Kenangan tidak
pernah ada habisnya untuk diceritakan. Setiap orang punya masa lalu yang
berbeda. Dan punya cara yang unik untuk dikenang. Masa lalu selalu menyimpan
cerita terutama orang-orang di dalamnya yang boleh jadi hingga kini sulit untuk berhenti mengingat mereka.
Kisah cinta masa
SMA adalah saat-saat dimana kisah kasih itu sulit untuk dilupakan. Kebanyakan
orang mulai mengenal cinta sesaat atau cinta monyet di bangku SMA. Kali pertama
merasakan debar-debar cinta, pergi berdua bersama dan menghabiskan waktu seolah
itu adalah kali terakhir mereka bersama-sama. Itu juga yang dialami oleh Milea,
gadis cantik pindahan yang pertama kali mengenal Dilan.
Milea pindah ke Bandung
bersamaan dengan penempatan tugas ayahnya pada tahun 1990. Milea tinggal
bersama Ayah, Ibu, adik perempuan bernama Airin dan seorang pengurus rumah yang
dipanggil si Bibi. Ayah Milea adalah seorang tentara dan ibu adalah ibu rumah
tangga yang sangat sayang keluarga. Keluarga yang sangat sempurna.
Sekolah baru yang
ditempati Milea sekarang membuatnya jatuh hati. Terlepas dari bangunannya yang
sudah tua, sekolah itu sangat romantis dan juga menyimpan nilai historis kisah
cintanya bersama Dilan. Milea sangat dikenal di sekolah, di mata guru dan
teman-teman. Tidak sedikit laki-laki mendekatinya karena terpincut kecantikan
fisiknya. Tapi Milea begitu rendah hati. Ia tidak tertarik pada cowok manapun. Karena
hatinya sudah terkunci pada Dilan seorang.
Dilan, salah seorang anggota geng motor yang sejak hari pertama sudah
membuatnya kelabakan dengan tingkahnya. Walaupun mencoba mengelak dari ramalan
Dilan, tebakan cowok itu selalu benar. Ide dan pemikirannya seringkali nyeleneh. Memberi kado ulang tahun yang
tidak wajar. Sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata apa yang dipikirkannya.
“Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu.”
“Kenapa?” tanyaku sambil tertawa.
“Nanti besoknya, orang itu akan hilang!
“Lia, kalau kamu merasa tidak kuperhatikan, maaf, aku sibuk memantau lingkunganmu, barangkali ada orang mengganggumu, kuhajar dia!” - Dilan
Dilan dan Milea adalah cerminan dari kisah klasik dan kesederhanaan anak era
90an. Dilanku Tahun 1990 adalah bagian dari kilas balik dari Milea akan kerinduannya
pada Dilan. Semua dilihat dari sudut mata Milea. Ini kisah tentang perasaan dan
kisah cinta semasa SMA-nya bersama Dilan. Walaupun Dilan adalah pacarnya yang
kedua setelah putus LDR-an dengan Beni.
Tokoh lain yang
sering modar-mandir dalam buku ini antara lain, Kang Adi-mahasiswa ITB yang
lagi mencoba merebut hati Milea, Bunda Dilan, Wati-sepupu Dilan, Piyan-sahabat
Dilan dan beberapa tokoh kecil lain yang tidak terlalu berperan dalam cerita
alias hanya tempelan.
Aku tidak berharap kehilangan dia, tapi aku yakin hidup tanpa dia akan menjadi lebih baik. Maksudku lebih baik memilih putus daripada bertahan dengan lelaki yang mengekang dan tidak punya perasaan. – hlm 129
Membaca buku Dilan
di tahun 1990 sama akan halnya dengan membaca buku harian seorang gadis remaja
SMA. Konfliknya ringan, sebatas lingkungan keluarga, sekolah dan cinta khas remaja
tanggung. Penggunaan gaya bahasa yang masih terasa logat Melayu-nya tidak terasa
mengganggu untukku. Tidak ada twist yang gimana-gimana, buku ini sepenuhnya
menghibur dan cocok untuk dibawa ketika perjalanan mengisi kekosongan waktu.
Specially, buku ini akan aku rekomendasikan untuk setiap
cowok di dunia yang ingin mendapatkan pacar ataupun sedang dalam proses PDKT
dengan wanita. Tips dan trik yang dilakukan Dilan untuk mendekati Milea bisa
kalian ikuti atau seenggaknya jadikan inspirasi. Milea juga sedikit banyak
telah menyebutkan apa yang sebenarnya dicari kaum wanita dari seorang pria. Tentu
kalian para lelaki tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Kalau itu untuk
mendekati wanita, kenapa tidak kalian mencobanya.
NB: Pesan dari Milea untuk para pria ..
Lelaki macam apa yang tega marahin pacarnya di muka umum? Mempermalukan pacarnya di depan banyak orang? Menyakiti pacarnya dengan kata-kata kasar? – hlm 132
Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya. – hlm 133
Dia mungkin tidak hebat, tapi meskipun begitu dia membuat Lia senang walaupun dengan hal dan cara yang sederhana. – hlm 134
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS