Judul : See You
Again
Penulis : Arini
Putri
Penerbit : Gagas
Media
Tebal : 360 hlm
“Dunia ini memiliki banyak kata dan bahasa sebagai penyampai pesan. Kami berbicara, bermusuhan, jatuh cinta, patah hati dengan kata-kata. Kami adalah deretan manusia yang dibesarkan oleh kata-kata”
Di balik
reputasinya yang buruk di mata guru, kelas Bahasa memiliki ragam cerita yang
tersisip dalam diri anak-anak muridnya. Bercerita tentang lima siswa kelas
Bahasa, mereka akan menemukan arti persahabatan, cinta, mimpi dan keluarga di
kelas itu.
Bagas, cowok
paling pintar di kelas Bahasa yang sangat di puji di sekolah. Prestasi yang
gemilang di bidang sastra membuat Bagas sangat dikenal ditambah lagi karena
nama besar ayahnya membuat dia di unggulkan di sekolah. Setelah ia tahu ayahnya
sangat berpengaruh kuat padanya membuat ia bertekad untuk membuktikan
kemampuannya tanpa dibayang-bayangi nama besar ayahnya.
Dito, cowok yang
lucu,tampan dan juga bersahabat sudah menganggap Bagas sebagai sahabatnya sejak
pertama kali mengenalnya. Mereka berdua memiliki karakter yang bertolak
belakang, tapi Dito tetap sabar layaknya sahabat yang baik. Sayangnya Bagas
tidak terlalu memperhatikan hal itu. Tidak mudah menghadapi seseorang yang
keras kepala dan kadang sok tau seperti Bagas. Tapi Dito tetap sabar, seperti
seorang sahabat yang sesungguhnya. Mungkin suatu hari ia akan tahu tidak semua orang
mampu mengutarakan arti sahabat lewat kata.
Di kelas Bahasa
juga ada salah seorang gadis bernama
Nira. Ia gadis yang sangat biasa tapi juga sangat menghargai sebuah
persahabatan. Ia telah menganggap Sharon sebagai sahabat sejak pertama duduk di
kelas Bahasa. Sharon yang selalu bersikap dingin padanya tidak membuat
kepercayaannya surut. Sifatnya yang terbuka membawanya pada perkenalan dengan
cowok jangkung bernama Angin. Cowok itu senang menyepi dan terkenal suka tidur
di kalas. Tapi siapa yang akan menduga bahwa di balik diamnya ada sebuah
rahasia dan masalah yang menyertainya.
Buku ini
menyajikan kisah siswa-siswi kelas Bahasa yang terkenal diisi oleh orang-orang
buangan. Reputasinya makin buruk saat sempat ada kasus menimpa seluruh siswa di
kelas itu hingga akhirnya Kepala Sekolah hendak mengambil keputusan menutup
kelas itu di tahun berikutnya. Dengan dukungan dari Ibu Fitri, seluruh siswa
berusaha membuktikan pada semua orang bahwa kelas mereka tidak bersalah dan
pantas untuk dipertahankan.
Tapi tidak
selamanya hubungan antar siswa di dalamnya berjalan baik. Lima tokoh utama
cerita ini mewarnai kisah kelas Bahasa dengan beragam masalah yang harus
dituntaskan. Dan kelima tokoh itu juga yang nantinya akan menentukan mimpi dan
jalan cerita hidup mereka.
Mengangkat tema
persahabat anak SMA, buku ini benar-benar membuatku ingin kembali ke masa
sekolah. Ada rasa haru, kacau, bingung dan sedih saat aku membacanya. Aku terenyuh
dengan permasalahan yang di hadapi setiap tokohnya. Aku sangat menaruh simpati
pada Angin yang punya latar belakang yang tidak kusangka akan dimiliki seorang
siswa SMA. Dia juga yang paling membikin buku ini terasa sangat emosional dan
dramatis.
Sharon, tokoh
cewek lainnya di buku ini juga membawa kisah yang tidak kalah rumit seperti
Angin. Ia yang suka sekali menulis berusaha membuktikan pada ayahnya bahwa dia
mampu menjadi dirinya sendiri dan menggapai mimpi. Melalui cerita keluarga
Sharon, penulis menyisipkan problematika pemikiran masyarakat saat ini yang
menganggap profesi sebagai penulis tidak akan menjanjikan untuk sebuah karir
profesional. Padahal nyatanya profesi penulis tidak mudah dan sudah banyak
penulis hebat yang berhasil menekuni kegiatan penulis secara profesional.
Dari kelima tokoh
penting di buku ini, aku sangat menyukai tokoh Dito. Dalam ceritanya Dito cukup
dekat dengan Nira. Melalui narasi pembaca dapat merasakan bagaimana rasa suka
itu tumbuh dengan manisnya dalam lingkup persahabatan. Aku juga menyukai pemikiran Dito yang optimis
dan pembawaannya yang tenang.
Penulis mampu
membuat buku ini menjadi menarik dengan fokus pada kisah tokoh-tokohnya. Tapi hingga
menutup buku ini aku merasa peran Geng G5 yang ada di kelas itu tidak maksimal.
Geng G5 hanya sempat disebut beberapa kali dan itu pun tidak punya peran yang
penting untuk cerita. Agak sia-sia kelihatannya tapi cukup menjelaskan bahwa
geng di sekolah hingga kini masih ada.
Walaupun tema dan
karakter tokohnya sudah lumrah ditemui, pemakaian alur yang dirancang maju dan
mundur terasa tidak membosankan. Buku
ini dimaksudkan menceritakan kisah masing-masing tokoh saat mereka masih
bersekolah. Dan saat buku ini mencapai
halaman terakhir cerita ditutup dengan ending yang manis.
Di buku kedua
Arini yang telah kubaca, gaya bercerita penulis berkembang dengan baik dan
tidak memaksa. Hanya saja di buku ini narasi lebih dominan ketimbang dialognya.
Porsi untuk kadar romance-nya juga tidak terlalu banyak karena fokusnya ada
pada ambisi dan konflik yang dimiliki kelima tokohnya.
4/5 kuberikan untuk serunya kisah persahabatan 5 orang ini yang berhasil bikin aku pengen punya kelas yang sama solidnya dengan kelas Bahasa :)
4/5 kuberikan untuk serunya kisah persahabatan 5 orang ini yang berhasil bikin aku pengen punya kelas yang sama solidnya dengan kelas Bahasa :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS