Senin, 22 Mei 2017

Online Shop, Inilah Yang DIbenci Para Pecinta Buku Dari Mereka



Big Bad Wolf telah berakhir dilanjutkan dengan Islamic Book Fair. Mereka bagaikan iblis-iblis kecil yang bersekongkol memeras kantung rekening penikmat buku Indonesia. 

BBW yang merupakan singkatan dari Big Bad Wolf jelas berbeda dengan IBF. BBW merupakan bazar buku import terbesar yang penyelenggaranya bukan dari Indonesia. Malaysia yang pertama kali mencetuskan acara seperti ini. 


Perbedaan 

Big Bad Wolf mendapatkan stok buku yang dijualnya melalui bulk buyer. Bulk Buyer secara sederhana diartikan sebagai pembeli perseorangan atau kelompok yang membeli buku langsung dari penerbit. Manfaat yang dirasakan dari cara pembelian seperti ini adalah harga buku yang didapa lebih murah. Karena penyebab harga buku sekarang sangat mahal adalah karena kongkalikong toko buku konvensional dan biaya distribusi buku-buku tersebut yang teramat besar.  Jumlah buku yang dibeli bulk buyer sangat banyak sehingga harga yang didapat jauh lebih murah ketimbang beli di toko buku biasa. 

Islamic Book Fair merupakan pameran buku yang pesertanya adalah penerbit-penerbit dan pereorangan yang bergerak di ranah literasi Islami. Masing-masing peseerta memiliki stand-nya sendiri untuk menjajalkan produk pada pengunjung. Tidak ada buku impor disini, Semuanya adalah buku-buku berbahasa Indonesia. Sebagian besar buku yang terdapat disini adalah kitab tafsir, Al-Quran, buku pendamping anak, cerita anak dan non-fiksi. Kalau pun ada buku fiksi sudah dipastikan hanya ditemui di beberapa stand milik penerbit major. 

Tidak banyak pihak yang ikut memajang stand di Big Bad Wolf. Tidak di tahun ini maupun tahun sebelumnya penerbit Indonesia yang memajang koleksi di BBW hanyalah Mizan. Koleksi yang mereka bawa hanya buku-buku yang sudah lama menjadi list obralan mereka, contoh 3 buku seri novel fiksi H.I.V.E, My Wedding Dress, Deesert, seri horor Fantasteen, dan buku fiksi lama lainnya. Letak rak buku mereka cukup jauh dari deretan buku impor BBW. Ada di sisi kanan saat pertama kali memasuki pintu masuk.

Big Bad Wolf sangat ramai. Jauh lebih gila dan bernafsu dari Islamic Book Fair. Hari pre-sale atau H-1 pembukaan sudah membuat antrean kasir mengular hingga 5 jam. Tidak hanya itu akibat banyaknya pengunjung yang membludak, tidak ada pembatasan jumlah pembeli buku membuat pecinta buku sejati selalu kehabisan stok buku yang dicarinya. Kesalahan fatal paling banyak  terjadi di penyelenggaraan BBW kali ini. Panitia tidak memberikan batasan jumlah buku yang bisa dibeli pengunjung. Jumlah staff penata buku yang sedikit dan tidak memiliki kecakapan mengenai judul buku dan letak penataan buku yang masih sering tidak tepat. Big Bad Wolf memakai tempat yang sangat luas, tidak nanggung-nanggung 3 hall ICE BSD Serpong dipakai sekaligus. Mengingat koleksi buku yang sangat banyak jumlahnya panitia harus memakai staff yang super banyak dan cekatan dalam penataan buku. Staff harus responsible jika dimintai tolong oleh pembeli. 





Pemandangan kontras justru terlihat di Islamic Book Fair. Tempat yang mereka pakai hanya sekelumit dari JCC Senayan. Setiap stand diberikan tempat dengan ukuran yang dibatasi, tidak terlalu besar mengingat jumlah pengisi stand yang banyak sementara Hall A saat itu sedang berlangsung dua acara bersamaan. KebetulaN sekali di tanggal 3 Mei kemarin juga sedang berlangsung Hari Pers Sedunia di Hall A JCC Senayan. Mungkin karena hal ini yang membuat ukuran booth di IBF tahun ini lebih kecil dari sebelumnya. 


Pemandangan di IBF lebih berwarna dan beragam dari segi penataan booth. Beberapa booth bahkan mendokarasinya dengan warna ceria pink-ungu-peach untuk mengundang pengunjung. Ada juga yang tidak mendekor boothnya tapi membawa koleksi produk yang menarik. Ambil contoh ketika bertandang ke booth Haru Grup tersedia beragam merchendaise bookmark, puch, cover buku dari kain, tote bag dan boneka. Di booth milik Madina Al Quran juga menyediakan perlengkapan sholat dan mengaji untuk anak perempuan. Walaupun harga produk di booth itu sangat mahal tapi patut diapresiasi desain dekorasi dan konsep yang mereka bawa. 

@ Madina Al Quran
@ Penerbit Haru
@ Hari-Hari Haru

@ Em Green Label
Wabah Online Shop Masuk Book Sale 


  1. Big Bad Wolf, PRESALE Bukan Lagi VIP NAMANYA!


Ditengah perayaan gerombolan serigala nan licik memasuki pawai. Menggigit, meraup dan merenggut makanan dan merusak tatanan acara. Serigala nan bicik yang dimaksud ini adalah pelaku-pelaku online shop. Kehadiran mereka dari awal tidak diprediksi sebelumnya. Merea datang bagaikan wabah. Menyebar begitu saja bahkan di hari pertama Big Bad Wolf. Mereka tidak membunuh tapi cukup membikin sakit hati setiap pengunjung yang bermaksud untuk benar-benar 'membutuhkan buku". 

Parahnya adalah para online shop ini mengambil atau memonooli satu judul hingga tak ada ruang untuk pengunjung lain. Yang mana dalam satu tumpuk yang mereka ambil bisa memuat 15-20 eksemplar buku. Hal ini membuat stok BBW menjadi habis dan pengunjung lain tidak kebagian. Perlu disoroti sikap panitia Big Bad Wolf yang menyalahkan pengunjung karena dianggap 'lelet' tidak mendapatkan buku yang diinginkan karena keburu kehabisan. Rasanya bukan seperti itu bagaimana pihak managamen acara bersikap. Sikap panitia Big Bad Wolf yang justru menyalahkan pengunjung bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Merekalah yang seharusnya memikirkan kemungkinan satu pengunjung memborong satu judul buku hingga stoknya habis. Jikalau ada yang perlu disalah merekalah pelakunya.

Sakitnya lagi buku yang diambil para online shop ini akan dijual kembali dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal. Dimana letak keadilan pihak management Big Bad Wolf? Jangan hanya karena mereka mencari keuntungan sebanyak-banyaknya sampai melupakan pembaca yang memang benar-benar butuh dan telah jauh-jauh meluangkan waktu berkunjung ke acara mereka. ICE BSD itu jauh jarak, padat dan sulit transportasi. Jadi hargailah mereka yang telah menyisihkan waktunya untuk ke acara kali ini dengan management pembelian buku yang tertib dan dibatasi jumlah pembeliannya.

Jika terus-terusan begini, BBW bukan lagi bagian dari acara bagi pecinta buku tapi kongkalikong monopoli bisnis online shop. 

Buku obralan sisa  milik Mizan @ IBF 2017 #1
Buku obralan sisa  milik Mizan @ IBF 2017 #2

4 komentar:

  1. Saya setuju dengan pendapat mbak mengenai BBW (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir. *Lirak lirik kalau ada media yang meliput BBW

      Hapus
  2. Ternyata masih Mizan saja ya yang berani gabung event ini. Oiya saya paling gerah kalau lihat reseller berkeliaran, belinya banyak banget dan antrinya juga sama dengan pengunjung yang beli cuma 5 biji. Kudu sabar disini ya... :D

    BalasHapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...