Judul: Rahasia Hati Lelaki
Penulis: Syah Fizan
Tebal: 138 hlm
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2014
Rate: 2/5
Aku, Erfin Jonathan Febriandi, atlet bulu tangkis Indonesia
terkenal, muda, keren dan berbakat. Masa laluku bertolak belakang dengan
kondisiku saat ini. Saat duduk dibangku SMP, aku CUPU (Culun Punya), kurang
gaul dan kondisi otak pun pas-pasan. Tapi, keluguanku berhasil merebut
perhatian Naila. Sayangnya orang tuaku tidak mengizinkanku menjalin hubungan
dengannya karena kami berbeda suku.
Itulah awal mula cerita cinta seorang Erfin Jonathan seorang
remaja tanggung yang baru pertama kali rasakan jatuh cinta. Cinta pertamanya
harus pupus karena tidak direstui oleh orang tua. Sedikit berat untuk seorang
bocah SMP yang harus menerima kenyataan pahit bahwa perbedaan suku masih
menjadi halangan bagi mereka. Kemudian Erfin sekeluarga pindah ke Pontianak dan
hal ini dimanfaatkan Erfin untuk menata kembali hatinya.
Didalam Subbab “Sahabat Dikala Amara” perkembangan diri
Erfin banyak diceritakan. Kini ia berubah menjadi pria karismatik yang
digandrungi siswi-siswi SMA disekolahnya dan mendapatkan sahabat bernama Armen
dan Fiby. Masing-masing sahabatnya memiliki masalah cinta masing-masing. Yang
lama-kelaman menyeret Erfin terlibat didalamnya.
Saat pertama kali melihat sampul depannya saya tidak
berekspektasi banyak terhadap buku ini yang saya duga hanya membahas kisah
cinta remaja yang ringan. Cover yang terkesan apa adanya tidak begitu mewakili
kisah didalamnya. Hanya seorang pria yang tertunduk sedih seolah stress
menghadapi kisah cintanya. Rahasia hati lelaki tidak banyak diungkapkan oleh
penulis.
Buku ini terasa berbeda dengan buku sejenis lainnya karena
pemakaian sudut pandang cerita yang melibatkan dua tokoh, Erfin dan Fiby.
Mungkin penulis ingin pembaca tidak bosan dengan cerita yang ia suguhkan. Tapi
saya akui seringkali merasa bosan dengan cerita yang datar dengan konflik yang
tidak rumit. Alur cerita berjalan maju dan terkesan datar.
Kesalahan pengetikan diakui sangat banyak di awal cerita
hingga pertengahan. Cukup mengurangi
kelebihan buku ini. Pengetikan huruf yang kurang nyaman untuk dibaca dan
penggunaan mode italic yang tidak
sesuai mengganggu. Penggunaan tanda kutip (“) yang seringkali hilang dapat
ditemukan dibeberapa halaman. Juga terdapat spasi yang hilang dibanyak tempat
bisa jadi karena halaman yang terbatas atau kesalahan teknis lainnya, saya
tidak tahu.
Untuk keseluruhan, dua bintang sudah terwakili oleh saya.
Penuturan cerita yang ringkas dan jelas dan bahasa yang digunakan ringan. Isi
cerita yang mengangkat kehidupan remaja dapat mudah dipahami. Cocok dibaca
untuk kalangan remaja.
Sayangnya, buku ini
terkesan berantakan untuk saya karena typo yang cukup mengganggu sehingga
kurang nyaman saat dibaca.
wah, masih baru sih bukunya.
BalasHapustebelnya... setebal buku filosofi kopi?
Hello,, penggemar dee lestari ya?
HapusUntuk tebalnya memang lebih tebal sedikit dr Filosofi Kopi. Iya nih, masih baru juga bukunya :)