Rabu, 20 September 2017

[Review] The Sun Is Also Star

Judul: The Sun is Also a Star
Penulis: Nicola Yoon
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Tebal: 384 halaman
Penerbit: Spring, 2017
 Indonesian cover edition 


“How can you trust something that can end as suddenly as it begins?”
- The Sun Is Also Star
 
Blurb

Natasha, gadis kelahiran Jamaica yang percaya pada Sains. Baginya Sains adalah segalanya. Ia tidak percaya pada Takdir.

Daniel, lelaki keturunan Korea yang sangat puitis dan percaya bahwa takdir itu ada.

Kedua remaja dengan perbedaan pandangan itu bertemu. Secara tak sengaja,,, atau mungkin disebut takdir? Pertemuan itu membuat Daniel jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Natasha, ia percaya, bahwa semesta dan takdir telah mempertemukan mereka. Ia percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama.

Sebaliknya, Natasha menolak untuk percaya takdir. Ia berpikir semua hanyalah sebuah kebetulan. Ia tak ingin berharap terlalu banyak, pada apapun, terutama pada Cinta. Selagi hidupnya… masa depan nya dipertaruhkan karena kesalahan sang Ayah, ia tak mau menggantungkan hidup pada takdir.

Lalu apa yang akan dilakukan Daniel untuk meyakinkan takdir itu nyata? Tapi apakah sesungguhnya takdir itu ada… ataukah memang benar pendapat Natasha, bahwa yang ada hanyalah sebuah kebetulan belaka?

***
Natasha dan keluarganya pindah dari Jamaika sebagai imigran. Seperti setiap imigran yang datang ke Amerika, mereka berharap hidup yang lebih baik setelah kepindahan mereka. Tapi di tengah harapan itu keluarga mereka justru terancam di deportasi. Padahal, untuk Natasha Amerika sudah jadi seperti rumahnya sendiri. Nat tidak ingin pergi dan bersikeras mencari cara agar keluarga mereka berhasil diselamatkan.

Di tempat yang lain cowok keturunan Korea sedang menuntut kebebasannya. Namanya Daniel Jae Ho Bae, ia lahir dari keluarga miskin yang merupakan pendatang dari Korea. Mereka sekeluarga pindah ke Amerika Serikat. Kedua orang tuanya bekerja sangat keras agar mereka jadi kaya untuk bisa menyekolahkan Daniel dan adiknya samppai ke perguruan tinggi. Tapi orang tua yang sangat menaruh harap pada Daniel membuat ia terkukung. Ia bertekad untuk bebas dan mencapai hal-hal yang sebenarnya ia inginkan. Sampai suatu ketika takdir mempertemukannya dengan gadis negroid yang hampir dideportasi kembali ke negaranya.

Manusia adalah mahluk yang tidak masuk akal. Bukannya diatur oleh logika, kami diatur oleh emosi. Dunia akan menjadi tempat yang lebih bahagia kalau yang berlaku adalah kenyataan yang berlawanan.

Review

Selain John Green penulis young adult yang menurutku pandai meramu konflik remaja, Nicola Yoon pantas untuk disandingkan dengannya. The Sun is Also Star merupakan kisah spesial dua anak muda berbeda ras namun sesama pendatang yang menggantungkan hidupnya di negeri orang. 
Tapi keduanya sangat berbeda sekali dari segi karakter. Natasha adalah gadis yang realistis sekali. Terlihat setiap kali ia bercerita ia tidak berniat menggantungkan hidup pada sesuatu yang tidak pasti. Takdir dan cinta misalnya. Ia bukan gadis yang mudah menyerah. Ia tahu apa yang ia inginkan dan menempatkan sesuatu dengan semestinya. Namun ia hidup di New York, kota yang keras bagi imigran yang menyerbu mencari penghidupan. 

Sedangkan Daniel adalah apa yang tidak ada dalam diri Nat. Ia mempercayai mimpi sekaligus penulis puisi, hal-hal yang justru tidak diinginkan oleh ibunya yang menginginkan Daniel bekerja sebagai dokter. Hidupnya tak beraturan seketika berubah ketika ia bertemu dengan Nat. Ia tak tahu cinta akan berkembang begitu cepat saat pertama kali ia bertemu dengan gadis itu; Love at the first sight.

“I didn't know you this morning, and now I don't remember not knowing you.”  

Pertemuan mereka hanya berlangsung sehari, cinta keduanya tumbuh secepat itu juga. Tapi banyak hal luar biasa yang mereka lalui kala pertemuan itu. Cinta keduanya manis sekali walaupun terlihat biasa saja sebenarnya.
Seperti yang kukatakan, buku ini hanya berlangsung sehari namun terasa panjang dan lama. Penulis mengemas jalannya cerita menggunakan beberapa POV. Ada banyak sekali POV di buku ini, bahkan beberapa karakter lain ikut bercerita, alam bahkan teori-teori fisika pun bercerita. Tapi kelemahannya cerita jadi terasa lambat dan cukup membosankan. Eits, jangan menyerah dulu. Akhir ceritanya worth it dan MANIS. Aku suka dengan sentuhan akhir yang diberikan penulis dan cara ia menutup ceritanya.

3.5 bintang untuk Nat dan Daniel. 

“There’s a Japanese phrase that I like: koi no yokan. It doesn’t mean love at first sight. It’s closer to love at second sight. It’s the feeling when you meet someone that you’re going to fall in love with them. Maybe you don’t love them right away, but it’s inevitable that you will.” - Nicola Yoon




2 komentar:

  1. Berarti Nataha ngga percaya sama flat earth, ya wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk cewek kayak Nastasha pokoknya harus hal-hal logis deh. Nggak masuk akal ,,, cuss lewat. :D

      Hapus

Appeciate with my pleasure.

~ VS

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...