Jumat, 17 Februari 2017

[Resensi] Dilan : dia adalah Dilanku Tahun 1990


Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis : Pidi Baiq
Penyunting naskah : Andika Budiman
Penyunting ilustrasi : Pidi Baiq
Desain sampul : Kulniya Sally
Edisi Kedua, September 2016
Penerbit : Pastel Books
348 hlm
ISBN : 978-602-7870-86-4


Kenangan tidak pernah ada habisnya untuk diceritakan. Setiap orang punya masa lalu yang berbeda. Dan punya cara yang unik untuk dikenang. Masa lalu selalu menyimpan cerita terutama orang-orang di dalamnya yang boleh jadi hingga kini sulit untuk berhenti mengingat mereka.

Kisah cinta masa SMA adalah saat-saat dimana kisah kasih itu sulit untuk dilupakan. Kebanyakan orang mulai mengenal cinta sesaat atau cinta monyet di bangku SMA. Kali pertama merasakan debar-debar cinta, pergi berdua bersama dan menghabiskan waktu seolah itu adalah kali terakhir mereka bersama-sama. Itu juga yang dialami oleh Milea, gadis cantik pindahan yang pertama kali mengenal Dilan.

Milea pindah ke Bandung bersamaan dengan penempatan tugas ayahnya pada tahun 1990. Milea tinggal bersama Ayah, Ibu, adik perempuan bernama Airin dan seorang pengurus rumah yang dipanggil si Bibi. Ayah Milea adalah seorang tentara dan ibu adalah ibu rumah tangga yang sangat sayang keluarga. Keluarga yang sangat sempurna.

Sekolah baru yang ditempati Milea sekarang membuatnya jatuh hati. Terlepas dari bangunannya yang sudah tua, sekolah itu sangat romantis dan juga menyimpan nilai historis kisah cintanya bersama Dilan. Milea sangat dikenal di sekolah, di mata guru dan teman-teman. Tidak sedikit laki-laki mendekatinya karena terpincut kecantikan fisiknya. Tapi Milea begitu rendah hati. Ia tidak tertarik pada cowok manapun. Karena hatinya sudah terkunci pada Dilan seorang. 

Dilan, salah seorang anggota geng motor yang sejak hari pertama sudah membuatnya kelabakan dengan tingkahnya. Walaupun mencoba mengelak dari ramalan Dilan, tebakan cowok itu selalu benar. Ide dan pemikirannya seringkali nyeleneh. Memberi kado ulang tahun yang tidak wajar. Sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata apa yang dipikirkannya.
“Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu.”

“Kenapa?” tanyaku sambil tertawa.

“Nanti besoknya, orang itu akan hilang!

“Lia, kalau kamu merasa tidak kuperhatikan, maaf, aku sibuk memantau lingkunganmu, barangkali ada orang mengganggumu, kuhajar dia!” - Dilan
Dilan dan Milea adalah cerminan dari kisah klasik dan kesederhanaan anak era 90an. Dilanku Tahun 1990 adalah bagian dari kilas balik dari Milea akan kerinduannya pada Dilan. Semua dilihat dari sudut mata Milea. Ini kisah tentang perasaan dan kisah cinta semasa SMA-nya bersama Dilan. Walaupun Dilan adalah pacarnya yang kedua setelah putus LDR-an dengan Beni. 

Tokoh lain yang sering modar-mandir dalam buku ini antara lain, Kang Adi-mahasiswa ITB yang lagi mencoba merebut hati Milea, Bunda Dilan, Wati-sepupu Dilan, Piyan-sahabat Dilan dan beberapa tokoh kecil lain yang tidak terlalu berperan dalam cerita alias hanya tempelan. 

Aku tidak berharap kehilangan dia, tapi aku yakin hidup tanpa dia akan menjadi lebih baik. Maksudku lebih baik memilih putus daripada bertahan dengan lelaki yang mengekang dan tidak punya perasaan. – hlm 129
 
Membaca buku Dilan di tahun 1990 sama akan halnya dengan membaca buku harian seorang gadis remaja SMA. Konfliknya ringan, sebatas lingkungan keluarga, sekolah dan cinta khas remaja tanggung. Penggunaan gaya bahasa yang masih terasa logat Melayu-nya tidak terasa mengganggu untukku. Tidak ada twist yang gimana-gimana, buku ini sepenuhnya menghibur dan cocok untuk dibawa ketika perjalanan mengisi kekosongan waktu. 

Specially, buku ini akan aku rekomendasikan untuk setiap cowok di dunia yang ingin mendapatkan pacar ataupun sedang dalam proses PDKT dengan wanita. Tips dan trik yang dilakukan Dilan untuk mendekati Milea bisa kalian ikuti atau seenggaknya jadikan inspirasi. Milea juga sedikit banyak telah menyebutkan apa yang sebenarnya dicari kaum wanita dari seorang pria. Tentu kalian para lelaki tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Kalau itu untuk mendekati wanita, kenapa tidak kalian mencobanya.

NB: Pesan dari Milea untuk para pria ..

Lelaki macam apa yang tega marahin pacarnya di muka umum? Mempermalukan pacarnya di depan banyak orang? Menyakiti pacarnya dengan kata-kata kasar? – hlm 132
 

Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya. – hlm 133


Dia mungkin tidak hebat, tapi meskipun begitu dia membuat Lia senang walaupun dengan hal dan cara  yang sederhana. – hlm 134

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...