Winter
Penulis : Marissa
Meyer
Penerjemah :
Yudith Listiandri
Proofreader :
Titish A.K.
Design cover :
@hanheebin
Penerbit : Spring
Tebal : 900 hlm
Terbit : Agustus,
2016
ISBN : 978-602-743-223-9
|
Dia adalah gadis yang terbuat dari es dan kaca. Giginya
rapuh, paru-parunya terlalu mudah hancur. - Winter
Pasca perang
dunia keempat, bumi dihuni oleh beragam makhluk seperti andorid dan cyborg. Mereka hidup berdampingan
bersama dengan manusia walau kaum cyborg diperlakukan secara tidak adil. Bumi telah
menjalin hubungan dengan Bulan sejak lama. Banyak diantara kaum Bulan yang
datang dan menetap di Bumi. Mereka yang datang ke bumi menggunakan daya pikat
sehingga manusia tidak menyadari keberadaan mereka.
Bulan adalah
sebuah negeri yang terbagi atas sektor-sektor . Dibangun diatas kawah-kawah
tandus dan ditutupi kubah pelindung. Artemisia adalah jantung sekaligus ibukota
yang menjadi pusat kendali. Kota itu sangat maju, para peneliti mengembangkan teknologi
dan kemudahan fasilitas agar bisa bertahan hidup. Semua kebutuhan dan pangan
dipasok dari sektor lain menuju ibukota. Namun kemewahan itu hanya dirasakan
oleh para bangsawan. Sementara rakyat
yang berada di luar sektor hidup dalam kemiskinan dan kekurangan.
Ratu Bulan yang
bernama Levana telah tiga belas tahun menjadi penguasa tertinggi kerajaan.
Selama kurun waktu itulah ia membangun Bulan menjadi sebuah negeri yang indah dan
juga menyedihkan. Kecantikan sang ratu menghipnotis seluruh rakyat, tidak ada
yang berani melawan titahnya. Siapapun yang melawan ia akan mati. Anak dan
keluarga akan menjadi senjata agar rakyat tidak melawan.
“Ketika aku
sedang bertugas, hanya itulah yang bisa kulakukan. Menjadi pengawalmu. Bukan temanmu.
Levana sudah tahu aku terlalu dekat denganmu, bahwa aku peduli kepadamu lebih
dari yang seharusnya”
Setelah kematian Ratu
Channary dan putri Selene menjadikan Levana penguasa tunggal kerajaan Bulan. Ia
memiliki putri tiri bernama Winter. Ia punya ingatan kuat tentang Putri Selene
yang juga adalah keponakan Levana. Sejak dulu Winter yang ditinggal mati
ayahnya diasuh oleh Levana. Ia punya teman masa kecil bernama Jacin. Dan kini
ia menjadi pengawal ratu untuk menjaga Winter. Berbeda dengan ratu yang
menggunakan anugerahnya untuk mendapatkan apa yang ia mau, Winter
menyembunyikan anugerah bulan miliknya. Akibat usahanya itu Winter seringkali
diserang halusinasi dan dianggap gila. Tapi Winter sangat cantik dan dicintai
rakyat Bulan. Ratu yang melihat hal itu sebagai ancaman, kemudian mengutus
Jacin untuk membunuh Winter dan mengumumkan keseluruh negeri bahwa Winter telah
mati.
“Aku tidak akan menjadi pion lain dalam
permainannya”– Jacin
Walaupun Jacin
menunjukkan kepatuhannya pada Levana, ia hanya setia kepada Putri Winter. Jacin
tidak benar-benar membunuhnya. Ketika ia diperintahkan untuk membunuh Winter ia
malah melakukan hal sebaliknya. Ia menyiapkan podship agar Scarlet bisa membawa
Winter pergi menuju tempat persembunyian Cinder.
Disisi lain,
Cinder tengah berupaya membangkitkan revolusi melawan Levana. Cinder bersama
Wolf, mantan tentara Levana, Cress, programmer ratu dan kapten Thorne menyusun
rencana untuk melawan ratu Levana. Rencananya adalah melakasanakan pernikahan
ulang di Bulan, menyatukan kekuatan
rakyat bulan dan melancarkan serangan bersama-sama untuk menyerang Levana.
Untuk itu Cinder
harus menyusup kedalam pesawat yang akan membawa ke Bulan dan menemukan tempat
persembunyian disana. Cinder telah menemukan tempat dimana ia dan lainnya mengumpulkan
bantuan. Mereka akan menetap di rumah keluarga Wolf di sektor RM-9. Disanalah
mereka akhirnya berkumpul dengan Scarlet dan Winter. Tapi itu tidak lama, mereka
kembali terpisah-pisah. Cinder harus berhadapan dengan Ahli Sihir Aimery dan
bertekuk lutut atas kekalahannya. Sementara Wolf dibawa kepada Levana dan
dibangkitkan kembali menjadi tentara setianya. Scarlet dan Winter turun ke
bawah tanah mengumpulkan pasukan baru setelah rencana Cinder gagal. Thorne
menyusup dan bergabung ke dalam tentara Ahli Sihir Aimery untuk menemukan
Cinder dan Wolf yang ditangkap. Berhasil mereka berkumpul kembali dan meruntuhkan tirani Levana?
“Aku sudah hidup dalam rasa takut pada Levana sepanjang hidupku, kalau ini adalah satu-satunya kesempatan yang diberikan kepadaku untuk berdiri melawannya, aku harus mengambilnya. Aku tidak ingin bersembunyi. Aku tidak ingin menjadi takut.” - Winter
Winter jadi buku
keempat karya Marissa Mayer yang saya baca dan nomor dua yang saya favoritkan
setelah Scarlet. Dari segi tema ini bukan hanya tentang pemberontakan saja.
Tapi juga bagian dari cerita retelling putri-putri yang sudah sering kali
didengar. Di buku ini akan ada kisah retelling Cinderella, Red Riding Hood,
Rapunzel dan Snow White. Mereka punya kisahnya masing-masing yang bisa di baca
di tiga buku sebelumnya.
Di buku keempat
Marissa Mayer membuka cerita dengan kembalinya Jacin setelah berada dalam
kawanan Cinder. Jacin yang semula dianggap sebagai pengkhianat justru diberi
kesempatan kedua oleh Levana untuk bertugas kembali sebagai pengawal. Marissa
menunjukkan bagaimana karakter Levana yang dikenal kejam dan tanpa ampun. Ia
tidak mentolerir kesalahan sedikitpun dan
dengan tega membunuh mereka yang dianggap mengkhianati keputusan ratu. Pembaca
juga dibuat bertanya-tanya dengan hubungan Putri Winter dan Jacin yang melebihi
kedekatan antara putri dan pengawal. Karena saat di pengadilan Winter tampak
sangat mengkhawatirkan Jacin yang sedang dieksekusi.
Masih dengan ciri
khas gaya menulis Marissa Meyer yang gemar membagi cerita ke dalam beberapa
plot, pembaca mesti bersabar dengan apa yang terjadi di bumi setelah pernikahan
ratu batal, kemana Kaisar Kaito diculik dan keberadaan Cinder sebagai teroris
paling dicari antar galaksi. Hal ini makin membangkitkan rasa penasaran. Sangat
suka dengan gaya cerita yang terpecah bagaikan puzzle seperti ini,
unpredictable dan cerdas. Tidak ada rasa bosan sama sekali ketika membacanya.
Tidak berbeda
dari tiga buku pendahulunya, Winter menggunakan POV ketiga yang terbagi dalam
beberapa plot cerita. Plot-plot inilah yang nanti saling bersinggungan,
mempertemukan kembali mereka yang hilang dan memisahkan kembali yang sudah
bersatu seperti itu kalau saya bilang. Alurnya maju dan tempo cerita yang
terasa cepat. Saya seperti diburu waktu dan dalam posisi terpojok. Sulit untuk
berhenti membaca buku yang tebalnya tidak terkira ini.
Marissa Mayer
juga mempasang-pasangkan tokoh-tokohnya. Ia membuat karakter ciptaannya terasa
nyata dan punya sifat yang kuat. Saat pasangan lainnya terpisah akan ada rasa
bersalah juga rasa ingin menyelamatkan satu sama lain. Saya paling
memfavoritkan Scarlet-Wolf. Scarlet punya semangat yang membara seperti warna
rambutnya yang terang. Sedangkan Wolf walau dia mantan petarung tapi hatinya
sangat rapuh dan takut kehilangan Scarlet yang juga alfanya.
Alasan itulah
yang membuat saya tidak hanya menyukai buku ini tapi juga memfavoritkan
keseluruhan seriesnya. Saya selalu terpacu bahkan tegang dengan rencana Cinder
yang sering membawa mereka dalam situasi terpojok. Setiap kali ada yang direnggut
pergi, tidak ada rasa duka ataupun sedih yang berlama-lama justru kemana arah
cerita pemberontakan itulah yang penting.
Selain
menghadirkan relasi dari tiga buku sebelumnya, Marissa Meyer juga menghadirkan
relasi lain yaitu Winter dan Jacin. Winter sudah pernah disebut-sebut dalam
buku pertama tapi buku keempat ini banyak sekali menceritakan tentangnya. Ia
sangat dibenci oleh ratu, kecantikannya diagung-agung ke seluruh negeri dan
satu-satunya orang terdekatnya hanya Jacin. Wnter selalu mengharapkan saat-saat
Jacin menyatakan cinta padanya. Walaupun itu mustahil terjadi. Levana selalu
mengawasi hubungan mereka berdua dan ia juga tahu Jacin menyimpan perasaan yang
amat dalam pada putri tirinya.
Rasanya tidak ada
hal-hal yang kurang atau terasa mengganggu di novel ini. Semua diceritakan
dalam paket lengkap. Saya hanya masih penasaran dengan masa lalu Levana. Tidak
ada yang tahu siapa Levana secara detilnya. Sosoknya yang kejam dan tersembunyi
di balik daya pikatnya. Masih ada hal-hal yang tidak diketahui dari Levana dan
baru diceritakan di buku lainnya Fairest.
5 bintang untuk Winter!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS