Judul : Double
Spin Around
Penulis :
Miyashita Natsu & Shoji Yukiya
Penerbit: Haru
Penerjemah :
Andry Setiawan
Penyunting :
Arumdyah Tyasayu
Design Cover :
Chyntia Yanetha
Terbit :
Februari, 2016
Tebal : 268 hlm
Rating : 3.5/5
Setiap orang mengimpikan keluarga yang sempurna, begitu juga dengan Madoka.
Ia memiliki keluarga yang sempurna, ada ayah bijaksana, ibu yang ceria yang
selalu ada untuknya, seorang kakak laki-laki yang tidak kalah sempurna bernama Yuichi
dan kakek yang tidak kalah hebat dengan usaha dojo dan klinik tulangnya.
Madoka sangat menyukai judo dan ia berambisi untuk menjadi atlet judo suatu
saat nanti. Berbeda dengan kakaknya Yuichi yang lebih tertarik pada dunia
musik. Semula Yuichi hanya bermain piano tapi tekadnya berubah semenjak masuk
SMA. Ia mulai membentuk band sendiri bersama teman-temannya dan menamainya
Double Spin Around.
Tiba-tiba sebuah telpon asing mengusik keluarga Komiya. Sebuah telpon dari
seorang wanita bernama Ashida Nobuko yang mengaku sudah lama mengenal ibu
Madoka. Tapi saat Madoka memberitahu ibu
bahwa seseorang mencarinya,
ibu nampak tidak senang dengan orang itu seolah
tidak mengenalnya. Seketika ibu berubah tidak seperti yang Madoka kenal.
Dilain waktu wanita yang bernama Ashida Nobuko datang untuk menonton
penampilan band Yuichi dan kawan-kawan. Ashida menyukai penampilan band mereka
dan menawari untuk masuk dapur rekaman. Sebuah kabar yang menggembirakan untuk
semua personel, karena mereka bisa mengembangkan debut mereka. Tapi kabar tawaran
itu tidak terdengar menyenangkan untuk ibu. Ibu yang Yuichi kira akan mendukung
keinginannya malah melarang untuk menerima tawaran itu. Kini tidak hanya keluarga
Komiya yang mulai merenggang, tapi Yuichi dihadapkan pada pilihan untuk
menggapai impiannya atau mempertahankan band yang sudah menjadi bagian dalam
hidupnya.
“Semakin lama kita menghadapi kesulitan, semakin kita menjadi kuat.”
Double Spin Around menjadi perkenalan pertamaku dengan Miyashita Natsu dan
Shoji Yukiya. Novel ini mengangkat kisah keluarga Komiya dan sebuah rahasia
yang selama ini dipendam salah satu anggota keluarganya. Menggunakan dua sudut
pandang cerita: Madoka dan Yuichi, pembaca akan diajak mengikuti usaha keduanya
untuk mengungkap rahasia yang selama ini dipendam oleh sang ibu.
Madoka adalah gadis yang tangguh dan sangat dewasa mengingat usianya yang
baru 10 tahun. Melalui pemikirannya ia sangat perasa dan mampu memposisikan
dirinya saat kondisi keluarga mereka mulai berubah. Walaupun ia masih terbilang
sangat mudah dikeluarganya tapi ia mampu memberikan pemahaman yang sangat baik
dan membuatku takjub padanya. Ia juga seorang adik yang penyayang, terutama
pada kakaknya. Yuichi yang walaupun umurnya terpaut jauh dari Madoka tidak ragu
menunjukkan bentuk rasa sayang dan dukungannya pada adik kecilnya itu. Interaksi
mereka berdua berhasil bikin aku iri ingin punya kakak sebaik Yuichi.
Yang menjadi penekanan buku ini ada pada cara pandang Madoka dan Yuichi
dalam menyikapi rahasia dalam keluarganya. Pemakaian dua sudut pandang antara
Madoka dan Yuichi secara bergantian membuatku bisa memahami buku ini lebih
dalam. Hampir tidak ada rasa bosan untuk menamatkan buku ini.
Setiap orang tidak ada yang sempurna, hal itu juga tampak pada anggota keluarga Komiya. Setiap anggota
keluarga memiliki masalah masing-masing yang membuat cerita ini makin kaya
dengan konflik dan rahasia. Yuichi yang dihadapkan pada keputusan untuk
mempertahankan band-nya atau melanjutkan kuliahnya menjadi salah satu contohnya.
Dua keputusan itu sangat mempengaruhi masa depan Yuichi nantinya. Untuk karakter ibu, aku sempat berharap ia
akan mendapat porsi lebih banyak dalam cerita. Tapi mengingat buku ini
menggunakan sudut pandang Madoka dan Yuichi, akan sulit menggali karakter ibu.
Jika sebelumnya aku dibuat penasaran dengan ending buku The Stolen Years terbitan
Haru, kali ini aku dibuat gantung dengan ending di buku ini. Benar-benar tidak
seperti yang kubayangkan, diluar ekspektasi tapi aku tetap menikmati buku ini.
Ceritanya tidak mudah ditebak, ada unsur misteri yang membuat buku ini bikin
penasaran dengan akhir ceritanya.
Wah, kalau ending-nya menggantung, ada kemungkinan sekuelnya nggak sih? Dan rasanya buku ini penting dibaca mengingat genre keluarga. Bisa dijadikan pelajaran dalam menyikapi permasalahan yang muncul dalam keluarga.
BalasHapusSepertinya nggak akan ada sequelnya, ending yang ngegantung memang ide si penulis untuk membuat buku ini punya klimaks yang menarik :)
Hapus