Senin, 23 November 2015

Resensi Buku Bulan oleh Tere Liye



 "Kamu tidak membutuhkan kekuatan besar atau senjata-senjata terbaik untuk menemukan bunga matahari pertama mekar. Kamu cukup memiliki keberanian, kehormatan, ketulusan dan mendengarkan alam liar tersebut."
Bulan (Bumi #2)
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cover dan Ilustrasi: eMTe
ISBN:978-602-03-1411-2
Tahun terbit: 2015
Tebal: 400 halaman
Rate: 4/5
Reaksi singkat: Suka sama semua quotesnya, Matahari, please?
Available @bukupedia
Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.

Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya.

Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.


Sekembalinya Miss Selena dari Negeri Klan Bulan, Raib, Seli dan Ali harus menjalani misi baru yang mau tidak mau harus mereka tuntaskan. Tamus, yang sedang dalam persiapan untuk menguasai Klan Bulan menjadi ancaman bagi seluruh klan. Para penduduk dipaksa menjadi pengikutnya dan menuruti semua perintahnya. Tamus berusaha untuk membangkitkan si Tanpa Mahkota demi menguasai seluruh klan di jagad raya.

Demi menyelamatkan seluruh fraksi klan Bulan yang masih bisa diselamatkan, Raib dan kawan-kawan harus pergi ke dunia klan Matahari  untuk menyampaikan peringatan tentang rencana jahat Tamus itu sebelum semua terlambat. Dengan bantuan buku catatan Matematika milik Raib mereka berhasil membuka portal menuju negeri Klan Matahari yang berada di atas mega-mega.

Sesampainya di kota Ilios Raib bersama kawan-kawan ditemani dengan Miss Selena dan Av disambut dengan meriah. Mereka tiba tepat saat rakyat klan matahari melaksanakan Festival Pencarian Bunga Matahari. Tanpa sadar mereka sudah didaftarkan sebagai salah satu tim yang ikut berlaga di Festival kuno tersebut. Raib akhirnya menerima keputusan yang sudah ditetapkan oleh anggota konsil Klan Matahri untuk menjadi peserta. Dan dimulailah petualangan mereka berssama dengan 8 fraksi lainnya mencari bunga matahari pertama yang mekar.

Di perjalanan menuju utara Raib dan kontingennya bertemu dengan Hana-tara-hata. Wanita tua itu tinggal di sebuah ternak lebah yang sangat luas. Hana menceritakan sepenggal kisah masa lalu anaknya yang pernah menjadi peserta Festival Bunga Matahari. Mendengar kisah Hana Raib tahu bahwa festival kuno mencari bunga matahari tidak semudah yang dibayangkan.Bunga matahari yang pertama mekar dianggap bisa memenuhi semua keinginan orang yang pertama kali memtiknya.
"Jika dipetik oleh orang yang penuh ambisi, bunga matahari itu memberikan kekuasaan, senjata. Jika dipetik oleh orang yang penuh rasa ingin tahu, bunga matahari memberikan pengetahuan, teknologi, dan ilmu baru." - Bulan, hlm 366

Kesan yang saya dapatkan selama mengikuti petualangan Raib adalah menegangkan. Kisah fantasi lokal yang terasa nyata menggunakan sudut pandang khas anak remaja bernama Raib, walaupun dia menjadi sentral cerita tidak membuat tokoh-tokoh lainnya tersingkir dengan keberadaaannya. Seli dan Ali sebagai sahabat Raib banyak memberikan warna dan tidak membuat petualangan mereka terkesan monoton.

Sentuhan humor menemani beberapa bagian yang terkesan penuh tekanan salah satunya di saat Raib dan kawan-kawannya baru lepas dari bahaya. Humor dan celutukkan khas Ali yang seringkali membuat saya tersenyum sendiri melihat dialog-dialongnya. Saya suka Ali dengan insting dan kecerdasannya yang kuat. Ali dan kejeniusannya bisa kita lihat saat dia berhasil mejawab teka-teki dari Nena-tara-neta V untuk mendapatkan tumpangan menyebrangi danau Teluk Jauh.

"Sungguh ada banyak hal di dunia ini yang bisa jadi kita susah payah menggapainya, memeaksa ingin memilikinya, ternyata kuncinya dekat sekali: cukup dilepaskan, maka dia datang sendiri" - Bulan, hlm 209
Buku ini punya ciri khas dalam penamaan para tokohnya. Setiap tokoh dari klan Matahari memiliki suku kata yang berima dalam nama lengkapnya. Belum pernah saya melihat penamaan seperti ini. Ciri khas lainnya yang bisa ditemui dalam keseruan di buku kedua ini adalah pertarungan dan perebutan antar peserta festival yang saling menjatuhkan.Tetapi bagaimanapun peserta lain mencoba menjatuhkan tim Raib, Raib, Ali, Seli dan Ily selalu memberikan maaf dan tidak mendendam sediktpun.

Sosok Raib yang bisa terbilang masih remaja, ia memiliki karakter yang dewasa dan bersahabat. Ia mengajarkanku arti penting pengorbanan dan perlunya saling memaafkan. Tokoh lainnya yang saya kagumi dalam buku ini adalah Ily. Dia pria yang ambisius, berperawakan gagah dan seorang sahabat yang setia. Saya akan sangat merindukan sosoknya di buku ketiga nanti :(
Buku ini bisa benar-benar membawa saya ke sebuah dunia fantasi yang memikat dan untuk ketebalan buku ini saya tidak merasa bosan untuk membacanya hingga akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...