Sabtu, 03 September 2016

Movie Adaptation Me Before You by Jojo Moyes


Judul : Me Before You
Cast : Emilia Clarke, Sam Claflin, Jenna Coleman, Charles Dance, Matthew Lewis, Ben Lloyd-Hughes dan Janet McTeer.
Sutradara : Thea Sharrock
Adaptasi dari : Me Before You karya Jojo Moyes
Rilis asli :  3 Juni 2016
Rilis di Indonesia : 2 September 2016


Rating by me : 6/10

Me Before You, film yang diadaptasi dari judul yang sama karangan Jojo Moyes jadi wishlist film utama yang sangat kutunggu di tahun 2016. Sempat tetunda tayang di negeri sendiri karenadipaksa mengalah dengan film dalam negeri yang menguasai teater Indonesia saat itu, Me Before You akhirnya dijadwalkan tayang di bulan September 2016.

Berkat memenangkan tiket print screening yang diberikan Gramedia, aku bisa menonton Me Before You sehari sebelum jadwal resminya. Dan, hasil adaptasinya cukup memuaskan untuk aku yang sudah membaca bukunya.

Me Before You dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris yang sudah sangat dikenal. Lousia Clark diperankan oleh Emilia Clarke dan Will Traynor diperankan oleh Sam Claflin.  Dari dua tokoh utama ini aku sangat suka sekali mereka memerankan dua karakter yang saling bertolak belakang layaknya Lou dan Will. Emilia Clarke berhasil menjiwai karakter Louisa dengan sangat baik. Ekspresi yang dipancarkannya behasil menonjolkan perannya. Dia sangat besinar sampai-sampai aku merasa Emilia Clarke ini lebih bersinar dari pemeran lainnya di film ini.

Si Gadis Bergaun Merah
Adegan saat Lou membetulkan foto yang dipecahkan Will

Lou saat petama kali mengunjungi rumah Will untuk menjadi perawatnya

Lou sehari-hari
Will, ia adalah karakter yang sangat menyentuh sekaligus rapuh. Will yang memiliki kehidupan yang sangat menarik dan menantang saat sebelum mengalami kecelakaan dihadapkan pada kehidupan yang berbeda setelah ia mengalami kecelakaan. Will yang belum bisa meneima keadaannya memutuskan untuk menyudahi hidupnya dengan mendaftarkan diri untuk mengikuti dignitas di Swiss. Ibu Will merahasiakan hal itu dari Lou dan merahasiakan usaha percobaan bunuh diri yang pernah dilakukan Will namun gagal. Sementara melihat keadaan Will yang sekarat dan kehilangan harapann, Lou mencari segala cara untuk mengubah niat Will untuk mengakhiri hidupnya.

Saat menerima hadiah ulang tahun
Saat di bandara pulang dari liburan
Will Traynor diperankan oleh Sam Claflin. Dan maaf sekali Sam Claflin belum mampu merebut hatiku sepenuhnya. Lou berhasil diperankan dengan maksimal eloeh Emilia tapi tidak untuk Will. Inilah yang jadi kesulitan memerankan peran Will, karena memerankan pria yang sakit, cacat, putus asa dan tidak memiliki harapan adalah sebuah tantangan besar. Dan menurutku Sam Claflin belum memerankannnya dengan maksimal. Walau dialog yang diucapkannya membuatku bersimpati padanya. 

Ekspresi meremehkan Lou dihari pertamanya bekerja
Ekspresi Will melihat gaya berpakaian Lou yang unik

Will saat mendengarkan Lou membicarakan mantan kekasih Will yang akan menikah
Berbeda dengan peran yan diambilnya di serial Game of  Thrones, Emilia Clarke sangat natural dengan kesederhanaannya. Aku suka sekali dengan kostum, pakaian sehari-hari dan aksesoris milik Lou. Dijamin bikin iri untuk mereka-mereka yang gemar mengoleksi aksesoris vintage dan bunga-bunga. Hal ini makin menonjolkan sisi ceria dan gembira dari seorang Louisa Clark.

Film Me Before You patut diapresiasi dari segi setting dan pilihan lokasi shootingnya. Menonton Me Before You akan membawamu ke sisi lain kota di Inggris yang memiliki banyak kastil seperti negeri dongeng dan spot lainnya yang tidak kalah memukau. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah lokasi tempat Lou dan Will berlibur di sebuah resort di tepi pantai.

Historic Pembroke

Historic Pembroke, Wales, served as Lou and Will’s quaint hometown. The coastal location has also been featured in Harry Potter and the Deathly Hallows, Snow White and the Huntsman, and Robin Hood.*


Pembroke Castle
Pembroke Castle provided the exteriors for the Traynors’ massive estate, while Wytham Abbey, a home in Oxfordshire, played the role of Grantchester House, the family’s home inside the castle walls.*

Sandown Park in Esher, Surrey
Sandown Park in Esher, Surrey—a favorite spot of the Queen Mother—is featured when Lou and Will go to a horse race and was also used in a different scene as an airport check-in area.

Harrow, an area in northwest London
Lou’s cozy family home is a sharp contrast to the grandeur of the Traynor mansion. The production team filmed the exterior of the house in Harrow, an area in northwest London.

Chenies Manor House in Buckinghamshire
Lou accompanies Will to a wedding, which was shot at Chenies Manor House in Buckinghamshire. The historic property dates from the 12th century and includes a Tudor brick house, a church built in the late 15th and early 16th centuries, and spectacular gardens.

tropical island of Mauritius

Majorca, Spain, stands in for the tropical island of Mauritius, where Lou and Will travel for a romantic getaway. The Barceló Formentor Hotel was used as the back

The Dignitas Centre in Zurich

The Dignitas Centre in Zurich

Passien room



"Once they arrive in Zurich the individual must pay £620 for two appointments with the doctor and a further £1,860 to pay for two Dignitas staff members to organise and witness the death" read more*
Dignitas is a Swiss nonprofit member's society providing assisted / accompanied suicide to those members of the organisation who suffer from terminal illness and/or severe physical and/or mental illnesses, supported by (of the organization independent) qualified Swiss doctors. They have helped over 2,100[1] people die at home within Switzerland and at Dignitas' house/flat near Zürich. Additionally, they do advisory work on palliative care, health care advance directive and suicide attempt prevention and they have been leading and supporting numerous court cases and legislation projects for right-to-die laws around the world.

Members of Dignitas who wish for an assisted suicide have to be of sound judgement, themselves able to do the last act which brings about death, and submit a formal request including a letter explaining their wish to die and most of all medical reports showing diagnosis and treatments tried. For people with severe psychiatric illnesses, additionally, an in-depth medical report prepared by a psychiatrist that establishes the patient's condition, is required as to a Swiss Supreme Court decision. - source from Wikipedia

When he down
 
When he smile

Tidak ada yang sempurna, begitu juga dari sebuah film hasil adaptasi buku. Ada kelebihan dan kekurangan yang bisa ditemui dari film adaptasi. Tapi film ini sangat aku sarankan untuk ditonton sebelum membaca bukunya. Soal mana yang lebih bagus, keduanya sama-sama worth it untuk dinikmati. Selamat menonton. :)


Mrs Will
Saat liburan

Saat di Paris, membaca surat dari Will

Saat di taman

Menemani Patrick berlari, dan kau membenci saat-saat itu

Saat Liburan


Meyakinkan Nathan untuk mengizinkan Will pergi

Pagi hari saat liburan

Tonton filmnya, baca bukunya ^^

Quotes







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...