Judul : A Shoulder To Cry On (Cover Baru)
Penulis : Ria N. Badaria
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Oktober 2015
Genre : Amore
Tebal : 312 halaman
Tebal : 312 halaman
ISBN: 9786020321608
Rating: 4/5
Sinopsis:
Damar tahu sejak awal apa yang dilaluinya salah. Berjuang untuk hidup bersama adiknya setelah kedua orangtua mereka bercerai membuat Damar terpaksa menentukan pilihan yang salah dalam hidupnya. Pilihan yang baru terasa benar-benar salah setelah ia bertemu dengan Imelda, seseorang yang seharusnya tidak pernah merasakan cinta.
Andai asa cinta bisa dengan mudah diedam dan dihentikan, tentu Damar akan memilih hidup tanpa perasaan itu. Sayang itu tidak semudah yang dibayangkannya, ditengah perjuangannya untuk melindungi adiknya, Danu, dan seorang gadis malang bernama Anka, yang belakangan mulai disayanginya. Damar harus tetap menyisakan sedikit ruang dalam hatinya untuk merasakan sakit, saat cinta perlahan-lahan menyadarkannya bahwa ia tidak pantas menerima dan memberikan cinta.
Di saat cinta tidak dapat tergapai dengan sempurna, di saat harapan di saat harapan seketika sirna, mungkinkah penyesalan masih tetap berguna?
Anka dan Danu dipertemukan di saat yang tidak terduga saat awal duduk di bangku SMA. Pertemuan itu menjadi awal persahabatan mereka yang semula tidak pernah saling mengenal. Kini mereka duduk di tingkat akhir SMA dan mereka tetap akrab. Kawan-kawan Danu mempertanyakan apakah Danu akan benar-benar jadian dengan Anka karena kedekatan mereka yang bisa dibilang lebih dari sebatas persahabatan. Nyatanya tidak, Danu meyakinkan dirinya bahwa hubungan mereka hanya sebatas sahabat dan ia selalu berjanji akan menjadi pelindung sekaligus sahabat yang terbaik bagi Anka. Sementara itu, Anka yang sedang dekat dengan Giyo akhirnya resmi bepacaran. Mereka selalu terlihat bersama dan lama-kelamaan hal itu membuat Danu kesal. Tapi Danu mampu menyembunyikan kekesalannya itu dari Anka.
Hingga suatu malam tersiar kabar buruk yang menimpa kedua orang tua Anka, yang akhirnya membuat gadis itu kehilangan orang yang dicintainya. Karena kondisi yang memaksa, Anka putuskan untuk tinggal bersama Danu dan kakaknya Damar Adi Wijaya. Damar hadir layaknya malaikat yang senantiasa hadir di saat Anka harus menghadapi cobaan yang datang kepadanya. Damar berperan sebagai seorang kakak yang baik mulai dari mencarikan pekerjaan untuk Anka dan bentuk perhatian lainnya yang membuat gadis itu mulai menyimpan rasa. Perasaan yang salah yang seharusnya tidak diberikan untuk seorang Damar Adi Wijaya yang memiliki usia yang terpaut jauh darinya.
Ini pertama kalinya saya membaca karya Ria N Badaria salah satu penulis Amore yang sebelumnya sudah menuliskan buku Fortunata. Diawali dengan penuturan kisah keseharian Anka dan Danu sebagai pelajar, kita di berikan secuplik kisah masa lalu Danu yang menjadi alasan kepindahannya bersama kakaknya ke Jakarta. Cerita berlanjut memasuki masa-masa yang bisa dibilang tragis saat Anka harus menjalani hidupnya yang sulit sepeninggal orang tuanya. Berat bagi Anka untuk melanjutkan aktivitasnya kembali seperti dulu. Tanpa orang tua, hidupnya goyah. Tapi disini Danu berperan sebagai seorang sahabat yang sabar yang selalu menghibur dan menjaga Anka. Arti penting sebuah persahabatan seolah ditunjukan oleh penulis pada bagian ini.
Meskipun Anka bukan tokoh utama dalam novel ini tapi kehadirannya mendapat porsi cerita yang cukup banyak. Mulai dari kesehariannya bekerja di cafe dan pulang pergi sekolah-rumah diceritakan dengan detail. Mungkin karena inilah saya merasa alur cerita sangat lambat dan tidak fokus dengan konflik utamanya. Saya menyesalkan kenapa posisi Giyo di buku ini sangat sedikit.
Buku ini hanya menggunakan satu setting cerita, tapi diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga. Setelah kehidupan berat yang dialami Anka yang jadi fokus utama, penulis mengenalkan kita pada kisah lain dari Damar Adi Wijaya. Damar berprofesi sebagai seorang pengacara yang selalu sibuk dan hanya tinggal bersama Danu di Jakarta. Kehidupannya mulai terusik setelah ia terlibat untuk menangani kasus perceraian Imelda Tanjung.
Tetapi setelah kasusnya mulai menemukan titik terang Imelda Tanjung menyeret Damar dalam upayanya untuk membalas dendam kepada mantan suaminya. Hanya pelukan tapi seluruh wartawan menangkap adegan itu dan memberitakan kemesraan mereka. Kini Damar tidak lagi memandang Imelda dengan cara yang sama. Perasaan itu terus tumbuh dan membawa Damar pada masalah lain bahwa ia telah mencintai orang yang bahkan tidak boleh dicintainya. Konflik batin bermunculan saat Damar sadar masih ada wanita lain yang menempati hatinya, Anggun Pramudya Kusuma.
Damar yang bekerja siang dan malam membuat kebersamaannya dengan Anka terasa kurang. Danu yang menyembunyikan perasaannya dari Anka juga tidak ada perkembangan. Hubungan mereka ya sebatas begitu saja tanpa ada penyelesaian. Penulis hanya menekankan cerita pada konflik batin antar tokohnya. Adegan romantis di sini bisa dibilang sangat sedikit dan tidak ditunjukan secara eksplisit, ya jadi tidak akan kita temui adegan hot atau sensasi berdebar-debar ala metropop. Sebenarnya kalau adegan romantis dan hot diperbanyak saya akan lebih menikmati buku ini. *hihi :)
Tetapi setelah kasusnya mulai menemukan titik terang Imelda Tanjung menyeret Damar dalam upayanya untuk membalas dendam kepada mantan suaminya. Hanya pelukan tapi seluruh wartawan menangkap adegan itu dan memberitakan kemesraan mereka. Kini Damar tidak lagi memandang Imelda dengan cara yang sama. Perasaan itu terus tumbuh dan membawa Damar pada masalah lain bahwa ia telah mencintai orang yang bahkan tidak boleh dicintainya. Konflik batin bermunculan saat Damar sadar masih ada wanita lain yang menempati hatinya, Anggun Pramudya Kusuma.
Damar yang bekerja siang dan malam membuat kebersamaannya dengan Anka terasa kurang. Danu yang menyembunyikan perasaannya dari Anka juga tidak ada perkembangan. Hubungan mereka ya sebatas begitu saja tanpa ada penyelesaian. Penulis hanya menekankan cerita pada konflik batin antar tokohnya. Adegan romantis di sini bisa dibilang sangat sedikit dan tidak ditunjukan secara eksplisit, ya jadi tidak akan kita temui adegan hot atau sensasi berdebar-debar ala metropop. Sebenarnya kalau adegan romantis dan hot diperbanyak saya akan lebih menikmati buku ini. *hihi :)
Saat membaca buku ini kita tidak dikenalkan langsung pada konflik utama. Ada konflik tentang keluarga yang dipendam oleh Danu dan Damar. Setiap tokoh memiliki konfliknya masing-masing dengan gaya penceritaan yang alur maju yang lambat. Bagian yang berkesan menurut saya ada di saat Damar menerima surat yang ditujukan untuknya yang ternyata berasal dari ayahnya. Pengakuan ayah Damar membuat saya merasa campur aduk karena tidak tahan ingin menangis. Di bagian ini kita akan paham arti kasih sayang sebuah keluarga yang sebenarnya.
Para penggemar romance remaja mungkin akan suka dengan buku ini. Untuk penggemar kisah ala metropop (khususnya yang bertemakan cinta segitiga) sebaiknya juga menambahkan bacaan ini ke dalam read list. At least, saya suka dengan cover barunya yang soft dan pas dengan isi cerita. Setelah ini saya tertarik ingin membaca Let Me Be With You *Masuk daftar wishlist.
4 bintang untuk A Shoulder To Cry On :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS