Minggu, 08 Januari 2017

[Resensi] Senandika Prisma

Judul: Senandika Prisma
Penulis: Aditia Yudis
Editor: Jia Effendie
Penerbit: Falcon Publishing
Terbit: Cetakan pertama, Desember 2016
Tebal : 212 hlm
Rating: 3/5

Blue Valley, sebuah kompleks perumahan dan rumah keenam sekarang dihuni oleh Prisma dan keluarganya. Buku ini adalah kisah tentang Prisma dan terungkapnya kutukan yang membayangi rumah itu

Prisma, akan menjadi isteri Ian dan ibu baru untuk Rory. Pernikahannya dengan Ian hanya tinggal menunggu waktu. Ian adalah seorang duda. Pernikahan sebelumnya meninggalkan seorang anak lelaki bernama Rory. Prisma dan Rory punya kecintaan yang sama. Rory menyukai kelinci dan Prisma adalah seorang dokter hewan yang dekat dengan binatang.

Walaupun sudah cukup dekat ada keraguan yang menyelimuti Prisma. Ia akan menjadi seorang ibu, ia tidak yakin akan menjadi sosok terbaik untuk Rory dan Ian.

Saat sedang berada di butik sepatu mendadak suatu hal aneh terjadi. Prisma mendapatkan titipan dari Ian dengan dalih adalah kado ulang tahunnya. Padahal saat itu bukanlah hari ulang tahunnya. Lima menit berselang Rory menghilang.

Kejadian itu membuat Prisma sangat khawatir. Ia sudah cukup dekat dengan Rory, walaupun bukan ibu yang mengandungnya tapi kecemasannya sangat luar biasa. Untuk menemukan Rory sepupu Ian yang bernama Saddam dilibatkan untuk mencarinya. Pernikahan pun ditunda.

Ian menyimpulkan bahwa hilangnya Rory akibat Niko. Niko adalah kakak tertua Ian, akibat kesalahan di masa lalunya Ian menjadi membenci kakaknya itu. Pria itu punya catatan hidup yang tidak menyenangkan. Tiap kali mengingat Niko, Ian akan teringat pada kematian ayahnya.

Saddam, sepupu Ian mempertemukan Ian dengan Niko. Saat ditemui di tempat persembunyiannya Niko mengaku tidak pernah melihat Rory atau berurusan dengan anak itu. Tuduhan bahwa ia pelaku penculikan Rory pun terbantahkan. Lalu siapa yang menculik Rory? Kemana ia dibawa pergi?

"Karena kamu merasa dia tidak mungkin melakukan kesalahan. Karena calon isterimu pasti benar! Mungkin kamu harus melihat lebih jeli. Mengulik masa lalu dan rahasianysa."
"Tidak ada seorang pun yang benar-benar mengenal orang lain. Tidak ada orang yang tidak memiliki rahasia."

Senandika Prisma adalah buku seri Blue Valley pertama yang saya baca. Dan jadi buku kedua ditahun ini yang saya ulas. Buku ini bukan kisah romantis, tapi lebih menguatkan konflik problematika keluarga yang dahulunya menempati rumah nomor 6. Cerita dibuka langsung menuju konflik cerita di mulai dari menghilangnya Rory. Mengapa ia bisa menghilang? Tidak diketahui, penulis menutup rapat dan hampir tidak ada petunjuk yang benar-benar mengarahkan pembaca kepadanya. Justru semakin kebelakang pencarian itu seperti menemukan kepingan kenangan keluarga Ian dan mengapa ia begitu membenci kakaknya sendiri.

Buku ini menggunakan POV orang ketiga dan seimbang, tapi saya dibuat tertarik dengan kehidupan Niko. Ia adalah anak yang dibuang dan diasingkan karena perbuatannya "itu". Aku tidak bisa mendapat bayangan seperti apa sosok dirinya karena menurutku penulis kurang detail membuat karakter Niko ini berkesan. Penulis lebih menonjolkan alur cerita yang maju mundur, tentang apa dan bagaimana kisah di masa lalu dan pergantian bab yang sangat cepat. Kalau penulis ingin mencoba menjadikan buku ini seperti rasa triller menurutku gagal total. Interaksi antar tokohnya jadi tidak berkesan dan berlalu begitu saja. Padahal jika tidak terburu-buru dan lebih banyak interaksi emosional antar tokohnya buku ini akan terasa lebih menyenangkan untuk dinikmati.

Walaupun catatan diatas kiranya kurang mengenakkan, buku bertempo cepat ini berhasil bikin saya ingin segera menyelesaikannya. Apa yang yang membuat Rory dijadikan korban penculikan, apa motif pelaku sebenarnya dan mampu atau tidaknya hubungan Prisma-Ian bertahan melalui ujian ini.

Penulis punya ide cerita yang menarik dan fresh tentang penculikan, intrik keluarga dan pernikahan yang terancam. Semua itu dipadu jadi satu bacaan setebal hampir 200 halaman ini. Belum pernah aku membaca buku karya penulis lokal yang seperti ini. Perlu ditandai di cetakan pertama ini ada kesalahan berupa kurangnya tanda spasi di beberapa halaman. Aku tak ingat dimana tapi syukurlah tidak banyak dan tidak sampai mengganggu jalan cerita.

Bacaan yang menarik, ending yang membawa pembacanya bertanya-tanya dan belajar untuk tidak membenci masa lalu apalagi jika itu melibatkan keluarga. Penyesalan tidak akan mengubah ha;-hal yang telah terjadi. 

2 komentar:

  1. Secara keseluruhan, aku ga begitu puas dengan buku ini. Banyak pertanyaan yang belum terjawab. Alurnya pun terkesan cepat dan hanya fokus pada satu kasus, yaitu penculikan. Seakan ga ada 'kehidupan' lain yang menarik yang bisa disoroti. Tentang nama penculiknya, tebakanku ternyata benar, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak tahu juga kenapa penulisnya sesimple itu membuat konflik. Aku pun berharap lebih dari novel ini nggak cuma karena satu orang hilang lalu hubungan runyam. Nama penculiknya aku luput, padahal quotes ku ambil ternyata dari si pelaku :D wakakak. *pembacakurangpeka*

      Hapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...