Senin, 31 Oktober 2016

BLOGTOUR The Bond : Inteview With Eve Shi



Hallo, Welcome back to my blog. 

Beberapa waktu lalu aku berkesempatan memandu blog tour 2 buku terbaru terbitan penerbit Twigora. Kalau Twigora mengadakan blog tour maka setiap host diberi kesempatan untuk mewawancarai si penulis dan mengadakan giveaway. Masih sama seperti tour di novel Typo dan Wonder Fall akan ada sesi wawancara bareng penulis dan review selama acara berlangsung.  Kali ini buku yang akan dibahas adalah The Bond karya Eve Shi. Sudah pernah kenal? Siapakah dia, mari simak sesi wawancaraku bersama Eve Shi yang satu ini. 


1. Hallo kak Eve Shi Selamat untuk  rilisnya novel The Bond. Ini jadi pertama kalinya buku kak Eve diterbitkan oleh Twigora kan ya? Apakah ada pengalaman yang berbeda selama proses menulis dengan Penerbit Twigora? 
Halo Athaya, terima kasih. Pengalaman menulis dengan Penerbit Twigora sama saja dengan penerbit lain: ada tenggat, proses editing, pemilihan sampul buku, dst. Sejak awal saya percaya pada profesionalitas Penerbit Twigora, dan itu terbukti.  
2. Apa yang coba disampaikan novel ini kepada para pembaca? 
Secara singkat: cinta mempengaruhi banyak orang, bukan hanya dua pihak yang saling mencintai saja. 

3. Sejak kapan mulai menggemari menulis cerita bergenre horor? Apakah keluarga mendukung kakak menekuni jadi seorang penulis? 
Pertama kali saya menulis novel horor itu akhir 2012, tapi sebelumnya saya pernah menulis beberapa cerpen. Lupa dari kapan, mungkin pertengahan 2000-an. Ya, keluarga tahu saya hobi menulis.

4. Novel The Bond ini punya ikatan yang kuat antara tokoh utama dengan sang mama. Apakah arti seorang mama di mata kak Eve? Apakah beliau juga mendukung karir menulis kakak? 
Penggambaran para ibu di The Bond adalah pandangan saya tentang arti orangtua bagi anak. Mau bertukar pikiran dengan anak, memberi ruang bagi anak untuk berkembang sambil tetap memperingatkan. Ibunya Shava dan Daven sibuk, tapi tetap memperhatikan anak-anaknya. Shava sebagai ibu Nina berusaha mendampingi Nina sebisanya. 

5. Di kalangan pembaca masih banyak stigma pemikiran bahwa cerita horor hanya melulu berisi tentang setan, hantu maupun fenomena mistik saja. Padahal kenyataannya ada unsur menarik lainnya yang bisa ditemukan. Bagaimana kak Eve menanggapi fenomena ini? 
Untuk menangkal stigma seperti itu, cerita horor yang diterbitkan sebaiknya dibuat lebih bervariasi. Misalnya yang lebih menjurus thriller atau horor psikologis, jadi penjahatnya manusia dan tanpa unsur supernatural.
Okay, nantikan ulasan buku The Bond setelah ini. Tetap stay tuned dan ikuti blogtour sampai akhir karena aku akan membagikan satu exemplar novel ini di akhir blogtour. See you ^^


Tentang Penulis:
Eve Shi



Eve Shi senang menulis, membaca, dan minum teh. Empat novelnya yang sudah terbit adalah Aku Tahu Kamu Hantu, Lost, Unforgiven, dan Sparkle. Cerpen berbahasa Inggrisnya dimuat di Insignia: Southeast Asian Fantasy dan Flesh: A Southeast Asian Urban Anthology. Eve dapat dihubungi lewat Twitter @Eve_Shi dan e-mail stormofblossoms@gmail.com.



17 komentar:

  1. Haii Kak Eveee, salam kenal. Ah ... Selamat menjadi penulis favorit horrorku ya. Soalnya di Indonesia para penulis novel horror masih dibilang sedikit sih daripada genre lainnya karena seperti Kak Eve bilang tadi masyarakat Indo masih menganggap kalau horror hanya dikaitkan dengan makhluk tak kasat mata saja padahal makna lainnya pun lebih menyeramkan. Apalagi mengusut misteri kehidupan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Melihat peredaran genre novel horror di Indo, masih banyak yang mengesampingkan novel lokal padahal kalau kita dukung novel horror/misteri/thriller lokal tidak akan kalah dengan kualitas novel terjemahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah,, kamu penyuka genre horor-misteri ya. Wajib nih baca bukunya. :) Terimakasih sudah mampir.

      Hapus
  2. Aku sudah pernah baca karya cerpen horror kak Eve Shi yang berjudul Di Balik Kaca Etalase. AKu suka banget ceritanya, menyajikan kisah horror dengan cara yang berbeda, dengan tokoh yang unik pula. Aku jadi mau membaca semua kisah horror tulisan Kak Eve dan mencari tahu mana yang paling mencekam di antara semuanya.

    BalasHapus
  3. Haduh, haduh kak Eve Shi.. Ceritanya itu lho bikin bulu kudukku merinding. Soalnya jujur saja aku belum pernah baca novel horor sebelumnya. Bukan apa-apa. Tetapi karena memang aku suka takut sendiri baca novel horor. Bisa di bilang ini adalah review novel horor pertama yang bisa membuat aku bertahan sampai akhir karena penasaran dengan cerita novel yang di ceritakan dengan alur mundur ini. Eeh, sekarang malah keterusan dan malah kecanduan pengen baca novel aslinya ;D

    BalasHapus
  4. Horor psikologi itu mendekati ke cerita kisah psikopat ya? Hahahahaha aku suka yang berbau psikopat. Tapi psikopatnya harus yang keren. Yang ada unsur selidik menyelidiki, enggak sekedar membunuh untuk kesenangan dan asal bunuh aja. Aku sih.

    BalasHapus
  5. Untuk menangkal stigma seperti itu, cerita horor yang diterbitkan sebaiknya dibuat lebih bervariasi. Misalnya yang lebih menjurus thriller atau horor psikologis, jadi penjahatnya manusia dan tanpa unsur supernatural.


    Ini supeer sekali.aku suka justru yg kyk bgini..
    Gak suka langsung to the point gambarnya pocong, atau kuntilanak, atau dari cover bukunya udah menggambarkan itu horor.
    Aku berharapnya covernya bikin penasaran... Ya hak harus warna warni juga... Jadi tak tau ternyata itu buku horor...

    BalasHapus
  6. kisah horornya sepertinya unik..

    BalasHapus
  7. Aku lebih suka horor psikologis yg biasanya lebih menyeramkan dibandingkan dengan horor supranatural.

    BalasHapus
  8. Saya pernah baca horror thriller. Tapi kadang yang thriller itu sedikit menjebak. Justru waktu itu thriller-nya yang lebih banyak daripada horror-nya sendiri. Mungkin waktu itu lagi apes aja kebaca cerita yang kurang nendang :D

    BalasHapus
  9. Salam kenal Kak Eve Shi. Pengalaman suka didatangi makhluk astral itu, entah kenapa jadi suka sama novel yang berbau horor. Dan jadi penasaran juga bagimana Kak Eve mengolah kisah horor ini agar membuat pembaca ketakutan. :)

    BalasHapus
  10. Sebenernya saya tipe orang yg penakut,tapi baca blurb-nya kayanya isi novel horor karya kak Eve ini unik. Apalagi kalo ngga salah settingnya Bogor kalo ngga salah ya,cukup dekat dengan kita. Jadi ngga terlalu susah untuk visualisasi. Kemaren giveaway di tempat kak Eve yg ngirimin video horor masih belum berhasil,jadi mudah2an kesempatan aku di host kak Aya ini😊

    BalasHapus
  11. Belum punya novel horor jadi mudah-mudahan jodoh sama novel The Bond ini.

    BalasHapus
  12. Ini menarik, bukan hanya horror dan misteri tapi ada tentang kehangatan keluarganya. Jadi semakin penasaran ingin baca sendiri.

    BalasHapus
  13. walaupun bertemakan horor tapi tetap aja romantisnya seperti jawaban nomor 2:
    "Secara singkat: cinta mempengaruhi banyak orang, bukan hanya dua pihak yang saling mencintai saja."

    BalasHapus
  14. Tema horor dan keluarga, kedekatan ibu dan anak, ini menarik sekali.

    BalasHapus
  15. Penyuka horor dan fantasi. Tertarik...
    Palagi belum pernah baca karya mbak Eve. Penasaran ..

    BalasHapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...