Kamis, 20 September 2018

Giveaway Buku The Man Who Play Piano | Blog Tour


Giveaway Time!

Hallo aku balik lagi membawa kabar gembira. Setelah menyimak interview dan review The Man Who Play Piano makin penasaran dong sama buku nya gimana? Nah, pasti pengen dong punya bukunya langsung? Simak syarat dibawah ini untuk dapetin novel cute keren ini.

  1. Peserta memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
  2. Follow salah satu akun media sosial kami (bisa twitter atau instagram):
  3. - twitter @JeruknipisAnget dan @Twigora share info GA ini dengan mention kami sertakan hastag #GATheManWhoPlaysPiano
  4. Follow blog ini via GFC, (di sidebar sebelah kanan ada judul The Readers, klik aja tombol Sign in atau follow, asal punya akun google pasti bisa)
  5. Tulis di kolom komentar, berisi nama, akun twitter/instagram kamu dan ceritakan pengalaman seru kamu ketika mengagumi seseorang (bisa saat masa sekolah, di tempat kerja atau dengan teman sendiri)
  6. Giveaway ini berakhir 27 September 2018  dan pemenang akan diumumkan di Blog, instagram atau twitter ku.
Akhir kata, Good luck!


18 komentar:

  1. Nama: Ahmad Azwar AA
    Instagram dan Twitter:@azwaravisin
    Domisili: Sidoarjo
    Jawaban: pengalaman seru ketika mengagumi seseorang terjadi pada saat SMP, saya sampai jadi seperti secret admirer gitu, kirim kirim kata kata puisi, lirik lagu yang menggambarkan perasaan, dan bahkan mencontek kesan pesan di buku tahunan agar sama, menyimpan foto di bangku sisa ujian itu (dengan berbagai cara yang sedemikian rupa) beruntung hal tersebut menjadi semacam motivasi buat saya. Sampai akhirnya masuk di SMA negeri yang sama dengan dia. Pas un SMP saya berdoa semoga nilai saya bagus biar bisa sama sama masuk di SMA yang sama dengan dia. Alhamdulillaah, puji syukur kehadirat Allah, akhirnya saya bisa makin "mengagumi dia" lewat cara yang lagi lagi rahasia, diam diam. Tidak ada akhir yang baik antara saya dan dia yang kukagumi kecuali yang tersimpan di hati saja, dia anggap saya teman biasa, tidak lebih. karena pas sama sama lulus saya yang pindah, dan menurut katanya katanya dia juga pindah domisili . Sampai sekarang tidak terlupakan semua kenangan itu, akhirnya saya berkuliah di kota Surabaya dan selepas itu sudah tidak ada kontak tersambung. Namun saya masih melakukan hal yang menurut saya nekat yakni mengunduh dan menyimpan foto dia yang tak sengaja tertandai di mutualisme friends Facebook. Terakhir saya lihat badannya makin kurus, dan badan saya makin lebar (hehehehe) semoga di hari esok entah kapan tepatnya ... Saya harap saya diberikan kesempatan bertemu lagi dan berharap diberikan keberanian memulai pembicaraan tanpa canggung di hadapannya, dan mata yang berani menatapnya.karena waktu yang lama tidak berjumpa juga memberi jarak yang jauh. Tapi lucu juga sih, sekarang kita sama sama dewasa, entahlah. Nggak mau berandai andai. Saya sudah puas dan bersyukur dengan kehidupan saya sekarang. Takutnya nanti terjadi hal hal yang tak diinginkan seperti dia udah punya pacar dsb. Nggak mau jadi pengganggu karena saya nggak suka diganggu. Hehehehe oke makasih curhat panjangnya sudah dibaca.

    BalasHapus
  2. Nama : Siska
    Akun Instagram : @reviewbysiska
    Pengalaman :

    Jadi di masa kuliah, pastinya akrab sama teman sekelas pertama kali. Yah terbentuklah geng- geng di dalamnya. Nah kebetulan, geng di tempatku namanya The Markas dan kita ber 15, cowok cewek. Nah, cewek-ceweknya itu serimg ngomomgin teman seangkatan yg paling ganteng di jurusan. Akhirnya terpilihlh 2 kandidat. Sebut saja E dan M. Intinya mereka sering ngomongin, karena aku nimbrung jadi ikut memperhatikan. Kalau cowok-cowoknya malah beberapa akrab sama yang kita bicarakan karena satu organisasi. Suatu saat lagi gabut nungguin jam kosong, nongkrong deh di depan kelas selanjutnya sama teman cowok, yang entah kenapa tumben hari itu mengakrabkan diri denganku. Pas dia iseng lagi mau dengerin lagu dari hp ku, si M ini muncul dan malah mengira teman cowokku ini lagi pdkt sama aku. Kisah berakhir dan nggak semat ngobrol sama doi, sampai sekarang.

    BalasHapus
  3. Nama : Revi Rusfiani
    Twitter : @Revi_Rfi26
    Ceritanya begini :
    Aku pernah menyukai seorang kaka kelas 2 tahun lebih tua dariku, saat itu aku kelas 1 SMA dan dia kelas 3 SMA. Aku mulai kagum dengannya, semenjak aku ikut keorganisasian. Aku suka dengan wibawanya, dengan pendiamnya, tidak seperti kebanyakan siswa laki-laki yang bersikap aneh saat itu. Aku merasa ia berbeda dengan yang lain.
    Jujur sebenarnya sebelum aku masuk SMA aku sudah pernah melihat fotonya dengan seorang 4 laki-laki yang mengenakan baju khas anak sekolah, aku tidak menyangka ternyata orang yang kulihat difoto itu adalah kaka kelasku.
    Aku hanya mengagumi lewat diam dan lewat pandanganku saja, sampai akhirnya, temanku mengatakan bahwa ia menanyakan pin bb ku (waktu itu masih jaman BBM, sekarang sudah tidak). Dari situ, siapa yang tidak senang? Orang yang kita kagumi, mencoba melakukan pendekatan saat itu. Dugaanku seperti itu, tapi ternyata ia menanyakan pin BB ku hanya sekedar ingin memberitahu bahwa ada yang suka padaku saat itu, dan itu adalah teman sekelasnya. Dari situlah aku sedikit mulai dekat dengannya. Jujur , tanpa aku sadari sebenarnya kelas aku dengan kelasnya sering sekali berdekatan, saat itu memang disekolahku tidak memiliki kelas tetap, jadi istilahnya nomaden :v
    Jadi mungkin teman kaka kelas yang aku kagumi itu sering curi-curi pandang tanpa aku sadari. Dari situ aku sering chatan dengan temannya maupun ia yang aku kagumi. Waktu demi waktu temannya itu sering melakukan pendekatan denganku, dan temannya itu sempat cemburu dengannya karena ia merasa bahwa aku lebih lama chat dengan kaka kelas yang aku kagumi dibanding dengannya. Dari situ kaka kelas yang aku kagumi seperti sedikit menjauh dariku, seolah ingin mengalah untuk temannya atau kenapa ntah. Hubunganku dengan kaka kelas itupun tidak sedekat dulu sebelum kejadian aku sudah jadian dengan temannya. Jujur, saat ini yang aku rasakan adalah penyesalan, harusnya aku lebih yakin dengan perasaan ku dibanding dengan egoku, saat ini rasa yang hadir dalam hidupku sudah mudah berlalu, berbeda saat aku mulai mengenalnya, rasa itu tidak berubah bahkan sampai detik ini. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun selain menunggu :)
    Ini kisahku ka :) semoga menghibur
    I wish i'm lucky :)

    BalasHapus
  4. Nama: Desita Wahyuningtias
    Twitter: @desitaw97
    IG: @x4bidden.books

    Ceritakan pengalaman seru kamu ketika mengagumi seseorang (bisa saat masa sekolah, di tempat kerja atau dengan teman sendiri)

    Ini cerita pas SMA. Sejak dulu aku jarang banget kagum sama seseorang di dunia nyata. Lebih sering ngefans sama tokoh dalam novel atau film (iya tokohnya, bukan artisanya, hehe). Terus kan aku ini dulu tipe orang yang menghindari sesuatu yang booming. Ego menekan buat gak ikut-ikutan apalagi terpengaruh selera pasar. Makannya dulu pas temen-temen sekelas heboh pada ngagumi salah satu kakak kelas (ini pas masih kelas X) yang kata mereka charming, aku cuek aja. Bahkan gak pingin ngerti siapa yang dimaksud.

    Suatu ketika, ternyata aku tahu kakak kelas yang dimaksud itu adalah salah satu senior di ekskul Pecinta Alam yang kebetulan kuikuti. Gara-garanya foto-foto diksar pas aku dilantik jadi anggota aku bikin slideshow buat walpaper. Terus kebetulan pas presentasi pake laptopku, sempet nampilin salah satu foto yang kebetulan aku berdiri di samping kakak kelas tadi. Pas istirahat langsung deh disamperin para fansnya buat tanya-tanya. Karena kesel digannguin padahal lagi ngerjain tugas dari guru, aku sempat bertengkat dengan teman yang sekaligus fans garis kerasnya kating itu.

    Dari situ aku langsung jaga jarak sama kating tadi. Trus kayaknya si kating itu ngerasain perubahan sikapku yang jadi jutek ke dia (sumpah kalo dipikir-pikir lagi, aku junior yang kurang ajar banget, wkwkwk). Akhirnya malah sering digodain, tapi aku malah tetep kekeuh galak sampe menjelang UN angkatannya dia, atau bisa dibilang satu tahun setelah perkenalan kami.

    Nah suatu ketika, aku mau muncak ke Mahameru tapi tas carrier-ku kebetulan rusak (agak robek gitu, tapi rental terdekat pada kehabisan stok). Entah kesambet apa, H-1 dia tiba-tiba nyamperin kosku trus ngajakin aku ke tempat rental langganannya di kota sebelah. Padahal aku gak pernah ngasih tahu dia kendalaku soal tas itu + gak pernah kasih tahu dia persisnya letak kosku. Pokoknya dari situ aku mulai berterima kasih karena ternyata dia perhatian sama juniornya. Meski belum sepenuhnya gak jaga jarak (masih sering jaga jarak klo banyak orang, masih gak ingin cari gara2 sama para fansnya, apalagi gak cuma di angkatanku yang banyak fansnya). Tapi dalam hati mulai mengamini teman-teman kalo dia layak jadi idola. Kagum aja sama kebaikannya (yang gak mungkin kusebutin semua).

    Trus pernah juga dia nganterin aku ke sanggar buat ambil changer yang ketinggalan. Karena dalam perjalanan motor dia mogok, kami jadi kemaleman pulang. Habis itu dia sok-sokan minjemin jaketnya karena cuaca mendung gitu jadi agak dingin. Eh besoknya dia malah gak masuk karena sakit. Mungkin kehujanan pas pulang. Aku merasa bersalah dan akhirnya gak ngehindarin dia lagi. Sampai dia lulus pun kita masih kontak via medsos. Nah pas masuk masa kuliah, kebetulan kita di kota yang sama meski beda universitas, jadi sekarang udah beneran temenan akrab. Peace!

    BalasHapus
  5. Nama : Dyah Rahajeng
    Instagram : dyahrahajeng_
    Pengalaman :

    Ini yang saya rasain sekarang, saat ini, detik ini. Jadi, saya adalah pelajar kelas 12 SMA. Saya adalah tipikal cewek moody yang punya first impression cold personality. Gatau kenapa pada bilang kalo saya ini adalah orang jutek, sombong, ga peduli sekitar, dan pilih-pilih teman (dalam artian, kayak milih yang kaya, pinter, cantik, dll yang menonjolkan kesan plusnya). Padahal, sejujurnya saya nggak gitu, seriusan. Akibatnya, saya jadi nggak punya banyak teman.

    Hingga pada akhirnya, saat kelas 11 (ceritanya alur mundur ini wkwk), saya dipertemukan dengan 6 orang super random yang sekarang jadi sahabat squad saya. Squad itu terdiri dari 7 orang (termasuk saya), berisi 4 cowok dan 3 cewek. Pernah denger kan, dalam sebuah lingkar pertemanan atau persahabatan antara cowok dan cewek, pasti ada di salah satu pihak yang "baper"? Ok, jadi saya juga ngerasain itu. Saya baper, dan suka sama salah satu diantara mereka.

    Karena saya nggak berani ngungkapin atau sekedar curhat ke temen, saya pun cuma bisa diem, dan ngebatin. Saya baca beberapa novel yang menceritakan tentang sahabat yang jatuh cinta ke sahabatnya sendiri, itu nggak selamanya happy ending. Ada beberapa yang harus berjauhan karena kecanggungan yang tercipta.

    Akhirnya, saya mutusin buat ngagumin dia, daripada perasaan saya lanjut terus, dan berakhir pada jarak yang membentang lebar diantara kita. Hingga pada akhirnya, kisah ditutup secara manis oleh Tuhan selaku penulis skenario hidup saya yaitu menyadarkan dia yang teramat tidak peka dengan segala kodean saya. Iya, dia membuka sedikit jalan untuk saya agar bisa masuk ke dunianya. Perlahan tapi pasti, duku memang sedikit bukanya, tapi sekarang sudah lebar. Singkat cerita, sekarang lagi akrab-akrab dan deket-deketnya, sampai pada bilang kalo kami pacaran, padahal enggak. Mungkin karena chemistry nya dapet kali ya hehe.

    Btw, kalo aku menangin novel ini, saya bakal share it ke dia. Share it maksudnya, saya bakal minjemin dia buat baca novel ini juga, karena dianya juga noveladdict walauoun rak bukunya lebih banyak jejeran komiknya.

    BalasHapus
  6. Nama : Noedy
    Twitter : @noedy96
    Pengalaman :

    Dulu waktu semester 2 aku coba buat ikutan komunitas di luar kampus yang semacam komunitas gitu. Namanya komunitas anak jalanan. Disana aku dapat pengalaman banyak.

    Intinya aku kagum sama founder komunitas anak jalanan itu, sebut saja kak J. Dia itu cowok, masih muda. Aku kagum sama sosoknya yg tetap gigih. Meskipun kadang banyak yg mencemooh dia waktu ngadain event komunitas itu.

    Kita tiap volunter yg kebagian buat memgajar di setiap daerah akan dibagikan beberapa kelompok dan di sediakan jadwal sendiri untuk mengajar.

    Tiap hari jumat ada acara yg namanya jumat sehat, disana kita kumpul bareng anak jalanan kadang juga ada banyak ortunya yg ikutan. Kita berbagi susu, jajan, kadang juga kreasi dari barang bekas. Intinya gimana caranya kita bisa merangkul para anak jalanan.

    Aku kagum banget sama sosok kak J, dia selalu positif, orangnya senyum mulu kalo misal ada orangtua anak jalanan yg enggak setuju sama kegiatan kita. Dia rela nyari duit buat kegiafan komunitasnya, rela kontrak rumah demi buat basecamp komunitas kami.

    Dia pikirannya luas, aku suka waktu kita para volunter pengajar diajakin diskusi bareng. Kalau waktu diskusi kadang aku merasa belum ada apa2nya, aku emang butuh wawasan lebih soal kehidupan. Kagum dengan sosok kak J, yg masih muda tapi semangat hidupnya gigih dan selalu positif

    BalasHapus
  7. Nama: Rohmawati
    Akun istagram: @rohmaamai
    Ceritaku:
    Sebenarnya banyak cerita cintaku yang cuma sekedar memandangi dia dari jauh atau secret admirer. Tapi aku ambil salah satu yang masih aku alami sekarang.
    Jadi aku penggemar salah satu temen dunia mayaku, kita berteman di facebook. Awal mulanya aku suka sama laki-laki itu karena dia mengisi suara salah satu video promosi yang dibagikan di facebook. Suaranya renyah banget, dan langsung suka tanpa melihat wajahnya. Dan setelah sekian lama ternyata aku tahu kalau dia juga suka mengcover lagu dan membagikannya di youtube. Setiap kangen, aku selalu dengerin suara dia di sana, nungguin lagu baru yang dia cover dan senyum-senyum sendiri dengerin suara dia. Tapi semua aku lakukan secara diam-diam, nggak pernah berusaha nyapa dia di facebook atau semacamnya. Aku juga berusaha nggak stalking dia, karena khawatir malah nanti jadinya berlebihan. Pokonya cukup dengerin suaranya aja bisa bikin aku semangat.
    Dan setelah baca sinopsis dari bukunya kak Rufin Dhi ini, aku merasa kalau 'wah kok kisahnya mirip sama yang aku rasakan' dan membuat aku penasaran sama isi novelnya.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. nama: Insan Gumelar CG
    akun twitter: @san_fairydevil

    pengalaman seru kamu ketika mengagumi seseorang:Suka sama kating. Karena beda ukm, aku juga bukan orang yang supel, jadi cari cara biar bisa sekedar chat atau ngobrol. Mulai dari pinjem buku, tanya materi kuliah yang enggak paham. Bahkan ketika enggak sengaja papasan, otak berasa berhenti. Sungguh. Untuk sekali lagi ngerasain yang kayak di anime-anime gitu. Ditanya sukanya kenapa juga enggak paham. Dia juga bukan pendamping osjur, ngobrol aja kalau pinjem buku atau ada perlunya doang. 😅😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya aku tahu siapa ini say 🤣🤣🤣 wkwkwk

      Hapus
  10. Nama : Heni Susanti
    Akun twitter : @hensus91

    Masa remajaku lumayan minim kisah cinta. Satu-satunya pengalamanku pernah mengagumi laki-laki adalah saat SMA. Aku kelas X dan si Mas kelas XII. Awalnya sih biasa aja kalau lihat si Mas sehari-hari, tapi semua berubah pas class meeting semester 1. Si Mas yang kelihatan kalem ternyata anggotan band sekolah dong. Bassis. Dan tahu apa yang membuatku tertarik? Drama banget ini alasannya...hahaha. Semua berkat muka lempeng si Mas yang konsisten bahkan saat manggung dengan lagu heboh. Itu muka gak ada ekspresi banget. Gak nyambung sama tangannya yang lincah. Nah, aku yang ceplas-ceplos gak bisa untuk gak komentar. Efek itu temen-temen jadi suka godain. Bahkan saat si Mas lulus - iya, gak ada lovey dovey antara aku dan si Mas - temenku yang punya kakak seangkatan si Mas sampai minjemin aku buku tahunannya buat ngambil nomor ponsel si Mas. Aku yang gak mikir sejauh itu, kan cuma kagum sama konsistennya si Mas pasang muka lempeng, jadi ngakak dong. Gak nyangka sikapku yang cuek dan santai menanggapi godaan teman-teman malah dianggap naksir beneran.

    Terima kasih.

    BalasHapus
  11. Nama : Brenda
    Twitter : @brendawen9

    Ini kisahku saat masih SD menjelang SMP. Seperti di novel-novel pada umumnya, kami bertiga adalah teman. Aku satu-satunya perempuan dgn 2 org lainnya adalah laki-laki. Awal pertemuan kami itu karena kami duduk berdekatan berdasarkan abjad. Seperti di novel-novel juga, si A bertubuh tinggi sekitar 185 cm, berkulit putih, dan punya wajah yg tipikal kek di fanfiction tp dy tak begitu ganteng. Hanya enak dilihat. Sedangkan si B memiliki tinggi badan standar sekitar 175 cm, bertubuh kurus, dan wajah yg cukup standar. Yah, wajah2 tipikal second lead di fanfiction gitu. Kami bertiga awalnya hanya berteman karena suka bercerita satu sama lain. Kesukaan kami sama, yaitu sama-sama ribut, sama-sama suka game ps, dan sama-sama suka main kejar patung bersama. Itu masa SD ku dulu. Hanya ada perasaan teman saat itu. Namun perasaan itu berubah saat kami menginjak SMP. Aku masih ingat pertama kali aku mudlai suka pada si A. Waktu itu masih pagi, kami berpapasan. Kek di drama2 korea gitu, semua terasa seperti slow motion. Dia berjalan dari arah yg berlawanan dan tersenyum waktu aku menyapanya. Aku masih bisa ingat dlm btk slow motion dia melangkah dgn kaki panjangnya di lorong sekolah. Itulah pertama kalinya jantungku berdetak kencang karenanya. Kami bertiga berada di kelas yg berbeda saat SMP. Jadi hubungan kami agak renggang karena jarang berkumpul kek dulu. Ditambah lagi krn aku gampang menampakkan perasaanku, dia semakin menjauh. Rasa kagumku semakin besar hingga terasa menyakitkan krn perasaan ini gak terbalaskan. Jadi kuputuskan utk pindah sekolah saat SMA utk menghindarinya. Tak disangka, kami malah bertemu lg di SMA yg sama. Susah bagiku utk move on. Aku menyukainya selama lbh dari 6 thn. Sayangnya, ending ceritaku tdk seperti di novel atau drama2. Saat kami lulus SMA, dia kuliah di Australia. Sedangkan aku jadian dgn salah satu temannya dulu. Hampir 10 thn berlalu dan aku tdk pernah bertemu dgnnya lg. Berita yg kudengar tentangnya dia belum menikah. Seperti itulah kisahku. Jika aku punya kesempatan, mungkin aku akan coba utk menuangkan cerita ini dlm bentuk tulisan.

    BalasHapus
  12. Nama : Hamdatun Nupus
    Akun Twitter : @HamdatunNupus

    Jawaban :
    Delapan tahun lalu, dia hanyalah seorang kakak tingkat asisten dosen yang kebetulan memiliki tinggi abnormal sehingga aku bisa dgn mudah melihatnya dimana-mana. Tak Ada yg yg spesial, kami berdua pun Tak pernah saling bercakap. Sampai akhirnya aku si anak bawang yg akhirnya lolos wawancara asisten dosen juga di semester berikutnya mau Tak mau harus sering bertatap muka dengannya dan kerap saling silang pendapat utk satu Dan lain Hal. Tapi itu belum, belum sama sekali...

    Dua tahun berikutnya dia Lulus, aku setahun setengah setelahnya. Kami terpisah tapi disatukan oleh satu organisasi sosial yg mengatas namakan almamater universitas. Kami jadi lebih mengenal satu sama lain, terlebih ketika dia berhasil menularkan hobi miliknya kepadaku. Intinya kami Makin akrab, dia tahu keluargaku akupun begitu.

    Aku Tak benar-benar tahu sejak kapan sebenarnya, aku mulai rajin mencari kabar ttg dirinya ketika waktu Tak kunjung membuat kami bersua. Mulai merindukan tiap obrolan yg sering terjadi diantara kami berdua maupun dengan kawan juga kedua orangtuanya. Kupikir ini Cinta, Aku yakin betul rasanya. Tapi bukan!.

    Hal terpenting yg paling kuingat tentangbmnya adl, Aku melihat kasih yg luarbiasa ketika dia bercengkrama dengan keluarganya, bertanggungjawab penuh atas kebutuhan2 mereka dgn rasa Cinta yg tentu Tak biasa, kesan hangat yg Tak pernah kurasakan ketika aku bersama ketiga kakakku dirumah. Ada satu waktu kami pernah melakukan perjalanan berdua, Dan dia menjagaku dengan sebenar2nya penjagaan diatas nama ibuku. Harusnya aku jatuh Cinta bukan?, Tapi ternyata tidak juga.

    Ini bukan karena aku sulit utk jatuh Cinta, karena rasanya bagiku dia harusnya lebih berharga dari sekedar Dicintai oleh seorang wanita. Aku ingin memilikinya utk menggantikan peran ketiga kakakku yg nihil eksistensinya dalam keluarga. Karena aku Tak bisa memaksa diri utk berpindah orangtua, karena aku sayang ibuku tentunya.

    Ah ya, aku menyayanginya. Aku rasa perasaan ini lebih mulia daripada Cinta. Banyak sekali doa2 yg terucap agar kami bisa bersama, Tak apa ku aminkan tapi jikalau nanti toh bukan aku orang yg membersamainya hingga akhir hayat, aku rasa aku akan tetap bahagia.

    Ya kak (kupanggil dia begitu) aku mengaggumimu sebesar ini ternyata :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terharu. terima kasih sudah bercerita dan ikutan giveaway nya :)

      Hapus
  13. Nama: Sandra Bianca
    Akun IG: @sandra.bianca
    Jawaban:
    Hm, pengalamanku mengagumi seseorang tuh sebetulnya sama kakak sepupu sendiri. Secara fisik dia cakep, pinter, kapten tim sepak bola, plus bisa main gitar dan sedikit bisa main keyboard (meski ga jago2 amat), pokoknya idol goals banget. Usia kita terpaut satu tahun. Nah, pas SMA dia tuh banyak banget yang naksir, termasuk temen-temenku sendiri, alhasil aku sering jadi perantara, apalagi kalau valentine tuh, banyak yang nitip cokelat ke aku buat dikasihkan ke kakak sepupuku. Cuma ada satu momen di mana aku betul-betul kecewa. Yaitu saat kakak sepupuku pacaran sama cewek yang unexpected, padahal di sisi lain aku comblangin dia sama kakak kelasku yang paling cantik, eh dia milihnya malah yang.... Jujur di sini aku rasanya ikut patah hati meski aku nggak jatuh cinta sama dia. Perasaan mengidolakan seseorang seperti ini memang egois, tapi semua orang pasti berharap yang terbaik untuk idolanya, kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. I feel the same with you, but sepupu? Complicated.Cerita yang menarik Sandra, terima kasih sudah bercerita dan ikutan giveaway nya :)

      Hapus
  14. Nama : Fanny Fenanda
    Akun ig : @fannyfenanda_

    Halo halo. Selamat pagi, selamat siang, selamat malam semuanya.
    Lumayan nih, sekalian curhat😁 Jadi aku pernah suka sama cowok, iyalah masa cewek :') Kita beda sekolah tapi sering ketemu. Pertama kenal dia itu karena satu tempat les. Awalnya, aku minta nomor wasap dia dari temennya yang kebetulan juga temen aku. Udah dapat nih nomornya, terus langsung aku chat (gc bgt dah). Yang aku tau, waktu itu dia baru jomblo. Langsung deh chat ini itu, tapi yang bikin kesel, dia cuek banget. Yakali chat aku cuma dibalas "ya", "oke", "sip", "belum", "iyaiya", "nanti". Dan balasan yang paling bikin kesel sih "👍" ini.
    Tapi aku mah nggak pernah nyerah. Pas ditempat les, selalu deh aku ngajak dia ngobrol. Buat lelucon biar dia ketawa gitu:') abis dia kalo ketawa jadi manis banget. Tapi ya, dia malah fokus sama pelajaran, huh. Pernah waktu itu ngeliatin dia terus, eh malah ketauan guru. Sebal deh, itu guru ngapain juga negur. Yang bikin sedih sih dia ngeliatinnya kayak risih gitu.
    Umm, aku bisa jadi orang yang nggak punya malu kalo lagi suka sama cowok. Usaha terus biar bisa ngobrol lama sama dia. Chat terus sampai akhirnya dia balasnya nggak singkat singkat. Bahkan nggak jarang dia telfon atau vidcall gitu. Cewek mana yang nggak seneng diginiin sama doi, wkwk. Hampir tiap hari kita telfonan. Pernah sampe 3 jam:) Ditempat les pun gitu. Dia jadi banyak ketawa, jadi sering ngobrol lamaaa banget. Ini seneng banget tau. Nggak sia sia usaha aku selama ini, haha.
    Kebetulan dia itu gamers. Nah waktu itu lagi jamannya main mobile legend. Bisa tiap hari dia buat status tentang mobile legend itu. Nah aku kan penasaran banget, jadi aku download. Niatnya biar bisa main bareng sama dia. Tapi ternyata :') Ini nggak pernah aku perkirakan sebelumnya. Dia masih suka sama mantannya. Jangan mengumpat, oke sip. Dia bilang "Mantanku mau ke rumah. Seneng banget nggak sih😎" Yahahaha. Gimana dia bisa bersikap kayak gitu sama aku sedangkan dia suka sama orang lain.
    Setelah aku tau tentang hal itu, aku nggak pernah lagi chat dia. Di tempat les pun aku nggak lagi ngobrol sama dia. Dan ternyata dia nggak diam aja. Dia chat aku bilang "kok kamu sekarang beda?". Ini nggak aku balas sama sekali. Dan tiba tiba dia chat lagi "jangan mudah nyaman sama orang ya". Ingin ku berkata kasar, tapi sabar, nggak boleh. Pas itu aku balas "Kamu jangan mudah kasih harapan sama orang ya".
    Aku nggak tau kenapa bisa bilang gitu sama dia. Tapi asli aku kesel banget lihat mantannya yang sok cantik itu. Dan satu lagi yang bikin nyesek, ternyata mantannya satu tempat les sama dia yang otomatis satu tempat les sama aku. Hampir tiap hari lihat mereka duduk berdua sambil ngobrol gitu. Kesel kesel kesel. Aku jadi harus pura pura nggak lihat. Pura pura tuli pas mereka ketawa bareng.
    Ini puncak kekeselan ku. Dia chat aku "kok kamu sekarang nggak lagi chat aku?" Bodo bodo. Nggak tau. Nggak lihat itu tulisan apa. Nggak tau bacanya apa. Kesel bre -_-
    Chat itu nggak aku balas sampai kemarin. Kita udah lost contact hampir 6 bulan. Kita juga udah nggak les di tempat yang sama. Tapi yang bikin kaget, dia malah chat "Hai. Aku balik. Hpku baru nih" Heh. Apa urusannya sama aku😗 Rencana move on gagal lagi, sip👍
    Jangan terkejut wahai pembaca curhatan ku ini. Kemarin dia tiba tiba chat "Jalan kuy ke gramed. Ada buku non fiksi yang baru terbit, bagus banget. Sekalian nonton boleh kan ya, hehe." Apakah aku senang? Jawabannya IYA. Munafik banget kalo aku bilang nggak senang dia ngajak jalan ke toko buku gitu. Setelah sekian lama. Jadi juga jalan ke gramed bareng:')
    Ps : aku buat cerita ini waktu pulang dari gramed. Senengnya nggak main main :*
    Sekian dan terima kasih. Salam sayang dari aku 😚

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seringkali mundur dan menghindar adalah pilihan yang mau tidak mau harus kita ambil. Tapi sebagai wanita tidak salah bila ingin mengungkapkan apa yg sejujurnya lama dipendam. terima kasih sudah bercerita dan ikutan giveaway nya :)

      Hapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...