Minggu, 04 Oktober 2015

Book Review: Winter In Tokyo oleh Ilana Tan



Penulis: Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2008
Tebal : 320 hlm
Rating: 4/5


"Apa yang harus kulakukan agar kau melihatku?" 

– Kazuto, hlm 298

Berita kehadiran Nishimura Kazuto sebagai penghuni baru di apartement Kakek Osawa segera menyebar ke seluruh penghuni kamar. Dia hanya seorang pria yang sedang mencoba lari dari kenyataan. Ia meninggalkan sementara pekerjaannya di New York sebagai seorang fotografer profesional dan menetap di Tokyo. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Ishida Keiko, penghuni diseberang kamarnya. 

Gadis itu pernah mencoba menguping di depan pintu kamar Kazuto dan akhirnya mempermalukan dirinya sendiri tetap disaat Kazuto membuka pintu. Ishida Keiko bisa dibilang memiliki campuran wajah khas Indonesia dan mampu bicara dalam bahasa Indonesia. Dia gadis yang bertubuh tinggi, berambut lurus dan tidak terlalu kurus. Selama di Tokyo ia bekerja sebagai karyawan perpustakaan seperti yang sudah diimpikannya. Walaupun hanya gadis biasa dia memiliki rasa takut terhadap tempat yang gelap. Tetapi kehadiran Kazuto dalam hidupnya mampu membuat semua rasa takut itu hilang. 

"Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?"
- Kazuto, hlm 68 

Kazuto merasa Keiko adalah gadis yang menarik. Keiko juga menganggap Kazuto adalah tetangga paling baik di dunia. Entah apakah gadis itu memang tidak merasakan ada setitik perasaan yang ingin disampaikan oleh Kazuto atau ada yang salah dengan gadis itu. Tapi disaat waktu mempertemukan Kitano Akira dengan Ishida Keiko kini ia tahu bahwa gadis itu masih mengharapkan cinta pertamanya walau sudah tiga belas tahun lamanya

"Kau bisa benar-benar melupakannya dan mulai benar-benar melihatku"

-Kazuto, hlm 139 

Dan sebuah kecelakaan terjadi. Kazuto terbangun dalam kondisi hilang ingatan. Separuh ingatannya hilang dan semua kenangan indah selama sebulan yang lalu luput. Ia bahkan tidak bisa mengenali siapa Ishida Keiko dan apa yang telah dilaluinya selama berada di Tokyo. Semua terasa berbeda setelah Kazuto lupa akan semuanya tapi dalam hati Kazuto tahu ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Tapi ia tidak bisa mengutarakannya dengan pada siapapun. Kini hanya Keiko-lah yang bisa mengembalikan ingatan Kazuto yang lenyap dan meyakinkan perasaannya yang sebenarnya pada pria itu. 

Kini ia tahu bagaimana rasanya terbangun dari mimpi indah dan dihadapkan pada kenyataan. Rasanya menyakitkan. – hlm 252

Tetapi bagaimanapun juga, ada saatnya ketika rasa sakit sama sekali tidak penting. –hlm 291

Winter in Tokyo dibuka dengan pertemuan Ishida Keiko dan Kazuto sebagai penghuni baru apartement yang mencurigakan. Keiko tidak merasa asing dengan kamar yang akan ditempati Kazuto karena dulunya kamar itu ditempati oleh Tatsuya Fujisawa ( Baca: Autumn In Paris ).

Pemilihan awal cerita yang lugas dan sedikit menggelikan sebenarnya ditambah kehadiran beberapa tokoh lainnya seperti kakak beradik Sato Haruka dan Tomoyuki membuat hubungan Keiko dan Kazuto semakin menarik. 

Kazuto digambarkan memiliki sifat yang bersahabat, ramah, cukup romantis dan baik pada setiap orang khususnya pada Keiko. Moment spesial dari Kazuto adalah saat dia bersedia membantu memasangkan bola lampu ruang tamu Keiko-chan dan melukis langit-langit kamarnya dengan bintang-bintang. Selain itu Kazuto kerap mengambil foto Keiko tanpa sepengetahuan gadis itu lalu mencetaknya. Asal tahu saja Kazuto bersedia memfoto seorang gadis hanya jika ia benar-benar terarik pada gadis itu. Mungkinkah ia juga tertarik pada Keiko? 

"Setelah kencan ini, kau mungkin akan jatuh cinta padaku" 

-Kazuto, hlm 114

Setting cerita mengangkat kehidupan kota Tokyo yang metropolis dan terdapat banyak sekali aksi kriminal. Membaca buku ini kita dikenalkan dengan beberapa lokasi tempat yang terkenal di Jepang seperti Shibuya, Nagano, Yokohama dan lain-lain.Selain itu kita dikenalkan dengan makanan khas Jepang seperti Shabu-shabu, mie ramen dan udon. Penduduk Jepang banyak yang meminum sake padahal bisa membuat mabuk jika terlalu banyak. 

Porsi antara dialog dengan narasi yang diberikan seimbang untuk dibaca. Beberapa kalimat menyentuh bisa ditemukan disini. Dengan ciri khas penulisannya yang sudah cukup dikenal Winter In Tokyo tidak terasa membosankan. Buku ini bisa dijadikan bacaan yang pas disaat hujan.

Dari segi isi buku ini kurang dalam hal mengembangkan konflik batin diatara tokoh-tokohnya. Pertentangan perasaan yang dialami Keiko, Kazuto dan Akira tidak dijabarkan dengan detail. Penulis lebih berfokus pada penyelesaian kembalinya ingatan Kazuto menuju akhir cerita. Tapi kuakui epilog di akhir buku cukup mengejutkan. Kusarankan kalian baca buku ini sebelum menonton film adaptasi layar lebarnya. 

Kini ia tahu bagaimana rasanya terbangun dari mimpi indah dan dihadapkan pada kenyataan. Rasanya menyakitkan. – hlm 252

Ia tidak ingin terlalu berharap. Harapan yang dihempas kembali ke tanah akan terasa sangat menyakitkan – hlm 228

Tersiar kabar Winter In Tokyo akan diangkat ke layar lebar menyusul rekan sebelumnya Sunshine Becomes You yang sedang di eksploitasi penggarapan shootingnya yang sempat membuat pembaca Ilana Tan terguncang. Semoga saja PH Maxima Picutres bisa memuaskan penonton dengan pemilihan aktor yang tepat, lokasi shooting Jepang yang sesuai dan tidak mengecawakan pembaca setia Ilana Tan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...