Selasa, 23 Februari 2016

Ulasan Cerpen "Kucing Hitam" by Edgar Allan Poe





Judul Buku :  7 Kisah Klasik
Penulis : Edgar Allan Poe
Penerjemah : Diyan Yulianto dan Slamet P Sinambela
Penerbit : Diva Press
Cetakan pertama : September 2015
Tebal : 204 halaman, paperback
ISBN : 978-602-255-968-9
 
Daftar isi dari buku 7 Kisah Klasik Edgar Allan Poe adalah sebagai berikut:

1. Kucing Hitam (The Black Cat), 1843
2. Jantung yang Berkisah (The Tell-Tale Heart), 1843
3. Kumbang Emas (The Gold Bug), 1843
4. William Wilson, 1839
5. Potret Oval Seorang Gadis (The Oval Portrait), 1842
6. Runtuhnya Kediaman Keluarga Usher (The Fall of the House of Usher), 1839
7. Obrolan Bersama Sesosok Mumi (Some Words with a Mummy), 1845

Aku tidak akan menceritakan secara lengkap keseluruhan isi cerita dan analisis pendukung. Tulisan ini hanya sebagai penambah pengetahuanmu saja mengenai analisisku. Semua kembali lagi pada dirimu sendiri.

Kasus Tersirat: Sebuah perbuatan dosa dan keji di masa lalu yang berujung menghantui kehidupan seseorang.

Pria (Si tokoh utama dalam cerita ini) awalnya adalah seorang pria baik yang terlahir dari keluarga yang baik. Ia tumbuh menjadi anak lelaki yang penyayang dan kadang sifatnya yang terlalu baik membuatnya menjadi bahan ejekan teman-temannya. Si pria ini menunjukkan bentuk kasih sayangnya kepada hewan-hewan piaraannya. Sampai akhirnya ia berkeluarga dan membangun rumah tangga, kecintaannya pada binatang masih ada.

Serentetan masalah mulai menghampiri si tokoh utama setelah ia hidup di kota dan tinggal bersama sang isteri. Entah kenapa kehidupan yang kini dijalani si tokoh utama terasa berat. Rasa tertekan terhadap tuntutan kehidupan membuat kejiwaannya seperti ber transfonrmasi menjadi jahat, pemarah dan tidak mampu mengendalikan amarah. Ia mulai menyangsikan hidup yang sebenarnya dan mulao tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya.

Sampai suatu ketika si tokoh utama tidak mampu mengendalikan amarah dan justru melampiaskan amarah pada kucing hitamnya. Si tokoh utama dengan tega mencungkil mata kucing hitam itu.

Di bawah ini adalah salah satu ungkapan si tokoh utama yang ada dalam benak si tokoh sebelum mencungkil mata milik kucingnya.

“Aku sendiri masih meragukan apakah jiwaku masih hidup karena aku menyadari bahwa sesuka hati adalah bagian dari insting primitif dalam diri manusia, salah satu dari kondisi atau sentimen purba yang tidak terpisahan dan turut membentuk karakter seorang manusia.” – hlm 13

Hingga suatu malam kemarahan si pria ini mencapai puncak. Ia membunuh si kucing hitam yang dinamai ‘Pluto’ dengan cara menggantung si kucing di halaman rumah. Setelah itu fenomena aneh pasca pembunuhan kucing hitam mulai bermunculan. Mulai dari kebakaran yang melanda rumah bahkan kemunculan kucing hitam serupa yang mengiringi peristiwa aneh lain bagi si tokoh utama.

^^^

Menurutku batin manusia layaknya air yang tidak stabil, begitu juga dengan batin si tokoh utama. Buku ini banyak sekali memunculkan hal-hal tersirat yang kaitannya dekat sekali dengan kehidupan manusia. Kucing hitam digambarkan sebagai media untuk membangkitkan sisi gelap seorang manusia. Yang mana setiap orang bisa melakukan hal keji tanpa di dasari pemikiran yang rasional.

Contoh kasusnya adalah ketika si tokoh utama membunuh si kucing hitam kesayangannya dengan sadis, padahal dulunya si tokoh utama adalah pribadi yang welas asih dan penyayang sekali. Dan bayang- bayang kemunculan kucing hitam sebagai sebuah representi sebuah kesalahan masa lalu, yang seringkali menjadi sebuah penyesalan dan akan menghantui pikiran manusia setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...