Sabtu, 23 Mei 2015

Resensi Buku: Rahasia Hati Lelaki oleh Syah Fizan





Judul: Rahasia Hati Lelaki
Penulis: Syah Fizan
Tebal: 138 hlm
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2014
Rate: 2/5

Aku, Erfin Jonathan Febriandi, atlet bulu tangkis Indonesia terkenal, muda, keren dan berbakat. Masa laluku bertolak belakang dengan kondisiku saat ini. Saat duduk dibangku SMP, aku CUPU (Culun Punya), kurang gaul dan kondisi otak pun pas-pasan. Tapi, keluguanku berhasil merebut perhatian Naila. Sayangnya orang tuaku tidak mengizinkanku menjalin hubungan dengannya karena kami berbeda suku.

Itulah awal mula cerita cinta seorang Erfin Jonathan seorang remaja tanggung yang baru pertama kali rasakan jatuh cinta. Cinta pertamanya harus pupus karena tidak direstui oleh orang tua. Sedikit berat untuk seorang bocah SMP yang harus menerima kenyataan pahit bahwa perbedaan suku masih menjadi halangan bagi mereka. Kemudian Erfin sekeluarga pindah ke Pontianak dan hal ini dimanfaatkan Erfin untuk menata kembali hatinya.
Didalam Subbab “Sahabat Dikala Amara” perkembangan diri Erfin banyak diceritakan. Kini ia berubah menjadi pria karismatik yang digandrungi siswi-siswi SMA disekolahnya dan mendapatkan sahabat bernama Armen dan Fiby. Masing-masing sahabatnya memiliki masalah cinta masing-masing. Yang lama-kelaman menyeret Erfin terlibat didalamnya.



Saat pertama kali melihat sampul depannya saya tidak berekspektasi banyak terhadap buku ini yang saya duga hanya membahas kisah cinta remaja yang ringan. Cover yang terkesan apa adanya tidak begitu mewakili kisah didalamnya. Hanya seorang pria yang tertunduk sedih seolah stress menghadapi kisah cintanya. Rahasia hati lelaki tidak banyak diungkapkan oleh penulis.



Buku ini terasa berbeda dengan buku sejenis lainnya karena pemakaian sudut pandang cerita yang melibatkan dua tokoh, Erfin dan Fiby. Mungkin penulis ingin pembaca tidak bosan dengan cerita yang ia suguhkan. Tapi saya akui seringkali merasa bosan dengan cerita yang datar dengan konflik yang tidak rumit. Alur cerita berjalan maju dan terkesan datar.



Kesalahan pengetikan diakui sangat banyak di awal cerita hingga pertengahan.  Cukup mengurangi kelebihan buku ini. Pengetikan huruf yang kurang nyaman untuk dibaca dan penggunaan mode italic yang tidak sesuai mengganggu. Penggunaan tanda kutip (“) yang seringkali hilang dapat ditemukan dibeberapa halaman. Juga terdapat spasi yang hilang dibanyak tempat bisa jadi karena halaman yang terbatas atau kesalahan teknis lainnya, saya tidak tahu.



Untuk keseluruhan, dua bintang sudah terwakili oleh saya. Penuturan cerita yang ringkas dan jelas dan bahasa yang digunakan ringan. Isi cerita yang mengangkat kehidupan remaja dapat mudah dipahami. Cocok dibaca untuk kalangan remaja.
Sayangnya,  buku ini terkesan berantakan untuk saya karena typo yang cukup mengganggu sehingga kurang nyaman saat dibaca.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...