Hallooo,, Selamat Hari Rabu. Waktunya memupuk mimpi dan harapan. Minggu ini tumben-tumbennya aku membuat postingan mingguan Wishful Wednesday agak malam. Karena buku yang kuingunkan minggu ini sudah sejak minggu lalu kutahan-tahan, yasudah dilanjutkan saja jadi materi WW minggu ini.
Dalam seminggu aku bisa menambahkan lebih dari satu buku kedalam TBR atau rak khusus wishlistku. Tapi yang kumasukkan dalam Wishful Wednesday hanya satu saja. Agak pilih kasih ya, hihi tapi untuk kenyamanan pembaca aku terpakasa melakukannya.
Clue wishlistku minggu ini adalah
TIPIS
Apaan tuh yang tipis? Tentu saja ketebalan bukunya. Buku yang ingin sekali kubaca ini hanya memiliki tebal 76 halaman saja. Jika dibandingkan dengan Purple Eyes ini hanya separuhnya saja. Tapi buku ini sangat berpengaruh untuk beberapa blogger senior lokal yang kukenal. Buku apakah yang kumaksud? Inilah dia ....
Rumah Kertas
(The House of Paper)
Bluma Lennon,
distinguished professor of Latin American literature at Cambridge, is
hit by a car while crossing the street, immersed in a volume of Emily
Dickinson's poems. Several months after her untimely demise, a package
arrives for her from Argentina-a copy of a Conrad novel, encrusted in
cement and inscribed with a mysterious dedication. Bluma's successor in
the department (and a former lover) travels to Buenos Aires to track
down the sender, one Carlos Brauer, who turns out to have disappeared.
The last thing known is that he moved to a remote stretch of the Uruguayan coastline and built himself a house out of his enormous and valuable library. How he got there, and why, is the subject of this seductive novel-part mystery, part social comedy, and part examination of all the many forms of bibliomania.
Charmingly illustrated by Peter Sís, The House of Paper is a tribute to the strange and passionate relationship between people and their books.
The last thing known is that he moved to a remote stretch of the Uruguayan coastline and built himself a house out of his enormous and valuable library. How he got there, and why, is the subject of this seductive novel-part mystery, part social comedy, and part examination of all the many forms of bibliomania.
Charmingly illustrated by Peter Sís, The House of Paper is a tribute to the strange and passionate relationship between people and their books.
Hardcover, 103 pages
Published
November 7th 2005
by Houghton Mifflin Harcourt
(first published 2002)
Original Title
La casa de papel
ISBN
0151011478
(ISBN13: 9780151011476)
Edition Language
English
Characters
Literary Awards
Buku ini pertama kali muncul di timeline Goodreadsku seminggu yang lalu di awali oleh Mas Dion. Lalu mulai bermunculan reviewer lainnya yang ternyata juga tengah membacanya. Aku langsung penasaran buku apa ini? Tipisnya bukan main dan bikin bintang-bintang bertebaran. Bahkan Htanzil pun ikut berkata serupa. Oh, tolonglah aku sudah cukup banyak memasukkan wishlist baru bulan ini dan Rumah Kertas adlah salah satunya.
Intinya buku ini mengisahkan seorang penulis yang mendapat kiriman buku dengan bekas semen di badan tubuh bukunya. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi ditelusurilah siapa pengirim buku itu dan jejak semen pada buku yang diterimanya. Dan hasilnya mengejutkan.
Mengejutkan yang seperti apa? Entahlah. Aku pun tidak ingin mendapat spoiler untuk buku ini. Kita harus menemukan jawabannya di dalam buku ini.
Harganya hanya IDR 34000,- saja dan sudah teRsedia di toko buku Jabodetabek. Adakah yang ingin membaca buku ini juga? Kalau tidak ada aral melintang aku akan segera membaca buku ini. Karena sebelas hari dari sekarang aku akan mulai menabung untuk mengikuti launching Tentang Kamu - Tere Liye di Central Park Jakarta. Tentunya aku tidak bisa mengandalkan gratisan untuk buku yang satu ini. Belum lagi aku berencana mengumpulkan pundi-pundi lagi untuk PO bokset Percy Jackson and Olympus. Dan tidak hanya itu aku juga ingin melengkapi seri Fablehaven vol 1,2,3 dan 5 serta novel drama komedi dThe Last 2%. Doakan saja semoga ada saja rezeki untuk mendapatkan buku-buku harapanku ini. ^^
"Tak ada orang yang mau lupa menaruh buku. Kita lebih suka kehilangan
cincin, arloji, payung, ketimbang buku yang halaman-halamannya takkan
pernah bisa kita baca lagi, namun yang tetap terkenang, seperti bunyi
judulnya, sebagai emosi yang jauh dan lama dirindu."
Wah wishlistnya makin numpuk. tapi nggak apa-apa, harapan tidak usah dibatasi, hehe. Semoga cepat terkabul ya punya bukunya.
BalasHapusAaamiiinn,, buku oh buku datanglah :D Masih ada yang lainnya di TBR ku, tapi yang ini diprioritaskan harus punya.
Hapus