Judul : Sesaat di
Keabadian
Penulis : Mezty
Mez
Penerbit:
EnterMedia
Editor : Ayuning
dan Bayu Novri Lianto
Penyelaras aksara
: Emka
Penata Letak :
Biu Athea dan Maspri
Penyelaras Tata
Letak : Gita Ramayudha
Desainer sampul :
Maspri
Penyelaras Desain
sampul: Gita Ramayudha
Tahun terbit:
2015
Harga : Rp. 42.000
"Dalam hidup kadang tidak selamanya kita bahagia. Namun akan selalu ada satu alasan untuk kita tetap tersenyum"
Renata Asyka Rayata atau biasa disapa Rena tidak menyangka hubungannya dengan Dante akan berlanjut seperti ini. Rena yang sangat menyukai pantai pertama mengenal Dante di bangku kuliah dan hubungan mereka terus berlanjut hingga menjadi sepasang kekasih. Tapi hubungan keduanya mulai diuji saat Dante hendak
melanjutkan kuliahnya ke Jepang. Di sebuah pantai sebelum keberangkatan Dante
sudah meminta Rena untuk menikah dengannya. Dengan harapan Rena akan ikut
bersama dengannya ke Jepang tanpa mengakhiri hubungan keduanya. Tapi Rena tidak
bisa menerima lamaran itu, ia harus tetap tinggal untuk mewujudkan cita-citanya.
Tak ada setetes
air mata pun yang jatuh dari kelopak matanya. Dia ingin menghadapinya kali ini,
dia tidak ingin menjadi wanita yang hanya bisa menangis tersedu-sedu.
Kepergian Dante
ke Jepang banyak memberi pengaruh dalam kisah hidup Rena. Ia merintis karir
untuk menjadi sukses dan kini ia menjadi editor majalah terkenal. Walaupun
sudah sukses ia masih berharap pada Dante. Pria itu telah berjanji akan
melamarnya kembali setelah pulang dari Jepang. Tapi sayangnya penantiannya itu
tidak kunjung datang, dan malah menambah beban kerinduan di hati Rena.
Setelah kepergian
Dante ke Jepang, Alexander Kenzo menjadi
teman sekaligus sahabat bagi Rena. Alex sering menghabiskan waktu
bersama dengan Rena. Ia rela melakukan apa pun demi kebahagiaan gadis itu
selama senyum dan tawanya senantiasa mengisi hari-harinya. Tapi semakin lama
tumbuh perasaan yang lain, kedekatan diantara mereka telah memembawa masalah
untuk Alex. Ia telah jatuh cinta dengan wanita milik Dante sahabatnya. Ia kini
ragu apakah perasaanya pada Rena akan berbalas. Tapi hati kecilnya tahu gadis
itu masih menunggu kekasihnya kembali dan melamarnya
.
Untuk pertama
kalinya aku mendapatkan kesempatan membaca karya Mezty Mez. Penulis yang
awalnya adalah salah satu personil girl band lokal mengawali karir menulis dan
berhasil menerbitkan karya pertamanya dengan judul Hai, Luka. Buku Hai, Luka
kini berlanjut menjadi sequel berjudul Sesaat
di Keabadian. Di buku kedua ini, penulis menyuguhkan kisah penantian seorang
wanita dalam menanti kepastian sebuah hubungan. Ditulis dengan sudut pandang
orang ketiga, penulis memusatkan jalan cerita pada karakter utamanya, Rena.
Tema roman yang sangat kental hingga akhir cerita menjadi kelebihan buku ini.
Aku sendiri sangat jarang membaca novel seperti ini, dimana si karakter utama
akan berkonflik dengan perasaannya sendiri dan membuat cerita hanya fokus pada
pertentangan batin si tokoh utama. Tapi buku ini memberi kesan yang berbeda
karena si tokoh pria dalam cerita mendapat porsi cerita yang penting. Melalui
pemikiran si tokoh pria, penulis menuturkan rahasia terpendam yang nantinya akan terungkap
di akhir cerita.
Alur
ceritanya menurutku lebih banyak terfokus pada pertikaian batin
si tokoh utama dan pengungkapan perasaan Alex yang sebenarnya. Alex yang tidak mampu melepaskan cintanya pada Rena malah menimbulkan rasa frustasi dan hal
itu membuatnya melakukan
hal-hal yang tidak seharusnya dengan menyakiti diri. Aku sempat dibuat
heran dengan beberapa bagian cerita dalam buku
ini, mungkin ini akibat aku belum membaca buku pertamanya..
Kuakui ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam
buku ini. Permainan konflik
cerita dalam buku
ini tidak begitu berkembang. Hal
ini dikarenakan hubungan emosional diantara kedua tokoh utama terasa kurang
maksimal. Awalnya aku berharap ada lebih banyak adegan romantis dari pendekatan
yang dilakukan Alex, tapi kenyataannya berbeda, Penulis malah menuntunku pada
cerita yang mengejutkan dan tidak terbayangkan olehku. Saat mencapai ending cerita, aku tertarik untuk menantikan kelanjutan dari kisah Rena.
Kalau kamu suka buku yang bisa membawa rasa baper dan kisah perjuangan di balik sebuah penantian, buku ini bisa jadi pilihan lho.
Selain itu karena penulis sudah memberikan sinyal tanda kelanjutan dari buku ini, aku tidak ingin melewatkannya. Aku akan menantikan buku ketiga dari Mezty :)
Kalau kamu suka buku yang bisa membawa rasa baper dan kisah perjuangan di balik sebuah penantian, buku ini bisa jadi pilihan lho.
Selain itu karena penulis sudah memberikan sinyal tanda kelanjutan dari buku ini, aku tidak ingin melewatkannya. Aku akan menantikan buku ketiga dari Mezty :)
Bagi kalian yang tertarik untuk membaca buku ini, jangan lupa ikuti giveaway di bawah ini untuk mendapatkannya secara gratis!
Book Giveaway
Kutunggu jawaban dari kalian hingga 25 Januari 2016. Pemenang akan dipilih secara acak dan akan diumumkan di blog ach-bookforum.blogspot.co.id setelah rangkaian blogtour ini berakhir. :)1. Follow blogku via Google Friend Connect (GFC)3. Share giveaway ini melalui tweet dan jangan lupa mention ketiga twitter di atas dengan hashtag #SesaatDiKeabadian4. Tuliskan di bagian komentar: Nama, E-mail / akun Twitter, dan jawaban untuk pertanyaan: "Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?" Kalau kalian punya cerita tersendiri tentang pantai bisa diceritakan juga.
Tersedia 1 (satu) buku Sesaat di Keabadian untuk giveaway ini :) Good luck and Have fun!
wening | @dabelyuphi
BalasHapuskalo mendengar kata pantai itu pasti langsung keinget laut. dan kalo keduanya digabungkan, berarti ada angin dan kebebasan :D
nama: Visca
BalasHapuse-mail: apriliyantivisca@yahoo.com
twitter: @Visca_Apr
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
kalo mendengar kata 'pantai' langsung kepikiran laut, ombak, pasir, pohon kelapa, warung2 jajajan, berenang dan jalan2
Nama: Aulia
BalasHapusE-mail: auliyati.online@gmail.com
Twitter: @nunaalia
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?
Pengen berenang! Di pantai itu ada pasir putih, ombak dan lautan, perpaduan ciptaan Allah SWT yang menghasilkan keindahan alam yg mengagumkan, dan aku ingin menyatu dengan keindahan itu. :D
Rini Cipta Rahayu
BalasHapusrinspiration95@gmail.com
@rinicipta
Ketika mendengar kata Pantai, aku pasti langsung keingetan satu kata yaitu Damai. Meskipun aku bukan agen neptunus, tapi pantai selalu jadi destinasi favorit ketika liburan. Di rantauan, untuk nyari pantai itu perlu perjuangan banget, jauhnya 2-3jam dengan medan yang nggak mulus. Sementara kalau di rumah, pantai terdekat bisa ditempuh dalam 10 menit aja!
Ada kedamaian yang nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata ketika pasir mulai menenggelamkan kakiku. Ombak bergulung, suara gaduh jadi nyanyian alam paling merdu yang bisa melepas penat. Perpaduan gradasi warna biru dan senja selalu jadi favoritku. Pokoknya, yang mampu menyembuhkan apapun adalah air garam entah itu air mata atau pantai :)
Yuliani
BalasHapusyulianicullen22@gmail.com
@yulianipatty
Ketika terpikirkan pertama kali ketika mendengar kata pantai, aku merasa berdamai dengan diriku sendiri. Kenapa? karena suasananya yang begitu indah, ombak berlarian, suara ombak yang khas, dan angin yang membawa kehidupan. Aku sangat tenang saat berada dipantai. Sebenarnya, aku sangat jarang sekali pergi ke pantai padahal jarak dari rumah aku ke pantai lumayan dekat. Aku juga pengalaman yang indah disana. Pantai adalah tempat yang menjadi saksi bisu pertemuan aku dengan pacar aku untuk pertama kalinya setelah menjalin hubungan. Bisa melihat dan merasakan ombak yang gemuruh riuh terlihat dan terdengar dari kejauhan. Indah. Rasanya, saat itu aku tidak ingin hari itu cepat berlalu. Sungguh. Ada damai yang bisa aku rasakan, entah darimana datangnya. Suasana yang begitu menenangkan disan adalah salah satu alasanku untuk kembali lagi ke surga itu. Aku akan sangat rindu dengan suara ombaknya dan aku akan sangat rindu dengan suasananya : ))
Wish me luck!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama : Emma
BalasHapusakun twitter : @EmmaNoer22
'Pantai' ... sebuah perpisahan, karena yg aku ingat saat dulu aku liburan kepantai itu saat perpisahan kelas 3 SMA, juga 3 tahun sebelumnya saat aku liburan ke pantai yg ada di jogja adalah saat tante dan pamanku terakhir ke jawa bersama dan liburan bersama keluarganya. Aku juga ingat naik delman di pantai waktu itu. Dan berfoto bersama semua keluarganya. Pantai itu pasir yang lembut, karang-karang yang besar dan kokoh, angin yang kencang tapi menyejukkan.
Lulu Fitri Cahyani
BalasHapusCahyanilulufitri@gmail.com / @LuluFittCan
Apa yang terpikirkan mendengar kata pantai?
Ciptaan tangan indah yang Tuhan ciptakan untuk umat-Nya. Pantai, sejuk semilir angin, mampu membawa kenangan terbang jauh, mengikuti desahan angin yang mengalun. Deburan ombak, mampu membawa kita hanyut kepada ingatan, ingatan akan luka ataupun ingatan akan kenangan. Yang pasti, setiap orang pasti suka pantai, sekadar untuk melepas penat, ataupun tempat bercerita dengan ombak, angin, pepohonan dan langit sebagai saksinya..
Nama: Kiki Suarni
BalasHapusEmail: kikisuarni616@yahoo.com
Twitter: @Kimol12
Jawaban:
Hal pertama yang terpikirkan yaitu Subahanallah...cantiknya. Setelah itu baru mikir gulung celana dan selfie hihi...
Terima kasih.
Nama: Kitty
BalasHapusAkun Twitter: @womomfey
Alamat e-mail: kitty.wibisono@gmail.com
Link Share: https://twitter.com/WoMomFey/status/690265117116657664
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
Jawaban:
Berhubung aku punya kenangan manis tentang pantai, maka yang terpikirkan pertama kali mendengar kata PANTAI adalah kenangan manis tersebut. Sekitar 10 tahun yang lalu aku berdiri di sebuah pantai tanpa nama di sebuah pinggiran Kota Pacitan. Pantai tersebut terletak dekat sekali dengan bukit. Perjalananku kesana waktu itu tentu saja bersama salah seorang teman game onlineku yang pada akhirnya menyatakan perasaannya padaku disana. Saat itu aku begitu excited karena aku belum pernah pergi ke pantai manapun selain Pantai Ancol!
Selain perjalanan yang begitu mendebarkan karena jalurnya mendaki dan menurun, itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengan teman game onlineku itu setelah hampir 2 tahun kami dekat di dunia maya berkat kegandrungan kami terhadap game online yang sama. Suasana pantainya begitu berbeda dengan suasana pantai yang selama ini kulihat melalui internet. Karena dekat sekali dengan bukit maka udara hangat pantai bercampur dengan sejuknya udara bukit dan menjadikannya begitu memabukkan.
Saat kami kunjungi, pantai itu tanpa pengunjung! Kyaaa~~~ serasa private beach kami sendiri ^^. Meski bukan pantai yang popular untuk tujuan pariwisata, pantai tersebut sangat indah. Butiran pasir putih halus mengukir jejak kaki kami berdua, gulungan ombaknya kadang begitu kalem, namun sesekali menghentak, cuacanya juga tidak terlalu menusuk kulit. Sebuah gazebo kayu terlindung dinging bukit di bibir pantai.
Ahhh… pokoknya kalau mendengar kata pantai, sudah pasti pikiranku langsung melayang pada kenangan manis itu.
Nama : Ratnani
BalasHapusTwitter : @ratnaShinju2chi
E-mail : Kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
Jawab : Laut luas, Keindahan, kebebasan, sunrise, sunshine, dan Keagungan ciptaan Tuhan.
Cahya Widyastutik
BalasHapus@cahyawid
cahyaembun04(at)gmail(dot)com
Jawaban :
Pantai serupa pulang.
Tempat pulang paling nyaman, tempat melarung lelah dan resah, tempat melepas duka, tempat menghanyutkan masa lalu(kita), dan tempat memutar kembali kenangan.
Pergi ke pantai adalah satu kebahagiaan kecil.
Nama: Fiska Fadila
BalasHapusTwitter: @fiskafadila
Email: fiskafadila.nf@gmail.com
Link share: https://mobile.twitter.com/fiskafadila/status/690435719823761409
Jawaban:
Yang terpikirkan; pasir pantai, laut, ombak. Klasik kan? Mungkin orang-orang senang saat mendengar kata pantai, tapi saya tidak. Saya terpikirkan tiga hal tersebut saat mendengar 'pantai' dengan ekspresi tidak tertarik. Karena dulu saya takut pantai. Pernah nangis pas dibawa ke pantai. Ditambah lagi saya tidak bisa berenang. Jadi tidak ada yang spesial dengan pantai.
Nama:
BalasHapusAlifa Nanda Tarina
Akun twitter:
@_alifananda
Email:
Embol559@gmail.com
Jawaban:
Hamparan pasir putih yang luass. Yang membuat enak dipandang
Nama : Tri
BalasHapusTwitter : @tewtri
Yang terpikirkan ketika mendengar 'Pantai'?
Pusing. Begitulah, kebetulan saya memang bukan termasuk orang yang bisa leha-leha santai di pantai. Menikmati deru angin, apalagi debur ombak. Sebenarnya andai bisa begitu tentu menyenangkan. Tapi pantai justru bikin saya pusing dan mual. Saya tidak cocok di laut, memang cocoknya di darat sih haha
Phobia, ketakutan, alergi tidak bisa pilih-pilih. Dan sayangnya dari sekian banyak hal atau objek yang boleh saya hindari, pantai yang berharga malah lebih dulu mematenkan diri.
anif muasyaroh / anifmuasya09@gmail.com / @anifmsyrh
BalasHapuspantai = Di tengah hamparan luas mata memandang sekeliling tanpa batas mengingatkan kita betapa luas semesta ini dan betapa kecilnya diri kita,
di sana Aku merasakan kedamaian, Berdiam dan mendengar desiran angin dan deru ombak
Nama : Zaitun Hakimiah
BalasHapusTwitter : @NSMia
E-mail : zaitunhakimiah09@gmail.com
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
Jawab : Rumah, karena rumahku dekat dengan pantai. Oleh karena itu, Pantai menjadi pilihan utama tempat rekreasi saat aku pulang.
Nama: Evita
BalasHapusTwitter: @evitta_mf
Email: evita.mf27@ymail.com
Pantai. Hamparan pasir yang terbentang luas. Rasanya begitu dekat dengan matahari. Apalagi di sore hari. Langitnya kemerah-merahan, warna pasir pantainya jadi makin gelap. Ah itu aja, jadi pengen ke pantai :3
Nama : Sofhy Haisyah
BalasHapusTwitter : @Sofhy_Haisyah
MUAL. Aku nggak suka pantai, karena bau garam alias air lautnya kadang bikin aku mual, terlebih lagi saat malam hari dimana air laut berembus mengarah ke daratan, bau air lautnya makin parah >_< Belum lagi soal kenangan cinta yang sudah pupus dengan seseorang. Kalo ke pantai, rasanya ingat kenangan sama dia terus, akhirnya baper, lalu puyeng sendiri.
Annisa Ayundi Prastiwi
BalasHapusannisaica04@yahoo.co.id
@annsynd
Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?
Ada airnya banyak rasanya asin, nggak boleh pake baju hijau, ikan hiu, sunset, bule, orang pacaran. Cuma bisa jawab segitu aja XD
Nama : Ahmad Rosyid Mustaghfirin
BalasHapusTwitter : @ahmadrosyidmus
Link Share : https://twitter.com/ahmadrosyidmus/status/690694140456075264
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
Pantai bagiku adalah hitam. Hitam karena kulit-kulit legam para nelayan yang mencari sebutir nasi dari lautan. mereka selalu menyandarkan hidupnya pada ombak yang mulai menjadi riak, namun agak besar ukurannya. saya hidup 5 Km dari bibir pantai. daerah saya sendiri pendudukanya tidak berpencaharian sebagai nelayan. namun, ketika saya memungut 5 Km ke arah utara, maka saya akan sampai pada daerah yang dikenal dengan istilah "belah", orang jawa mengucapkannya dengan tambahan huruf "m" di depannya. di sinilah tempat para penakluk lautan. di sepanjang garis pantai di daerah ini, berjajaran kapal maupun cadik para nelayan yang diikat dengan seutas tambang. itulah hidup mereka. jadi, saya sudah tidak asing lagi dengan pantai.
bagi kebanyakan orang, pantai adalah tempat yang indah, nyaman, dan damai. semilir anginnya terasa menentramkan. airnya yang biru dan menyatu dengan biru langit, dan selalu bergulung ombaknya, mampu membuat mata yang memandangnya seakan-akan terilusi. namun, bagi para nelayan seperti di "belah", pantai adalah gerbang yang tidak pernah diketahui atau ditebak keadaan di dalamnya. terkadang di dalam bisa menjadi kolam pada taman-taman yang indah, yang akan memberikan rizki dengan selamat. dan terkadang seperti monster yang akan mengoyak perahu dan mengambil hidup mereka. pantai akan menjadi sebilah samurai yang menebas jiwa mereka yang pernah kehilangan orang-orang yang berarti bagi hidup mereka. pantai juga akan menjadi tawa bahagia. tawa bagi mereka yang mendapati orang-orang yang berarti bagi hidup mereka pulang dengan selamat sembari menenteng ikan-ikan segar. pantai adalah tempat mulai dialirkannya keringat para nelayan yang berusaha mencari kemakmuran dalam hidup.
Nama: Didi Syaputra
BalasHapusTwitter: @DiddySyaputra
Ketika mendengarkan kata PANTAI, perhatianku terpusat pada tiga kata sederhana: MUARA SEGALA RASA. Mungkin agak sedikit berbeda dari lainnya. Tapi gak bisa dipungkiri, tiga kata tersebut telah lama bersemayam di benakku. Karena bagiku, pantai merupakan wadah untuk memuarakan segala rasa insan-insan di bumi, mulai dari suka hingga duka, tawa-lena hingga muram durja, penyembuh luka, penenang resah jiwa, penyambut riang raga dan sebagainya. Semua mutlak tercurah sepenuhnya di sini. Selain itu, pantai juga menjadi muara pengampu dan penentram segala rasa tersebut.
Nama : Mukhammad Maimun Ridlo
BalasHapusTwitter : @MukhammadMaimun
email : maimun_ridlo@yahoo.com
Perbatasan = pertemuan laut dan darat
Kematian = perbatasan hidup fana dan hidup kekal
Sakaratul Maut = perbatasan hidup dan mati.
Melihat pantai = melihat perbatasan
Mendengar pantai = mendengar kematian
pantai = kematian
Estiy
BalasHapus@estiyuliastri
estiyuliastri@gmail.com
Hal yang langsung kupikirkan adalah aroma air laut dan pasir pantai, yang selalu ingin kuhirup dalam-dalam jika berada disana.
Mengisi penuh rongga paru-paruku dengan aroma tersebut. Amat menenangkan...
Wanginya tidak bisa tergantikan oleh parfum mahal nan memabukkan sekalipun :)
Thanks kak ^^
Nama: GesthaRD
BalasHapusAkun Twitter : @AltGST
Emai: gesthareffy@gmail.com
Mendengar kata pantai? Yang langsung terpikirkan olehku adalah " Keluarkan semua keluh kesahmu dengan beteriak sekencang-kencangnya." Hahahaha. Pantai adalah tempat pelarian terbaik menurutku. Mau lagi galau, seneng, sedih, atau apapun aku bisa meneriaki apa saja untuk mewakilkan segala perasaanku di sini. Habis itu aku akan puas dan feel FREEE! HAHAHAH.. Bdw, Aya jangan lupa main ke Pantai di kotaku, kece-kece lohh :p #promotemodeon hahah :p
Laut Eksotis. Selalu excited banget aku tentang pantai. mengagumi keindahan sang pencipta dan menatapnya selalu menjadi obat penenang dikala ada masalah. pernah coba tapi nggak sering-sering banget :D
BalasHapusnama : yaumul
email : aimuthyaumul@gmail.com
twitter : Muthyelf_
Nama : Tanya Fransisca
BalasHapusTwitter : TanyaFcsh_
Ketika mendengar kata pantai yang ada dipikiranku adalah ayah
Ayahku sudah lama meninggal dan jenazahnya dikremasi lalu abunya dibuang ke laut
Tiap kali mendengar kata pantai aku langsung membawa diriku kepada pantai itu
Berdiri di atas pasir
Berdiri di depan pantai
Perbatasan antara laut dan darat
Perbatasan antara aku dan ayahku
Aku merasa bisa berbagi rasa dengan air
Dan air itu akan membawa rasa itu pada ayahku
Aneh? Hahahaa, mungkin
Tapi itu yang ada di benakku ketika mendengar kata pantai
Aku jarang ke pantai
Jadi hanya bisa membayangkan saja diriku berada di pantai
Nama : annik anzalni
BalasHapusTwitter : @annickajodha
Email : annickajodha063@gmail.com
ketika kepikiran tentang pantai itu adanya seneng tyuz.. ketawa" , seneng, lari , dan sebagainya. yg pasti bahagia.
Nama: Dian Maharani
BalasHapusEmail: dianmaharani833(at)yahoo(dot)com
Twitter: @realdianmrani93
Yang terpikirkan kalo mendengar kata 'Pantai' adalah patjar *malu-malu*
Kalo nongkrong di tepi pantai, dia pernah bilang, "Coba diam sambil tutup mata, suara ombak seolah-olah menghentikan waktu" Kurang lebih gitulah :v Otomatis aku goda, cieee kebanyakan piknik XD Dia nyuruh nyobain, dan entah kenapa aku juga ngerasa gitu :') Jadi, kalo nongkrong di tepi pantai, lebih banyak diam daripada ngobrolnya wkwkwk
Nama: Marliana
BalasHapusEmail: notfallingstar@gmail.com
twitter: @notfallingstar
"Apa yang terpikirkan ketika mendengar kata 'Pantai'?"
Terselamatkan.
Itu kata yang terpikir saat mendengar kata pantai. Muasalnya dari kejadian waktu kelas 4 SD, tempat tinggalku di kota kecil tanpa pantai. Sehingga untuk liburan kenaikkan kelas, pertama kalinya Bapak mengajak sekeluarga untuk liburan ke Padang, tempat yang banyak pantainya. Waktu itu aku tidak tahu bagaimana caranya berenang, tidak tahu bagaimana caranya masuk ke dalam deburan ombak di pantai. Tapi aku pernah lihat orang-orang di tivi berenang dgn asyiknya di pantai. Aku pun berpikir, berenang tak akan susah-susah amat. Maka aku mencoba pergi ke pinggir pantai, terus melaju hingga ke tengah.. dan tanpa sadar sebuah ombak menghantam tubuhku. Aku berguling, jatuh terlelap ombak, air asin masuk ke mulutku, dan mataku tak bisa melihat ke depan. Aku panik, aku sudah pikir kalau mungkin aku bakal tenggelam. Aku nggak bisa ngapa-ngapain waktu itu. Tangan dan kakiku nggak bisa digerakin sama sekali. Tapi kemudian ada tangan besar yang narik aku ke atas, lalu nyeret aku ke pinggir pantai. Awalnya aku nggak tahu itu siapa, tapi pas nyampe di pinggir pantai, aku lihat ternyata yang narik aku itu Bapak. Bapak marah-marah ke aku, Bapak bilang aku bandel, main ke tengah pantai padahal nggak bisa berenang. Aku sebenarnya mau marah, tapi aku lihat wajah Bapak udah merah dan matanya berkaca-kaca. Entah kenapa aku nggak jadi marah, aku malah nangis kenceng dan meluk Bapak. Lalu aku bilang aku mau minum es kelapa aja, aku nggak mau berenang ke tengah-tengah lagi. Bapak pun urung marah lagi padaku, dia gendong aku (padahal aku udah kelas 4), lalu Bapak ngajak aku ke tempat jual es kelapa. Saat itu, aku benar-benar ngerasa lega bisa selamat, apalagi diselamatkan oleh Bapak. Aku nangis terus sepanjang jalan, bukan karena takut, tapi karena senang Bapak sudah nyelamatin aku.
Ketika mendengar kata pantai, serasa langsung di tampar dengan 'Ketenangan, kedamaian, sunyi dan sepi'.
BalasHapusBukan karena kita sendiri di tempat yg luas. Tp krn pantai bisa menjadi saksi bisu dr apa yg kita rasakan. Tak akan ada yg mencaci dr setiap jetitan yg kita keluarkan. Krn pantai adalah tempat terindah para pecinta sunyi, kedamaian juga ketenangan.
Pantai jg bisa menyejukkan, dg percikan air dan pemandangan ombak yg menakjubkan.
I love the beach and the sand. Also scented typical sea water. Salam oenikmat sunyi #heizyi
Nama :Elok Faiqotul
Email : elokfa@gmail.com
Twitter : @_elokfa
Link Share : https://twitter.com/_elokfa/status/691538711780012034
Nama : Nova Indah Putri Lubis
BalasHapusEmail : n0v4ip[at]gmail[dot]com
Twitter : @n0v4ip
Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/691578719031308289
Yang terpikirkan ketika mendengar kata pantai adalah ular laut. Kenapa??? Pernah sewaktu saya bermain di pantai, saya kan gak hanya duduk-duduk atau bobok cantik di pinggir pantai, tapi juga main air donk. Meski air nya asin, tetap aja dijabanin. Jadi ketika saya lagi asik main air, kejar-kejaran sama ombak *aishh, kata-katamu ndah*, tiba-tiba ada sesuatu yang mendekati kaki saya. Awalnya saya pikir cuma kayu, karena kan banyak tuh kayu-kayu yang terbawa bersama ombak. Tapi rasanya kok dingin gitu ya dan agak lengket. Karena penasaran, akhirnya saya lihat kebawah dan ternyata ular laut itu lagi menggeliat didekat kaki saya. Saya gak tinggal diam donk. Saya langsung lompat dan lari
ke pinggir pantai. Dan saya gak mau lagi masuk ke dalam air. Beberapa menit kemudian, ayah saya yang saat itu
sedang menjala ikan dan udang, tiba-tiba merasa jalanya berat banget. Awalnya kami kira ikan yang nyangkut besar nih. Ternyata yang terjerat malah si ular laut. Dan saya gak nyangka ular lautnya cukup besar. Untung aja ayah saya bisa melepaskan si ular laut dari jaringnya tanpa terkena gigitan si ular. Dan disitu saya langsung bersyukur banget karena saya juga gak sampek kena gigit tadi. Wihhh, semenjak itu saya takut main air di pantai...
terima kasih Aya ^^
Nama: Leny
BalasHapusemail: leny.hermi@yahoo.com
twitter: @Lenny66677291
Ketika mendengar kata pantai aku langsung terpikir sejuknya angin sepoi-sepoi yang sedang berhembus ketika aku berada di tepi pantai dan aku sangat menikmati itu.
Nama : Henny Kurniati
BalasHapusE-Mail : henny_alien@yahoo.com
twitter: @hennycliq12
Pantai....
tempat dimana aku menemukan inspirasi untuk merangkai kata dalam sebuah tulisan. Pantai adalah tempat dimana aku bisa melepaskan peluh, keluh dan kesah , terlebih sering curhat sama ombak yang menghantam pantai. Bagiku, pantai adalah tempat ternyaman kedua setelah dekapan ibu, karena dengan mendengarkan deburan ombak, hati terasa damai dan menyejukkan. Pun disana aku bisa mendengar nyanyian burung yang berlalu - lalang menghiasi bibir pantai, menambah kehangatan saat hati lagi gundah...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus