dua negeri yang kelam. Lalu sebuah pengkhianatan terjadi
ketika seorang dari salah satu tokoh ingin memperbaiki keadaan dan menumbangkan
tirani perbudakan yang telah berlangsung bertahun-tahun. Buku ini bisa dibilang
sangat kaya sekali, penuh aksi, sedikit sadis dan riset total dilakukan
penulisnya bisa diacungi jempol. Pembaca fantasi maupun romance garis keras
sangat wajib baca buku ini.
Stephanie Garber
Untuk sebuah
novel debut, Caraval terbilang sukses meraup pembaca Young Adult dan membooming di
sosial media terutama Instagram. Caraval adalah buku pertama Stephanie Garber dan akan menjadi series! Dari sinopsisnya buku ini
bergenre romance-fantasi dengan setting sebuah arena sirkus. Entah dimana daya
magis buku ini, tapi ia berhasil menambah daftar wishlist-ku. Sungguh goodaan tiada terkira. Sudah lama tidak ada
novel mengambil setting sirkus apalagi dengan bumbu-bumbu magis. Yang terakhir
saya tahu hanya The Midnight Sircus dan itu pun sudah cukup sulit didapat. Buku
ini cukup membikin penasaran, semoga saja hype-nya
yang tinggi tidak mengecewakan.
Itulah beberapa nama penulis baru, dengan masing-masing tema mereka yang berwarna. Beberapa diantaranya belum saya baca. Maklum waktu dan kesibukan cukup banyak tidak memungkinkan untuk membaca mereka semua. Belum lagi TBR masih menggunung di rak >,<. May the Force be with me!
Setiap orang punya
kesempatan untuk menjadi penulis. Bahkan untuk penulis baru sekalipun mereka
dan karyanya pantas untuk dipertibangkan. Seringkali beberapa pembaca meremehkan
penulis baru. Hanya karena tema yang sudah mainstream, kedudukan mereka masih
pemula atau judgment awal yang skeptis
pada kebaruan mereka. Beberapa diantaranya bisa sukses, beberapa lainnya lengser
masuk obralan. Lumrah, sudah hukum alam bukan?. Bagi kalian penulis debut, sedang
menulis atau yang sekadar bermimpi menjadi penulis jangan menyerah!! Semangat
45!
Adakah buku-buku diatas yang
sudah kalian baca? Bagaimana pandangan kalian tentang penulis-penulis baru saat
ini? Silakan share di kolom komentar. Agar aku tidak menyesal sudah membuat postingan
ini pagi-pagi buta. Huehehe.
*Postingan ini diikutsertakan untuk Posting Marathon HUT Blogger Buku Indonesia Ke-6*
Genre/Author Baru yang Dibaca Tahun Ini
Baru baca Simon. Tapi bener, lgbt masih tabu banget di sini. Kemaren ada yg pinjem simon dan dia ngembaliin dengan muka juteknya dan tanya, "mbak, kok kamu baca ginian?".
BalasHapusYah baca sinopsis di cover belakangnya dulu kek kalau mau minjem bukuku 😑
Btw tadinya aku jg ngira kalo penulisnya cowok lho.
Pikiran sucinya terkotori oleh kak Wenny ,, kikik. Kasih buku romance dong :"D
Hapusaku nggak biasa ngerekomendasiin buku buat yg mau pinjem. aku selalu suruh mereka baca tulisan di cover belakang hahaha
HapusThe Number dari Adara Kirana itu wishlist banget selama ini. Dan bangga dengan novel ini karna yang nulis adalah anak BBI angkatan 17, kereenn!
BalasHapusAaaah Caraval! *lirik timbunan* Kayaknya sih bagus, beberapa reviewer favoritku suka sama bukunya
BalasHapusBeri aku kesempatan, Kak Aya! :D #eahhhh
BalasHapusAku setuju dengan The Number, itu novel yang keren. Aku berhasil ngakak dibuatnya. :)
wah penulis simon ternyata cewek ya? jadi inget sama para fujoshi (uhuk)
BalasHapusbtw masih bingung mau beli ember atau caraval lebih dulu 🤔
Aku suka banget sama tulisan Adara ini. Masih muda dan karakter tulisannya fresh banget :D
BalasHapusBtw, buku kedua Adara sebentar lagi terbit. Diambil dari tulisannya Thank You di wattpad. Aku gak mau ketinggalan lagi >_< *gak punya novel The Number, baca tulisannya via wattpad doang:'
So sad, padahal LGBT itu merupakan sebuah hak seksual yang dimiliki oleh manusia. Sayang sekali terkadang mereka teropresi oleh pihak yang mayoritas.
BalasHapusAhh, aku penasaran banget sama An Amber in The Ashes. *sudah jadi wishlist. *nunggu uang turun dari langit. Haha.
Faktor yang paling bikin penulis baru "mendem" kayaknya pembaca yang kurang percaya dengan mereka dan lebih memilih baca karya penulis bestseller. Padahal, kalau nggak dicoba, mana bisa tau.
BalasHapusAku baru baca Ember. Dan emang keren pake banget.
BalasHapusNovel-novel di atas emang udah kulirik juga kak.. Hehe..
BalasHapusTapi masih mikir utk belinya krna banyak wishlist lainnya..
Semoga bulan depan bisa beli, kayaknya aku mau baca Adara duluan nih.
Aku dulu sempet baca Simon tapi ngga kelar, tapi penasaran sama Caraval. Covernya cantik banget T_T
BalasHapusAku penasaran banget sama bukunya Sabaa Tahir. Masuk wishlist banget ituh...
BalasHapusAku tertarik sama yg caraval...
BalasHapusdhila
buku.dibaca.in
Ini diskusi PNFI kan? Aku kayaknya ada juga disitu, tapi aku bahkan sudah lupa ngomong apanya :)). Diinget aja, grup PNFI bukan grup penulis...jadi pemikiran disana rada beda aja ya. Masalah fantasy segmennya susah..well, itu udah lagu lama sih. Emang kenyataannya begitu.
BalasHapusKalau harus memberi kesempatan ke penulis debut..ya iya. Aku juga sering. Kebanyakan penulis debut yang aku tahu, buku pertamanya itu emang suka ada yang kurang dari segi teknis. Atau ceritanya kurang kuat. Tapi yang beneran bagus juga banyak. Aku juga bukan tipe yang suka baca yang best seller, tapi lihat sinopsisnya dulu. Sreg atau engga. Itu aja sih.
Penulis debut perlu sorotan tersendiri yaaak.. supaya potensi bacaan bagus yang baru dan fresh bisa segera dideteksi. wkwkw. Aku belum baca semuanya, nih. XD
BalasHapusBelum pernah baca semua XD well, aku emang bukan pembaca buku yg lagi populer, sih wkwk
BalasHapusTapi aku sering baca buku penulis debut, sih.
Wah, ini sangat memotivasiku! Hehe. Trims juga infonya, kak :D aku br ngeh Sabaa Tahir penulis debut wow~~
BalasHapus