Beberapa orang sedang berusaha menghabisan buku yang dibacanya, sementara di belahan dunia yang lain orang-orag sibuk menimbun. Miris.
Dikalangan Ordo Buntelan terdapat sebuah istilah 'Timbunan'. Yang merujuk pada budaya menimbun dan mengumpulkan. Timbunan bacaan yang berceceran kadang bikin sedih hati. Tiap bulan
nambah terus, tiap minggu buku baru terbit terus sementara waktu membaca
statis. Sehari hanya 24 jam.
Pertama kita cermati dulu macam-macam godaan yang membuat
seseorang menimbun buku.
- Waktu Terbatas
Saat saya masih usia sekolah menengah saya selalu merasa 24
jam sudah lebih dari cukup untuk beraktivitas. Didalamnya saya sudah bisa bagi
waktu untuk sekolah, belajar, tugas rumah, membaca novel dan printilan-printilan
kalau ibu saya butuh bantuan urus rumah. Tapi memasuki masa kuliah semua waktu
tersita di kuliah, tugas dan organisasi. Pulang-pulang cuma tinggal capek. Sempat
mengeluh kenapa waktu hanya tersedia 24 jam, kenapa tenaga bisa terkuras tak
tersisa sementara dulu saya punya hobi yang begitu saya cintai yaitu membaca. Kenapa
tuntutan pekerjaan bisa menjauhkan dari sesuatu yang justru membuat bahagia itu
tetap ada? Saya rindu bermain, saya rindu ketika membaca terasa menyenangkan
tanpa harus skiny dan bermain-main dengan pikiran saya sendiri ketika terlalu
asik membaca.
- Diskon, Bazar, Big Sale
Siapa yang tahan kalau lihat buku-buku di obral dengan
separuh harga. Memang ya diskon ini godaan melebihi saat melihat iklan makanan
di bulan puasa. Hehehe. Diskon erat kaitannya dengan kegilaan belanja
shopacholic. Pengaruh diskon ini besar untuk penggila buku. Ada yang merasa
tidak tega melihat buku diobral lalu memutuskan membelinya. Menariknya lagi ada
yang sudah tahu masih punya persedian buku banyak tapi dipikiran mereka
terlintas “Selagi murah, kapan lagi? kenapa nggak?”. Seolah ada suara-suara
dari langit yang menghasut untuk beli, beli dan beli lagi.
- Did Not Finish
Sudah terlanjur beli tapi ternyata setelah dibaca nggak
sesuai dengan yang diharapkan. Alhasil baru baca beberapa lembar mulai jenuh
lalu nggak selesai dibaca. Menemukan buku yang sesuai sama kita sama seperti
menemukan jodoh. Kalau nggak cocok yang ditinggalkan. Buku-buku yang DNF
seperti ini yang cukup mengganggu. Karena berbagai alasan ada pembaca yang
memilih menunda baca buku tersebut lalu berniat membacanya lagi lain waktu. Kapan?
Tentatif. Kalau sudah mood. Lalu menunggu mood datang kapan?
- Aktivitas Selingan
Ketika lagi asik baca tiba-tiba dipanggil bos. Baru juga bab
pertama tugas dan deadline menghampiri. Tinggal beberapa chapter lagi ingat besok
Senin dan mata butuh tidur. Atau lagi bagian klimaksnya ibu manggil suruh bantu
cuci piring. Sebal. Pernah nggak mengalami hal-hal remeh seperti itu? Remeh banget
kelihatanya ya hanya karena urusan seperti itu membaca jadi terhenti. Mood
buyar, lalu nggak tahu kapan bisa melanjutkan baca lagu. Tapi itu risiko kalau
sudah ketemu pekerjaan, mesti ada yang diprioritaskan.
- Membeli Karena Sekadar Ingin Beli
Alasan kamu belanja apa?
...
Pengin aja.
Sesederhana itu.
Hal-hal sederhana karena ingin, ingin, ingin dan ingin
memang tidak bisa dijelaskan. Begitu saja terlintas, lihat-lihat katalog, stalk
akun penerbit dan editor barangkali sudah keluar buku baru atau sembari istirahat
jalan-jalan ke toko buku. Belanja adalah kenikmatan yang membutakan. Yang tidak
terbiasa akan hanyut di dalamnya.
Menunda-nunda Membaca
Beberapa orang senang menunda membaca dengan alasan
macam-macam. Nggak ingin kelamaan menunggu buku seri lanjutan terbit misalnya. Buku
series terbitnya tentative. Dan sebagian orang merasa malas kalau harus
menunggu sampai buku berikutnya terbit baru mulai membaca. Ditimbunlah buku
itu, sampai series nya selesai. Sampai perang dunia keempat buku itu hanya jadi
artefak. :p Tidak bisa dipungkiri kalau banyak hal yang mesti diprioritaskan lebih dulu.
Masih banyak lagi penyebab awal muncul niat menimbun buku,
misal menjamurnya akun-akun bookstagram, suscribtion box dan gaya hidup
lainnya.
Berikut beberapa tips (yang saya yakini jitu) untuk mengurangi timbunan buku-buku Anda. Cek this out!
"It's not too late to recover. You're young, you're tough. You're adaptable. You can patch up your wounds, lift up your head and move on." - Haruki Murakami
Berikut beberapa tips (yang saya yakini jitu) untuk mengurangi timbunan buku-buku Anda. Cek this out!
- Bawa buku setiap saat. Entah akan dibaca atau tidak yang penting bawa.
- Beli buku cukup satu lalu langsung dibaca hari itu juga
- Buat jadwal waktu untuk membaca satu jam dalam sehari. Misal setelah mandi pagi, sebelum mulai kelas, sebelum jam masuk kantor, istirahat makan siang atau di jalan pulang.
- Bawa satu buku yang siap dibaca sebelum buku yang sedang kamu baca sekarang selesai. Makanya perlu ada stok buku atau ebook di gawai kamu.
- Sekali merasa buku yang lagi kamu baca kurang 'sreg', tinggalkan. Buang jauh-jauh. Ganti dengan buku karangan penulis atau series favorit.
- Jangan menunda-nunda baca buku berseri sampai tamat seriesnya baru memutusan membaca. Hilangkan kebiasaan ini.
- Hiindari subsribe atau stalking promo-promo dari toko buku dan penerbit, kalau kamu sadar kamu adalah tipikal orang yang nggak kuat menahan diskon dan potongan harga.
naca postingan ini jadi keingat masih banyak buku yg belum dibuka dan masih setengah jalan dibaca..errr
BalasHapussuika-lovers.com
suara-suara langit yang menghasut untuk membeli, haha..ha.. aku suka bang kalimat ini. emang bener, berawal dari promo akhir tahun ekmarin, saya borog buku , lha wong diskonya bisa msapi 50%, gimana nggak tergiur.
BalasHapusawalnya sudah tak susun sesuai urutan baca, dan sudha niat nggak akan beli lagi seblum habis.. tapi,,, selangsatu bulan , bel lagi dan beli lagi.. akhirnya maah pada belum kebaca.. siip bang, saya juga akan mulai mengurangi timbunan..