Saya sedang asyik
mencemili kue kering edisi lebaran bersama adik saya di ruang tengah. Kemudian
tercetus ide untuk menata ulang isi salah satu rak buku kami yang isinya
semrawut. Tanpa pikir panjang kami mengeluarkan semua buku dan menumpuknya asal
di atas lantai.
Sambil memikirkan
cara untuk menatanya kembali ke dalam rak saya memilah tumpukan buku menjadi
beberapa kelompok. Terdapat beberapa kelompok buku yang berhasil dipilah,
antara lain kelompok buku lokal dan terjemahan yang kemudian dibagi lagi menjadi
beberapa sub kelompok genre fantasi-distopia-misteri, dan roman-klasik-sastra.
Malam itu
menyusun kembali buku-buku koleksi kami adalah kegiatan yang sangat
menyenangkan. Selain mengelompokkan buku kami membuat menara dari koleksi buku
yang berhasil terkumpul. Batu pertama yang kami letakkan sebagai pondasi menara
adalah Sherlock Holmes Koleksi Kasus 2.Tebalnya yang mencapai 800 halaman
menjadi alasan kami memilihnya. Hal ini jadi tugas berat untuk buku berwajah
sampul sisi bawah wajah Holmes yang berlumur darah. Saya harus memastikan
setelah malam ini berakhir untuk memohon maaf sudah menjadikan Holmes memanggul
anak-anak buku diatasnya.
Buku kedua dan
ketiga dilanjutkan oleh dua buku yang punya tebal halaman lebih dari
judul-judul lainnya. Kami memilih Eragon dan Career of Evil untuk melanjutkan
struktur menara kami. Disusul dengan Cress buku ketiga dari The Lunar
Chronicles dan dua buku dari A Song of Ice and Fire terbitan Fantasious. Lalu
tidak jauh diatasnya ada beberapa buku seri lain yang belum berhasil saya
lengkapi, antara lain Maze Runner, Fableheaven, Tiger Quest, Ignite Me,dan
H.I.V.E.
Sembari diselingi
menonton Terminator Salvation, kami melanjutkan menara buku kami. Tidak ada
angin tidak ada bocor hujan menara kami mulai bergoyang ke kanan dan ke kiri.
Begitu lewat 1 meter menara warna-warni itu mulai condong ke kanan seolah ada
yang menariknya kesana.
Lalu adik saya
mengakalinya dengan merapatkan menara ke lemari datar di belakangnya agar tidak
jatuh. Tapi rasanya ide itu tidak berhasil. Menara itu tetap doyong ke kanan
dan kami terkikik geli melihat menara itu bergoyang-goyang tidak bisa diam.
Beberapa saat
menara kami baru bisa diam setelah beberapa buku lokal diatasnya mulai digeser
sedikit ke kiri. Ide itu berhasil menyeimbangkan menara yang semula condong ke
kanan. Kami menghentikan pembangunan menara setelah stok bahan baku habis. Dan
menara kami berhasil menyentuh ketinggian 2 meter diatas permukaan lautan
asmara.
Twilight series (Indonesian Cover) |
Tapi bukannya
senang-senang kegirangan melihat menara kami berdiri, justru saya makin ketar
ketir begitu adik saya menambahkan satu seri Twilight dan sepaket Laskar
Pelangi di puncaknya. Menara kami mulai bergoyang-goyang lagi seolah angin
meniup gubuk kandang kambing yang bobrok atapnya. Tawa ngakak kami mengisi
malam itu setiap kali menara itu mulai menunjukkan tanda akan roboh.
Cepat-cepat kami memindahkan satu per satu buku ke raknya atau bisa-bisa kami
ketiban buku yang runtuh ditiup dewa Zeus.
Nggak biasanya
saya mengutak-atik buku seperti malam kemarin. Biasanya setiap kali mendapat
tambahan buku baru saya akan langsung menaruhnya di rak. Syukur-syukur
momen-nya tepat bisa langsung buka segel lalu dibaca. Jarang ada kesempatan
seperti itu, dapat buku baru langsung dibaca hari itu juga. Hampir tidak
memungkinkan jika dilihat kesibukkan belum memberi ruang untuk diri ini
bersantai dan membaca. Apa boleh buat, membaca jadi kesenangan dan hiburan
melepas penat dari rutinitas. Dapat buku hari ini, baca buku kemudian. Timbun
sedari dini, tambah rak buku baru kapan-kapan :D
Warning .. Tindakan ini dilakukan oleh model |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS