“Skepticism has become a virtue. Cynicism and demand for proof has become enlightened thought. Is it any wonder that humans now feel more depressed and defeated than they have at any point in human history? ”
― Dan Brown, Angels & Demons
Judul: Angels and
Demons (Malaikat & Iblis)
Penulis: Dan
Brown
Penerbit: Serambi
Bahasa: Indonesia
Penerjemah: Isma
B. Koeslamwardi
Penyunting: Vira
Masayuti dan Zaki Peaba
Pewajah isi: Tim
Artistik Serambi
Terbit: Cetakan
1, Februari 2005
Rating: 5/5
Rating: 5/5
Catatan PenulisSemua referensi mengenai benda-benda seni, beberapa makam, terowongan, arsitektur di Roma adalah betul-betul nyata (tepat sesuai dengan tempatnya) dan dapat disaksikan hingga kini.Persaudaraan iluminati juga nyata.
Robert Landon
terbangun dari tidurnya setelah ia mendengar telpon rumahnya berdering di pagi
buta. Pria yang merahasiakan identitasnya itu meminta bantuan kepada Landon
untuk menangani masalah yang terjadi pada salah satu ilmuwan CERN. Langdon
tidak menanggapi telpon itu dengan serius dan memilih mengabaikannya. Namun
ketika mesin faksnya menampilkan gambar sesosok mayat dengan sebuah cap
ambigram bertuliskan Iluminati di dadanya, ia merasakan masalah ini bukan hanya
sebuah pembunuhan semata.
Maximilian
Kohler, seorang Direktur Jendral CERN-Conseil
Europeen pour la Recherche Nucleaire mendapat salah satu stafnya dibunuh
dengan cara yang menyedihkan. Leonardo Vetra salah satu ilmuwan terpandai di
CERN ditemukan tewas secara mengerikan dengan cara ditelanjangi, dengan sebuah
luka bakar di dada dan posisi kepala tidak semestinya di ruang kerjanya. Di
ketahui ia sedang membuat sebuah penelitian bersama putrinya dan hanya mereka
berdua yang tahu apa yang mereka buat. Leonardo yang juga seorang penganut
Katolik yang taat memiliki sejumlah musuh baik di dalam CERN maupun diluar
akibat kepintarannya. Dan kematiannya di kaitkan dengan keterlibatan kelompok
persaudaraan kuno yang di anggap sudah punah, Iluminati.
Langdon bersama
Kohler memulai mencari petunjuk tentang kematian Leonardo Vetra dengan cara
penelusuran penelitian yang sedang dijalankan Vetra bersama putrinya. Vittoria
Vetra sangat marah begitu mengetahui ayahnya dibunuh tanpa sebab dan setiap
kali teringat bayangan sang ayah gadis itu bersumpah untuk menemukan si
pembunuh.
Setelah Vittoria
memberitahukan proyek penelitian yang sedang dilakukannya bersama dengan sang
ayah, Kohler dan Langdon sangat terkejut bahwa proyek penelitian yang sedang
dijalankan itu bertujuan untuk membuktikan penciptaan jagad raya seperti yang disebutkan
dalam Kitab Kejadian. Leonardo berharap ilmu pengetahuan dan agama dapat
berjalan beriringan. Namun sayangnya pemikiran itu bertentangan dengan
pemikiran gereja dan menuai kontroversi karena memberikan dampak buruk jika
jatuh pada pihak yang salah.
Leonardo
menciptakan sebuah penemuan yang dapat menejelaskan pertanyaan umat manusia
tentang penciptaan alam semesta. Ia membuat dua jenis partikel yang jika saling
ditabrakan dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan ledakan besar. Selain
sebagai sebuah pembuktian terhadap hal-hal spiritual penemuan ini bisa menjadi
sumber energi terbarukan yang efisien bagi masa depan. Sayangnya setelah
kematian Leonardo, penemuan itu berhasil dicuri dan dalam waktu 24 jam penemuan
itu akan meledak dengan jangkauan mampu meluluh lantakkan sebuah kota menjadi
sebuah kawah.
Kini tujuan utama
Langdon adalah menemukan si pembunuh yang dibayar atas nama persaudaraan
Iluminati dan menemukan ciptaan Leonardo Vetra yang akan meledak di jantung
kota Vatikan. Tapi sesampainya di Vatikan, ada sebuah misi yang harus ia
tuntaskan. Bersama dengan Vittoria, Landon harus menggagalkan misi pembunuhan
terhadap 4 kardinal yang akan di eksekusi di beberapa gereja di penjuru kota
Roma. Dan rahasia markas kuno Iluminati akan terungkap tepat saat tengah malam.
***
Perlu diketahui
bahwa Angels and Demons adalah prequel dari buku kontroversial The Da Vinci
Code. Buku ini menjadi pengenalan kecintaan Robert pada dunia simbologi dan
seni. Ada beberapa sisi lain dari si tokoh utama Robert Langdon yang dapat
dijumpai di buku ini. Mulai dari kenangan bersama orang tuanya, kisah masa
kecilnya di usia 12 tahun yang tidak mengenakan sampai pada posisinya saat ini
sebagai profesor kawakan lulusan Harvard.
Di awal bab
penulis menampilkan prolog sesaat sebelum kematian si ilmuwan jenius. Dan buku
ini membawa pembacanya pada perjalanan menyingkap misteri kepunahan
persaudaraan Iluminati. Buku ini pada dasarnya mengangkat sejarah perselisihan
yang terjadi antara kaum ilmuwan yang di pelopori oleh Galileo kepada kaum
gereja Katolik. Para kaum ilmuwan terpilih bergabung dengan kelompok iluminati
dan secara cepat meluas menyusup ke dalam seluk beluk kota Vatikan sebagai
pusat agama Katolik.
Penulis
menjabarkan awal terbentuknya kelompok
itu dan memetakan keberadaan para anggotanya yang berhasil menyusup kedalam setiap
sudut pemerintahan. Beberapa tokoh penting Amerika disebut-sebut terlibat
sebagai bagian dari kelompok Mason yang menaungi anggota Iluminati. Bukti-bukti
sejarah dikemas dengan sempurna untuk mendukung setiap jalannya cerita.
Dalam petualangan
Robert Langdon kali ini muncul tokoh-tokoh sentral yang membantu menunjukkan
bukti-bukti keberadaan markas iluminati
dan menemukan 4 orang kardinal yang diculik, antara lain Komandan Pasukan GARDA
SWISS Olivetti, Camerlengo, Rocher dan Maximilian Kohler. Mereka semua menjadi
simbol kesetian, keberanian, kebencian dan pengkhianatan dalam buku ini.
Untuk penulis
cemerlang seperti Dan Brown, kemampuannya menggambarkan kosep latar cerita
tidak perlu diragukan. Penulis menghadirkan tempat-tempat yang tidak terduga
dan menggambarkan dengan detai. Saat malam hari cerita mulai terfokus di kota
Roma. Penulis mampu memberikan gambaran masa lalu dan beberapa perubahan yang
terjadi pada kota Roma di masa kini. Terdapat empat gereja yang ditonjolkan
oleh penulis di buku ini.
Pertama, Gereja
Santa Maria de Popolo. Gereja itu dirancang oleh Raphael Santi untuk orang
ternama kala itu yang bernama Alexander
Chigi. Katedral itu telah lama ditinggalkan karena terdapat Ossuary
annex yang menyebabkan sering timbul bau busuk dari mayat-mayat yang berasal
dari kapel dibawahnya. Dengan petunjuk karya ciptaan Bernini, Langdon menemukan
petunjuk menuju gereja-gereja berikutnya..
Kedua, Basilika
Santo Petrus. Bangunan ini terletak dipelataran lapangan Santo Petrus. Tempat
ini selalu ramai oleh pengunjung dan terdapat obelisk karya Bernini. Ketiga,
Gereja Santa Maria della Vittoria. Bangunannya itu memiliki kubah dan terdapat
Piazza Barberini di dekatnya, Keempat, Gereja St. Agnes in Agony. Gereja ini
juga memiliki piazza dan obelisk ciptaan Bernini. Gereja ini dinamakan sesuai nama seorang
biarawati yang terkenal akan kecantikannya.
Selain dibawa
menuju penyusuran menuju gereja-gereja di Roma, buku ini menghadirkan beberapa
bagian terdalam bangunan kepausan, mulai dari perpustakaan pribadi Paus, ruang
bawah tanah passeto, Kapel Sistina, Gedung Arsip Vatikan dan Gedung Aset
Vatikan. Selengkapnya bisa dilihat pada peta Vatican City yang terdapat di
halaman belakang setelah Catatan Penulis.
“Lieutenant Chatrand: I don’t understand this omnipotent-benevolent thing.
Camerlengo Carlo Ventresca: You are confused because the Bible describes God as an omnipotent and benevolent deity.
Lieutenant Chatrand: Exactly.
Camerlengo Carlo Ventresca: Omnipotent-benevolent simply means that God is all-powerful and well-meaning.
Lieutenant Chatrand: I understand the concept. It’s just... there seems to be a contradiction.
Camerlengo Carlo Ventresca: Yes. The contradiction is pain. Man’s starvation, war, sickness...
Lieutenant Chatrand: Exactly! Terrible things happen in this world. Human tragedy seems like proof that God could not possibly be both all-powerful and well-meaning. If He loves us and has the power to change our situation, He would prevent our pain, wouldn’t he?
Camerlengo Carlo Ventresca: Would He?
Lieutenant Chatrand: Well... if God Loves us, and He can protect us, He would have to. It seems He is either omnipotent and uncaring, or benevolent and powerless to help.
Camerlengo Carlo Ventresca: Do you have children?
Lieutenant Chatrand: No, signore.
Camerlengo Carlo Ventresca: Imagine you had an eight-year-old son... would you love him?
Lieutenant Chatrand: Of course.
Camerlengo Carlo Ventresca: Would you let him skateboard?
Lieutenant Chatrand: Yeah, I guess. Sure I’d let him skateboard, but I’d tell him to be careful.
Camerlengo Carlo Ventresca: So as this child’s father, you would give him some basic, good advice and then let him go off and make his own mistakes?
Lieutenant Chatrand: I wouldn’t run behind him and mollycoddle him if that’s what you mean.
Camerlengo Carlo Ventresca: But what if he fell and skinned his knee?
Lieutenant Chatrand: He would learn to be more careful.
Camerlengo Carlo Ventresca: So although you have the power to interfere and prevent your child’s pain, you would choose to show you love by letting him learn his own lessons?
Lieutenant Chatrand: Of course. Pain is part of growing up. It’s how we learn.
Camerlengo Carlo Ventresca: Exactly.
Dengan cara bercerita penulis yang jenius, kisah penemuan 4 kardinal terasa menegangkan dan memutar balikkan alur cerita ke masa lampau. Penulis memisahkan secara tersendiri setiap keberadaan tokohnya. Tidak lupa penulis memainkan pemikiran pembaca dan menciptakan alur yang kompleks. Sangat sulit menentukan arah cerita Langdon dan Vetra, penulis benar-benar membuat pembaca hanyut dalam cerita. Kiranya hal ini yang membuat buku ini sangat pantas untuk dinikmati.
Perlu diketahui
penggunaan istilah dan dialog dengan bahasa Italia terbilang cukup banyak
disini. Antara Vittoria dan Olivetti sering kali memakai bahasa Italia sebagai
kode untuk komunikasi keberadaan musuh. Penamaan tempat dan karya tulisan
sedikit tidaknya mengenalkan kosa kata baru terhadap bahasa Italia. Ada
beberapa kosa kata yang sengaja tidak diterjemahkan ke bahasa Indonesia tapi
secara keseluruhan terjemahan yang disajikan buku ini sangat rapi dan
memuaskan.
“From Santi's earthly tomb with demon's hole,
'Cross Rome the mystic elements unfold.
The path of light is laid, the sacred test,
Let angels guide you on your lofty quest.”
― Dan Brown, Angels & Demons
Buku ini
memberikan referensi maha karya seniman Vatikan saat itu dan mengungkap sisi
lain Vatikan yang misterius. Buku yang lengkap untuk sebuah pengungkapan
sejarah yang hanya diketahui segelintir orang. Pemberian catatan kaki di
beberapa istilah asing cukup membantu menerangkan buku ini.
Interaksi dan
dialog antara Robert dan Vetra sangat memukau. Robert yang terlalu serius harus
menutupi kata hatinya tentang pandangannya terhadap gadis itu. Menjelang akhir
cerita Landon sempat merasakan dirinya hampa saat gadis itu tidak berada
disisinya. Jelas ada sinyal tersendiri diantara keduanya. Dan walaupun terkesan
petualangan Robert di Vatikan cukup menegangkan, ada saja adegan lucu dan
romantis yang disisipkan penulis di antara keduanya.
Percaya atau tidak buku ini didasarkan dari
kisah nyata. Semua penilaian kembali pada pembaca dalam memaknai setiap
informasi didalamnya.
Jika Anda mencari
bacaan beralur cepat, dibuat berpikir keras dan dibumbui fakta sejarah, bisa
menjadikan buku ini sebagai teman perjalanan..
Quotable Moments
“Each of us is now electronically connected to the globe, and yet we feel utterly alone.”
― Dan Brown, Angels & Demons
“stand tall, smile bright, and let them wonder what secrets making you laugh!”
― Dan Brown, Angels & Demons
“The media is the right arm of anarchy.”
“Science and religion are not at odds. Science is simply too young to understand.”
― Dan Brown, Angels & Demons
“Faith is universal. Our specific methods for understanding it are arbitrary. Some of us pray to Jesus, some of us go to Mecca, some of us study subatomic particles. In the end we are all just searching for truth, that which is greater than ourselves.”
“the most dangerous enemy is that which no one fears!”
― Dan Brown, Angels & Demons
“Mr. Langdon, I did not ask if you believe what man says about God. I asked if you believed in God. There is a difference. Holy scripture is stories...legends and history of man's quest to understand his own need for meaning. I am not asking you to pass judgment on literature. I am asking if you believe in God. When you lie out under the stars, do you sense the divine? Do you feel in your gut that you are staring up at the work of God's hands?”
"No love is greater than that of a father for His son.”
- Dan Brown
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Appeciate with my pleasure.
~ VS