Jumat, 02 Juni 2017

Tips Singkat dan Jitu Mengurangi Timbunan Buku | How To



Beberapa orang sedang berusaha menghabisan buku yang dibacanya, sementara di belahan dunia yang lain orang-orag sibuk menimbun. Miris.

Dikalangan Ordo Buntelan terdapat sebuah istilah 'Timbunan'. Yang merujuk pada budaya menimbun dan mengumpulkan. Timbunan bacaan yang berceceran kadang bikin sedih hati. Tiap bulan nambah terus, tiap minggu buku baru terbit terus sementara waktu membaca statis. Sehari hanya 24 jam.


Pertama kita cermati dulu macam-macam godaan yang membuat seseorang menimbun buku.

  • Waktu Terbatas


Saat saya masih usia sekolah menengah saya selalu merasa 24 jam sudah lebih dari cukup untuk beraktivitas. Didalamnya saya sudah bisa bagi waktu untuk sekolah, belajar, tugas rumah, membaca novel dan printilan-printilan kalau ibu saya butuh bantuan urus rumah. Tapi memasuki masa kuliah semua waktu tersita di kuliah, tugas dan organisasi. Pulang-pulang cuma tinggal capek. Sempat mengeluh kenapa waktu hanya tersedia 24 jam, kenapa tenaga bisa terkuras tak tersisa sementara dulu saya punya hobi yang begitu saya cintai yaitu membaca. Kenapa tuntutan pekerjaan bisa menjauhkan dari sesuatu yang justru membuat bahagia itu tetap ada? Saya rindu bermain, saya rindu ketika membaca terasa menyenangkan tanpa harus skiny dan bermain-main dengan pikiran saya sendiri ketika terlalu asik membaca.

  • Diskon, Bazar, Big Sale


Siapa yang tahan kalau lihat buku-buku di obral dengan separuh harga. Memang ya diskon ini godaan melebihi saat melihat iklan makanan di bulan puasa. Hehehe. Diskon erat kaitannya dengan kegilaan belanja shopacholic. Pengaruh diskon ini besar untuk penggila buku. Ada yang merasa tidak tega melihat buku diobral lalu memutuskan membelinya. Menariknya lagi ada yang sudah tahu masih punya persedian buku banyak tapi dipikiran mereka terlintas “Selagi murah, kapan lagi? kenapa nggak?”. Seolah ada suara-suara dari langit yang menghasut untuk beli, beli dan beli lagi.

  • Did Not Finish


Sudah terlanjur beli tapi ternyata setelah dibaca nggak sesuai dengan yang diharapkan. Alhasil baru baca beberapa lembar mulai jenuh lalu nggak selesai dibaca. Menemukan buku yang sesuai sama kita sama seperti menemukan jodoh. Kalau nggak cocok yang ditinggalkan. Buku-buku yang DNF seperti ini yang cukup mengganggu. Karena berbagai alasan ada pembaca yang memilih menunda baca buku tersebut lalu berniat membacanya lagi lain waktu. Kapan? Tentatif. Kalau sudah mood. Lalu menunggu mood datang kapan?

  • Aktivitas Selingan


Ketika lagi asik baca tiba-tiba dipanggil bos. Baru juga bab pertama tugas dan deadline menghampiri. Tinggal beberapa chapter lagi ingat besok Senin dan mata butuh tidur. Atau lagi bagian klimaksnya ibu manggil suruh bantu cuci piring. Sebal. Pernah nggak mengalami hal-hal remeh seperti itu? Remeh banget kelihatanya ya hanya karena urusan seperti itu membaca jadi terhenti. Mood buyar, lalu nggak tahu kapan bisa melanjutkan baca lagu. Tapi itu risiko kalau sudah ketemu pekerjaan, mesti ada yang diprioritaskan.

  • Membeli Karena Sekadar Ingin Beli

Alasan kamu belanja apa?
...
Pengin aja.

Sesederhana itu.

Hal-hal sederhana karena ingin, ingin, ingin dan ingin memang tidak bisa dijelaskan. Begitu saja terlintas, lihat-lihat katalog, stalk akun penerbit dan editor barangkali sudah keluar buku baru atau sembari istirahat jalan-jalan ke toko buku. Belanja adalah kenikmatan yang membutakan. Yang tidak terbiasa akan hanyut di dalamnya.

Menunda-nunda Membaca

Beberapa orang senang menunda membaca dengan alasan macam-macam. Nggak ingin kelamaan menunggu buku seri lanjutan terbit misalnya. Buku series terbitnya tentative. Dan sebagian orang merasa malas kalau harus menunggu sampai buku berikutnya terbit baru mulai membaca. Ditimbunlah buku itu, sampai series nya selesai. Sampai perang dunia keempat buku itu hanya jadi artefak. :p Tidak bisa dipungkiri kalau banyak hal yang mesti diprioritaskan lebih dulu. 


Masih banyak lagi penyebab awal muncul niat menimbun buku, misal menjamurnya akun-akun bookstagram, suscribtion box dan gaya hidup lainnya. 

"It's not too late to recover. You're young, you're tough. You're adaptable. You can patch up your wounds, lift up your head and move on." - Haruki Murakami

Berikut beberapa tips (yang saya yakini jitu) untuk mengurangi timbunan buku-buku Anda. Cek this out!


  1. Bawa buku setiap saat. Entah akan dibaca atau tidak yang penting bawa. 
  2. Beli buku cukup satu lalu langsung dibaca hari itu juga
  3. Buat jadwal waktu untuk membaca satu jam dalam sehari. Misal setelah mandi pagi, sebelum mulai kelas, sebelum jam masuk kantor, istirahat makan siang atau di jalan pulang.
  4. Bawa satu buku yang siap dibaca sebelum buku yang sedang kamu baca sekarang selesai. Makanya perlu ada stok buku atau ebook di gawai kamu. 
  5. Sekali merasa buku yang lagi kamu baca kurang 'sreg', tinggalkan. Buang jauh-jauh. Ganti dengan buku karangan penulis atau series favorit.
  6. Jangan menunda-nunda baca buku berseri sampai tamat seriesnya baru memutusan membaca. Hilangkan kebiasaan ini.
  7. Hiindari subsribe atau stalking promo-promo dari toko buku dan penerbit, kalau kamu sadar kamu adalah tipikal orang yang nggak kuat menahan diskon dan potongan harga. 

2 komentar:

  1. naca postingan ini jadi keingat masih banyak buku yg belum dibuka dan masih setengah jalan dibaca..errr

    suika-lovers.com

    BalasHapus
  2. suara-suara langit yang menghasut untuk membeli, haha..ha.. aku suka bang kalimat ini. emang bener, berawal dari promo akhir tahun ekmarin, saya borog buku , lha wong diskonya bisa msapi 50%, gimana nggak tergiur.
    awalnya sudah tak susun sesuai urutan baca, dan sudha niat nggak akan beli lagi seblum habis.. tapi,,, selangsatu bulan , bel lagi dan beli lagi.. akhirnya maah pada belum kebaca.. siip bang, saya juga akan mulai mengurangi timbunan..

    BalasHapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...